Surabaya, Punya Rumah Isolasi OTG

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 25 Jun 2021 21:15 WIB

Surabaya, Punya Rumah Isolasi OTG

i

Plh Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono menyampaikan sambutan di sela peresmian pengoperasian Rumah Sakit Isolasi untuk OTG di area Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Jumat (25/6/2021).

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya- Plh Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono, resmikan Rumah Isolasi OTG (Orang Tanpa Gejala) di area Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Jumat (25/6/2021).

Rumah isolasi berkapasitas 168 bed ini akan bertempat di Gedung E2 Asrama Haji berlantai dua. Setiap lantai, terdiri dari 28 kamar ber-AC, dan setiap kamarnya berisi enam tempat tidur (bed) dengan kamar mandi dalam.

Baca Juga: Lokasi Isoter dan RS Lapangan di Malang Raya, Dicek

Di setiap lantainya, juga terdapat dua unit TV dan dua dispenser yang berada di ruang lobby untuk melengkapi kebutuhan pasien.

Seperti halnya RS Lapangan yang telah didirikan Pemprov Jatim, Rumah Isolasi OTG ini juga akan dilengkapi dengan fasilitas tempat olahraga seperti, tenis meja, raket badminton dan bola kaki.

Selain itu, juga ada cafe gratis dan tiga buah gazebo. Dua fasilitas relaksasi itu akan bertempat di lapangan seluas 500 meter persegi yang berada di depan gedung isolasi OTG.

Guna memaksimalkan pelayanannya, rumah isolasi OTG ini juga akan diampu oleh empat orang dokter, delapan perawat dan empat analis. “Ini merupakan upaya kita untuk mengurangi beban rumah sakit rujukan yang ada di Jawa Timur. Karena berdasarkan info semalam, BOR RS Rujukan, baik yang positif maupun OTG sudah melebihi 100 persen,” ujar Plh Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono.

Dengan adanya tambahan rumah isolasi OTG di Asrama Haji Sukolilo ini, maka Pemprov Jatim saat ini telah memiliki lima Rumah Sakit Lapangan Covid-19 di beberapa daerah dengan kapasitas berbeda.

Yakni, RS Lapangan Indrapura Surabaya dengan kapasitas 500 bed, RS Lapangan Ijen Boulevard Malang dengan kapasitas 300 bed, RS Lapangan Joglo Dungus Madiun berkapasitas 150 bed, Rumah Isolasi OTG di BPWS Bangkalan dengan kapasitas 550 bed dan Rumah Isolasi OTG di Asrama Haji Sukolilo dengan kapasitas 168 bed.

 

Sudah Sentuh 89%

Sampai Jumat kemarin, Bed Occupancy Rate (BOR) atau persediaan tempat tidur rumah sakit rujukan Covid-19 di surabaya terus alami kenaikan. Saat ini menyentuh angka 89,19 persen.

Pemkot Surabaya berharap masyarakat benar-benar mentaati protokol kesehatan (prokes) meski sudah menjalani vaksinasi.

Ketersediaan tempat tidur di 59 rumah sakit rujukan Covid-19 di Surabaya semakin menipis, lantaran jumlah keterisian tempat tidur terus mengalami peningkatan.

Baca Juga: Omicron Sudah di Jakarta, Surabaya Siaga

Untuk BOR ruang ICU dengan ventilator, keterisian sudah diangka 90 persen. Sementara untuk ruang ICU tanpa ventilator, keterisian berada di angka 95 persen.

Kabag Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara mengatakan, terjadi peningkatan BOR rumah sakit sebesar 89,19%. "Harapan kami, tertib prokes walau sudah di vaksin karena kondisi seperti ini," ujarnya.

Berdasarkan data terakhir dari Dinas Kominfo Jawa Timur, jumlah kasus aktif Covid-19 di Surabaya mencapai angka 350 kasus dengan penambahan 62 kasus baru dalam 1 hari.

Pada hari Rabu, 23 juni 2021 lalu, ada lonjakan kasus Covid-19 Pemkot Surabaya mengimbau kepada warga untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Sementara, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya hingga 25 Juni 2021, menginformasikan dua orang dokter di Surabaya meninggal akibat terpapar Covid-19 dan saat ini sebanyak 75 dokter dinyatakan telah positif Covid-19. Dari 75 dokter, 17 orang di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit, 58 melakukan isolasi mandiri. "75 dokter IDI Surabaya yang sedang terpapar, Dua orang telah dinyatakan gugur,” kata Ketua IDI Surabaya Brahmana Askandar, dalam rilisnya yang diterima Surabaya Pagi, Jumat (25/6/2021)

”Keluhan mereka ringan. Di antaranya nyeri otot dan batuk ringan. Itu isolasi mandiri. Yang 17 karena ada keluhan yang perlu observasi sehingga perlu masuk rumah sakit,” imbuhnya Brahmana.

Baca Juga: Varian Delta Plus Ancam Surabaya

Dokter yang terpapar sebagian besar bertugas untuk merawat pasien Covid-19. Dalam pengamatannya, lonjakan kasus di Surabaya turut berpengaruh besar pada jumlah dokter yang terpapar Covid-19. ”Jelas terpengaruh lonjakan kasus ini. Kalau sumbernya tinggi pasti kemungkinan terpapar juga semakin tinggi,” papar Brahmana.

Untuk itu, dia berharap agar di hulu atau sumber penularan bisa lebih diperhatikan untuk pencegahan dan kurangi mobilitas. Sebab, dia khawatir makin banyak dokter yang terpapar.

”Kalau dokter terpapar itu kan kualitas layanan kita untuk masyarakat bisa menurun. Alat kesehatan bisa dibeli karena banyak memberikan donasi banyak. Tapi tenaga atau SDM kan susah,” ucap Brahmana.

Ia pun mengimbau agar masyarakat benar-benar disiplin menerapkan protokol kesehatan. Hal itu, kata Brahmana, dapat meminimalisasi risiko terjadinya penularan.

IDI sebelumnya mencatat 61 dokter meninggal setelah terpapar Covid-19 sepanjang Februari-Mei 2021. Dari puluhan kematian itu, 14 di antaranya sudah mendapat suntikan dosis vaksin Covid-19.

Sedangkan data Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mencatat jumlah tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 mencapai 324 orang dalam kurun 15 Mei-19 Juni 2021. Sebanya 23 orang di antaranya meninggal dunia. sem/ang/cr5/ana

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU