Tuai Pro dan Kontra, Pasar Srimangunan Sampang Tetap Direlokasi

surabayapagi.com
Pedagang sayur di Pasar Srimangunan Sampang. Foto: Pemkab Sampang.

SURABAYAPAGI.COM, Sampang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, Madura terus berupaya  realisasikan rencana relokasi pedagang basah yang berada di kios Blok C Pasar Srimangunan ke Pasar Margalela yang terletak di Jalan Syamsul Arifin, Kelurahan Polagan, Sampang.

Blok C merupakan tempat penjual ikan dan sayur yang tergolong pedagang basahan. Dimana tempat itu tidak jauh dengan pedagang katagori kering, semisal kain, sandal, serta jenis lainnya.

Baca juga: Pj Bupati Sampang Ngacir Saat Didemo Ribuan Massa

Meskipun sebelumnya sempat menuai pro dan kontra, hal tersebut tidak mengurungkan niat Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Sampang untuk merelokasi pedagang pasar yang beralamat di Jalan KH. Wahid Hasyim itu.

Menurut Kepala Diskoperindag Kabupaten Sampang, Hj. Chairijah SH, MH, sesuai dengan konsep dari pemerintah daerah bahwa pasar itu harus dipisah antara pedagang basahan dengan pasar kering. Rencananya, Pasar Srimangunan akan dijadikan pasar modern ke depannya.

“Kita memang akan merelokasi sebagian para pedagang ikan dan sayuran yakni di Blok C saja, dan nanti rencana kedepannya Pasar Srimangunan tersebut akan dijadikan pasar modern,” kata Hj. Chairijah, Kamis (10/8/2023).

Ia mengatakan bahwa rencana relokasi telah terkonsep melalui kajian yang matang. Sehingga, segala kekhawatiran pedagang ikan dan sayur yang membuat mereka menolak direlokasi telah diperhitungkan sebelumnya. Adapun kekhawatiran itu, lanjutnya, berupa pembeli menjadi sepi dan pelanggan juga berkurang.

Baca juga: Harga Sempat Anjlok, Petani Garam di Sampang Siap Produksi Lebih Awal

"Kami yakin justru dengan direlokasi ke Pasar Margalelah maka para pedagang ikan maupun sayur tersebut akan lebih bersih serta tertata sesuai fungsinya," ujarnya.

Perlu diketahui bersama, kalau selama ini kondisi Pasar Srimangunan campur aduk antara pedagang kain, pakaian, sepatu serta sandal itu jadi satu dengan pedagang ikan dan sayur maupun dagangan lainnya.

"Kami ingin sekarang Pasar Srimangunan ini seperti PGS (Pusat Grosir Surabaya) dan pasar Turi Surabaya," tuturnya.

Baca juga: Kadisdik Minta Fair, Penilaian Jangan Ditutup-tutupi Baik Itu Anggaran

Selain itu, wanita yang akrab disapa Qorik itu menambahkan bahwa direlokasinya pedagang juga disebabkan karena faktor overload atau melebihi kapasitas para pedagangnya itu sendiri.

“Dari 385 pedagang pada tahun 2005, itu sekarang bertambah menjadi 674, bagaimana over load nya ini apakah pernah terpikirkan oleh mereka yang berdampak pada sepinya pembeli akibat terlalu banyaknya para pedagang di blok C,” pungkasnya. sa-01/cha

Editor : Redaksi

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru