Aspal Sirkuit Mandalika Lebih Berkualitas Dari Sirkuit Sepang

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 17 Agu 2021 15:11 WIB

Aspal Sirkuit Mandalika Lebih Berkualitas Dari Sirkuit Sepang

i

Sirkuit Mandalika. SP/ MotoGP

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Kualitas track lane Sirkuit Mandalika yang kini sudah rampung diklaim lebih baik dari aspal di Sirkuit Sepang, Malaysia lantaran lapisan aspal paling atas di lintasan itu dibuat dengan kualitas aspal terbaik.

Jenis aspal yang digunakan tersebut tentu tidak sembarangan. PT Indonesia Tourism Development Corporation (PT ITDC) mendatangkan langsung aspal dari Inggris untuk memoles lapisan ketiga atau lapisan paling atas. Adapun lapisan aspal atas yang digunakan berjenis Stone Mastic Asphalt (SMA).

Baca Juga: Masih Dibekap Cedera, Alex Rins Dipastikan Absen di MotoGP Inggris 2023

Direktur Konstruksi Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Dwianto Eko Winaryo, mengatakan bahwa track lane dengan aspal SMA. Aspal SMA pun tergolong baru, dan hanya ada beberapa sirkuit yang menggunakan.

"Tidak semua sirkuit di dunia menggunakan aspal jenis ini. Karena produknya baru keluar 2015. Yang sudah itu baru Silverstone, Dubai, dan Phillip Island. Sepang pun belum, karena dibangun 2012 pada saat itu belum ada aspal seperti ini," kata Dwianto, Selasa (17/8/2021).

Baca Juga: Paruh Pertama MotoGP 2023, Luca Marini Puas dengan Performa Tim

Ia menyatakan ada sejumlah keunggulan memakai aspal Stone Mastic Asphalt ini. Salah satunya, pembalap tidak mudah tergelincir saat kondisi hujan. Hal ini akan mengurangi risiko pembalap terjatuh saat melintas di trek basah.

Untuk mendukung penggunaan SMA ini, pihaknya mendatangkan batu Tau agregat kasar dari Palu, Sulawesi Tengah. Batu Palu terkenal dengan kekerasannya.

Baca Juga: Miller Minta Pembalap Lain Berhenti Mengeluh

Total ada tiga lapis aspal di track lane Sirkuit Mandalika, yang memiliki panjang 4.310 m (4,3 km) dengan 17 tikungan. Lapisan aspal bawah menggunakan batu dari Lombok Utara dan Lombok Timur. Selain itu batu Tau agregat kasar juga didatangkan dari Palu, Sulawesi Tengah, untuk memperkuat struktur lintasan utama.

Material Additives Cellulose Fiber dari Jerman juga didatangkan untuk bisa merekatkan batu dan aspal, serta Limestone Filler yang berasal dari Ponorogo dan Probolinggo, Jawa Timur. Dsy16

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU