Pasien Covid-19 di RSLI Mayoritas dari Klaster Keluarga

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 28 Jun 2021 22:20 WIB

Pasien Covid-19 di RSLI Mayoritas dari Klaster Keluarga

i

Pasien klaster keluarga meningkat di RSLI. SP/Semmy Mantolas

SURABAYAPAGI, Surabaya - Selama sepuluh hari terakhir, jumlah pasien covid-19 yang berasal dari klaster keluarga di Rumah Sakit Lapangan Indrapura terus meningkat. Peningkatan ini mencapai 63,4 persen.

Hal ini disampaikan oleh Penanggung Jawab Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI), Laksamana Pertama TNI dr. I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara, Senin (28/06/2021). "Dari data Relawan Pendamping Keluarga Pasien Covid-19 RSLI nampaknya klaster keluarga dan institusi kembali mendominasi pasien RSLI, peningkatannya mencapai 63,4%," kata dr. Nalendra

Baca Juga: Kota Surabaya Raih Skor Tertinggi, Penghargaan Penyelenggaraan Pemerintah Berkinerja Tinggi

Musabab kenaikan klaster keluarga merupakan lanjutan dari liburan panjang pasca lebaran serta kendurnya masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan (prokes).

Jumlah pasien yang dirawat di RSLI  hingga pukul 15:30 WIB mencapai 358 orang. Jumlah ini terdiri dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) 62 orang, Kluster Madura sebanyak 21 orang dan pasien kluster keluarga maupun instansi sebanyak 277 orang. 

Angka ini diperkirakan akan terus bertambah, mengingat masih ada sekitar 213 orang yang telah masuk dalam daftar antrian masuk (inden) di RSLI).

"Awal Juni komposisi pasien lebih didominasi dari PMI dan klaster Bangkalan, namun sepuluh hari terakhir jumlah pasien dari kluster keluarga meningkat tajam hingga 63,4 persen," terangnya.

Kasus konfirmasi yang terus bertambah ini kata dr. Nalendra, dikhawatirkan akan mempengaruhi imunitas dari tenaga kesehatan (nakes) baik dokter maupun perawat.

"Yang jadi perhatian kami adalah kawan-kawan nakes [sudah] kelelahan. Kita harus pahami bersama bahwa begitu nakes kelelahan imunnya turun dan akan mudah terinfeksi," katanya

Oleh karenanya, dia menghimbau kepada semua pihak untuk lebih taat dan ketat dalam menjalankan protokol kesehatan khususnya 5M plus 1 yakni menghindari makan bersama.  

Tak hanya itu, bagi yang masyarakat yang terpapar covid-19 atau yang merasa mulai ada gejala covid-19 utamanya gejala ringin, dianjurkan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah saja. Pertimbangannya karena rumah sakit saat ini sudah banyak yang penuh, intensitas serta paparan covidnya semakin banyak dan sangat berpotensi menular. 

"Silahkan melaporkan kondisi ke Puskesmas terdekat, nanti akan dibantu untuk menjalani isolasi mandiri, selain bisa pula mendapatkan informasi tentang panduan isolasi mandiri di situs covid-19 pemerintah," katanya menyarankan.

Baca Juga: Permintaan Tinggi, Imigrasi Kelas I Surabaya Tambah Kuota M-Paspor 200 Slot Per Hari

 

Antisipasi Klaster Keluarga

Pemerintah Kota Surabaya akan terus menekan penyebaran Covid-19 di tiap kampung. Bahkan untuk menekan munculnya klaster keluarga, Pemkot Surabaya akan menurunkan tim Swab Hunter untuk melakukan tes swab massal di kampung yang terkondisi muncul klaster keluarga.

Salah satunya di Kampung Simo Sidomulyo Kelurahan Petemon, Kecamatan Sawahan, di mana terdapat satu keluarga terkonfirmasi positif Covid-19.

Dia menjelaskan, di Kampung Simo Sidomulyo terdapat satu keluarga yang terdiri atas lima orang telah terpapar Covid-19. Bahkan, di RT lain yang masih dalam satu RW di kampung ini juga ditemukan tiga warga hasilnya reaktif berdasarkan tes antigen. Sementara untuk Swab PCR masih menunggu hasilnya keluar.  "Ini ada satu keluarga yang terkena 5 orang. Ini kan klaster keluarga. Ada lagi di RT lain ada tiga, tapi belum keluar PCR-nya," ujarnya.

Selain mengingatkan penerapan protokol kesehatan terus diperketat, Eri meminta kesediaan warga untuk di tes swab massal mengingat daerah tersebut cukup padat penduduk, sehingga interaksi antarwarga cukup intens. Swab massal adalah bagian dari tracing (penelusuran).

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Surabaya Sambut Delegasi Perdagangan dari Tiongkok

“Kulo nyuwun ngapunten, tolong warga bersedia diswab. Ini prosedur penanganan, ketika ada tes lalu positif, tracing harus dilakukan. Jadi akan dilakukan swab di kampung, untuk segera tahu bila ada yang positif, ini demi keselamatan panjenengan semua,” ujar Eri kepada warga.

Di sela-sela blusukan kampung, Eri juga terus meminta tolong kepada warga agar taat protokol kesehatan. “Kita tidak boleh egois. Bayangkan kalau kenek anak bojone, pasti nyesel sak umur uripe (Bayangkan kalau kena Covid-19 anak istri/suaminya, pasti menyesal seumur hidup). Jangan sampai ada penyesalan, karena itu ayo kita jaga diri dan jaga keluarga,” ujarnya.

Wali Kota Eri mengatakan, Pemkot Surabaya menerapkan standar penanganan Covid-19 berbasis RT. Apabila dalam satu RT ditemukan 3 sampai 5 kasus Covid-19, seharusnya dalam satu wilayah itu ditutup dan dilakukan swab massal semua warganya.

Bagi yang hasil swab PCR negatif, akan dilakukan vaksin bila memang belum menerima vaksin. Sedangkan warga yang positif, langsung ditangani dan diisolasi.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini menjelaskan, pedoman yang disiapkan ini bukan bertujuan untuk menutup total kampung atau lockdown. Tapi, membatasi mobilitas atau pergerakan keluar masuk warga. "Jadi sebenarnya bukan lockdown. Kita batasi masuknya. Kita sepakati nanti dengan pengurus RT/RW," terangnya. sem/alq/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU