Pemkot Surabaya Pastikan Pasokan Aman
Baca Juga: Wali Kota Eri Minta Camat hingga Kepala PD Selesaikan Update Data Warga Miskin
SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Naiknya Harga Eceran Tertinggi (HET) tak hanya terjadi pada Minyakita. Tetapi juga terjadi pada elpiji (LPG) ukuran 3 kilogram. Hal ini membuat para pelaku usaha khususnya pelaku usaha kuliner, berteriak. Bahkan, mereka siap menurunkan besaran keuntungan (laba), agar bisa bertahan dan melayani konsumen.
"Kalau soal pengaruh (kenaikan harga dengan usaha), pasti ada pengaruhnya. Sebab, LPG menjadi salah satu bahan urgent bagi kita untuk mengolah makanan," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI) Jawa Timur, Indah Nugrowibowo ketika dikonfirmasi di Surabaya, Jumat (24/1/2025).
Apalagi menurut Indah, gejala kenaikan biaya produksi tak hanya akibat kenaikan harga elpiji 3 kg saja.
"Bagi kami yang produksinya setiap hari, kenaikan tersebut begitu terasa," tandas Indah.
Menyiasati kenaikan harga tersebut, masing-masing unit usaha memiliki startegi berbeda. Ada yang mengatur bahan baku, menyesuaikan ukuran, hingga mengurangi laba.
Langkah tersebut diambil karena dianggap lebih bijaksana dibanding menaikkan harga produk. "Untuk menaikkan barang, belum sampai ke sana sehingga masih kita hitung," kata pengusaha kue ini.
Ia menjelaskan, kenaikan ini berimbas kepada seluruh usaha sektor usaha kuliner. Terutama, para pelaku UMKM. "Sehingga, kami berharap kenaikan harga ini tetap disesuaikan dengan pendapatan masyarakat," katanya.
Pemkot Upayakan Stok LPG 3 Kg Aman
Baca Juga: RSUD Eka Candrarini Surabaya Terima Pasien BPJS Sejak Januari 2025
Kenaikan LPG memang berpotensi dapat mengurangi daya beli masyarakat. Pemkot Surabaya pun mengantisipasi lonjakan inflasi akibat kenaikan LPG tersebut.
Untuk itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sedang memperhitungkan dampak penyesuaian HET LPG 3 kg itu.
“Memang dampak kenaikan ini berpengaruh pada daya beli masyarakat. Tetapi, InsyaAllah pasokan elpiji, kalau disampaikan Pertamina aman,” kata Eri Cahyadi, Jumat (24/1/2025).
Dia mengaku sedang menyiapkan strategi supaya kenaikan harga elpiji tidak mempengaruhi kondisi ekonomi.
“Jangan sampai dengan kenaikan LPG ini inflasi juga akan naik drastis di Kota Surabaya,” ujarnya.
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) , lanjutnya, rutin mengadakan rapat untuk menghitung dan memantau kenaikan harga bahan pokok.
Baca Juga: Pengalihan Anggaran MBG Wakil DPRD Surabaya Minta untuk Perbaikan Fasilitas Sekolah
“Kami akan terus menghitung dan berkoordinasi dengan tim inflasi untuk memastikan kenaikan harga elpiji dan bahan pokok lainnya tidak berdampak besar pada inflasi di Surabaya,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (BPSDA) Surabaya, Vykka Anggradevi Kusuma menjelaskan bahwa perubahan HET LPG 3 kg serentak dilakukan pada 15 Januari 2025. Naik 12,5 persen, kini harga LPG 3 kg ada di angka Rp18 ribu dari yang awalnya Rp16 ribu.
Vykka menuturkan bahwa perubahan ini berdasarkan kesepakatan bersama antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten dan Kota, PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus dan Hiswana Migas, melalui SK Gubernur Jatim Nomor 100.3.3.1/801/KPTS/013/2024 tentang HET LPG Tabung Kg di Provinsi Jatim.
“Terkait adanya keputusan tersebut, kemudian Pak Wali (Eri Cahyadi) mengeluarkan Surat Edaran (SE) wali kota terkait perubahan harga dan imbauan kepada seluruh warga untuk membeli LPG tabung 3 kg di pangkalan resmi,” ujar Vykka.
Oleh sebabnya, Vykka menegaskan, meskipun ada penyesuaian HET, ketersediaan stok LPG di Surabaya aman. Jika ada pedagang yang menjual harga di atas HET, hal itu dimungkinkan karena mempertimbangkan biaya transportasi dan keuntungan. “Maka dari itu, kami imbau kepada masyarakat untuk membeli LPG di pangkalan resmi,” katanya. byb/alq/ril/rmc
Editor : Moch Ilham