Siap-siap, 21 SMP di Surabaya akan Bertatap Muka Lagi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 02 Agu 2020 22:00 WIB

Siap-siap, 21 SMP di Surabaya akan Bertatap Muka Lagi

i

Rencana KBM tatap muka sementara hanya akan dikhususkan untuk siswa SMP. Sementara untuk siswa SD, kegiatan KBM secara daring masih diprioritaskan. Seperti yang sedang dilakukan salah satu murid SD Al-Falah. Foto: Sp/orang tua umar

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Pandemi Covid-19 yang belum selesai, nampaknya membuat Pemkot Surabaya untuk mengambil ancang-ancang dengan memulai kembali aktivitas belajar mengajar bagi siswa di 21 SMP se Surabaya. Sayangnya, hal tersebut tidak dilakukan secara serentak diseluruh sekolah.

Baca Juga: 30 Agustus, PTM Terbatas di Wilayah PPKM Level II dan III Digelar

Hal ini diungkapkan Kabag Humas Pemerintah Kota Surabaya, Febriadhitya Prajatara, Minggu (2/8/2020), bahwa Pemkot Surabaya memiliki rencana untuk membuka Kembali Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka. "Jadi memang Pemkot Surabaya berencana akan memasukkan (pelajar), tapi tidak semuanya. Akan tetapi masih akan ada tahap kajian dan evaluasi terhadap wacana tersebut," kata Febri.

Febri juga menjelaskan, aka nada simulasi dan seleksi sekolah SMP yang akan didahulukan untuk dilaksanakan KBM tatap muka. Hal ini berkaitan dengan wilayah di Surabaya yang sudah masuk dalam zona hijau dari persebaran Covid-19.

"Jadi sementara akan ada tim dari pemkot untuk melakukan simulasi dan survey termasuk anaknya ini tinggal dimana, orang tuanya kerja apa. Itu nanti di detilkan sehingga diputuskan mana yang masuk dan mana yang tidak. Apalagi di kawasan perbatasan ini, perbatasan Surabaya gresik atau Surabaya sidoarjo," tambahnya.

Diambilnya rencana ini, menurut dia, dikarenakan adanya fenomena bersepeda yang tak jarang pula dilakukan oleh anak-anak di malam hari. "Ada fenomena yang terjadi di malam hari ketika anak-anak banyak yang bersepeda di jam 9-10 malam," ucapnya.

Sementara itu, ia menjabarkan perihal rencana pemberlakuan kembali aktivitas belajar secara tatap muka yang hanya diperuntukkan bagi siswa tingkat menengah saja. Lantaran pelajar SMP dinilai sudah bisa memahami kewajiban menerapkan protokol kesehatan.

 

Baca Juga: SMPN 6 Surabaya Simulasikan Prokes Guna Sambut PTM

Dilema Tatap Muka

Sementara, rencana pembukaan 21 SMP se Surabaya oleh Pemkot direspon salah satu pengamat pendidikan, Isa Anshori. Menurut Isa, lebih baik, diselesaikan terlebih dahulu penekanan Covid-19 di Surabaya serta menjaga kesehatan siswa ketimbang terburu-buru.

"Menurut saya, keputusan Walikota tersebut adalah sebuah dilema dan perlu dipahami lebih lanjut. Saya memahami jika beliau ingin menjadikan momentum ini untuk membuka sekolah kembali, namun juga tetap harus mempersilakan bagi mereka yang tetap ingin melanjutkan belajar daring," ujar Isa kepada Surabaya Pagi, Minggu (2/8/2020).

Isa juga mengatakan kekhawatiran mengenai kelanjutan proses pembelajaran masih banyak terjadi di masyarakat. Dirinya memahami jika sangat penting untuk menjaga kesehatan di saat pandemi Covid-19, namun dirinya juga tidak memungkiri jika hal tersebut sama pentingnya dengan belajar bagi siswa.

Baca Juga: KBM 100 Persen di Ponorogo untuk kelas X dan XI

Salah satu anggota Dewan Pendidikan Jawa Timur ini juga mengakui, banyak terjadi konflik kekerasan domestik yang melibatkan orang tua dan siswa saat melakukan proses belajar daring. "Menurut data dari Lembaga Perlindungan Anak Jawa Timur, data mengenai kekerasan domestik memang mengalami peningkatan. Harus diakui tidak sedikit konflik yang terjadi saat belajar daring. Lalu setelah terjadi konflik, kebanyakan siswa memilih keluar rumah untuk mencari hiburan. Inilah yang menjadi kekhawatiran," jelasnya.

Isa menambahkan jika tidak sedikit juga orang tua yang mempunyai banyak keterbatasan saat mendampingi atau memfasilitasi anaknya untuk belajar daring. Mulai dari keterbatasan kemampuan, hingga ekonomi.

Maka dari itu, menurutnya, hal yang paling efektif sekarang adalah bagi mereka yang menginginkan belajar di sekolah, pihak sekolah wajib melayani dan menerapkan protokol kesehatan. Namun jika ada yang berkenan belajar di sekolah, juga harus dipersilakan. adt/byt/rm

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU