Bupati Resmikan Tugu Desa Tertua untuk Kejayaan Lamongan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 27 Okt 2021 18:35 WIB

Bupati Resmikan Tugu Desa Tertua untuk Kejayaan Lamongan

i

Bupati menandatangani tugu desa tertua dengan simbol Garudamukha Prasasti Batu berbentuk tugu Lancip.SP/MUHAJIRIN KASRUN

SURABAYAPAGI.COM, Lamongan - Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi pada Rabu (27/10/2021) meresmikan Tugu Desa Tertua, di Desa Candisari Kecamatan Sambeng, dengan simbol Garudamukha sebagai spirit perjuangan Lamongan menuju kejayaan, sekaligus momentum titik balik kejayaan Lamongan yang telah dimulai sejak 1000 tahun lalu oleh Raja Airlangga.

Melalui Garudamukha, Bupati yang biasa disapa Pak Yes ini patut menjadi teladan dan spirit perjuangan dalam mencapai kejayaan Lamongan seperti yang dicita-citakan.

Baca Juga: Hari Pertama Masuk, Layanan Publik Lamongan Mulai Beroperasi

“Maka jelaslah bagi kita semua, bahwa hari ini adalah tepat 1000 tahun yang lalu Anugerah Raja Airlangga di kukuhkan. Tepat 1000 tahun lalu 'tugu kejayaan' atau Jayastamba Airlangga ditegakkan di bumi Lamongan ini," terangnya. 

Dengan demikian lanjutnya, tentu bukan suatu yang berlebihan jika dalam kesempatan ini, dirinya selaku Bupati Lamongan dengan mengambil spirit sejarah yang pernah terjadi di Desa Candisari ini, sekaligus mewakili kesejarahan wilayah Lamongan pada umumnya, menyatakan bahwa bulan Oktober tahun 2021 ini adalah Titik Balik Kejayaan Lamongan.

Bupati  juga mengungkapkan, dari data-data sejarah yang berhasil dikumpulkan oleh banyak peneliti, penggiat komunitas sejarah, dan peninggalan arkeologi yang masih ada di lapangan diperoleh gambaran yang cukup akurat mengenai kondisi wilayah Lamongan pada Abad 11 sudah merupakan wilayah yang ramai. "Tidak hanya sebagai arus perdagangan antar wilayah kota, namun sudah menjadi persinggahan perdagangan internasional," ceritanya.

Prasasti Cane katanya disamping berisi mengenai status Perdikan atas desa Cane juga mengatur tentang ketentuan pajak atas orang asing yang berdagang di wilayah Cane pada masa itu, seperti bangsa Arya (India), Sinhala (Thailand), Campa (Vietnam), khamir (Kamboja), Keling (India), dan lainya. Hal ini menunjukkan bahwa dimasa lalu wilayah Lamongan sudah menjadi persinggahan pedagang Asing dan telah mengenal perdagangan internasional. 

Baca Juga: Atasan dan Bawahan Ini Saling Berhadapan, "Partai" ASN Akhirnya Terbelah

Berbagai bentuk barang dagangan seperti kain, Kulit, benda porcelain, rempah-rempah, logam emas, perak, perunggu, besi, batu mulia, garam, juga komoditas kayu Cendana dll,” imbuh Bupati Yes.

 

Kegiatan yang bertempat di Bumi Perkemahan Mahoni Raya Desa Candisari Kecamatan Sambeng tersebut turut dihadiri para pegiat budaya, pelestari cagar budaya, pramuka, mahasiswa hingga para akademisi Universitas Airlangga.

Baca Juga: Warga Lamongan Selatan Kini Bisa Nikmati SPAM Mojolagres

Sekedar diketahui, tepat 1000 tahun lalu, kejayaan Lamongan telah dimulai. Hal ini dibuktikan melalui pengukuhan prasasti cane oleh Sri Maharaja Airlangga. Peristiwa penetapan Desa Cane, yang saat ini menjadi Desa Candisari Kecamatan Sambeng sebagai Sima Swatantra (daerah bebas pajak) dengan simbol Garudamukha sebagai lencana resmi kerajaannya yang dituangkan dalam sebuah batu gurit atau Prasasti Batu berbentuk tugu Lancip di bagian atasnya.

Anugerah dari Raja Airlangga tersebut diberikan untuk menghargai perjuangan dan dedikasi para penduduk Cane karena kesetiaannya dalam membantu perjuangan sang raja dalam menghadapi serangan musuhnya, bahkan rela menjadi benteng kekuatan di wilayah barat. jir

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU