Bebas Bersyarat, Umar Patek Kunjungi YLP Binaan Adik Amrozi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 13 Des 2022 18:49 WIB

Bebas Bersyarat, Umar Patek Kunjungi YLP Binaan Adik Amrozi

i

Umar Patek saat membentangkan bendera merah putih bersama pimpinan YLP Ali Fauzi dan eks Kombatan di Tenggulun Kec Solokuro Lamongan. SP/MUHAJIRIN 

SURABAYAPAGI.COM, Lamongan - Setelah dinyatakan bebas bersyarat, Hisyam alias Umar Patek mengunjungi Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) binaan dari Ali Fauzi, adik kandung terpidana mati bom Bali di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan, Selasa (13/12/2022).

Kedatangan Umar Patek yang pernah ikut berpartisipasi dalam eksekusi bom Bali I itu, sebelumnya dijemput oleh pentolan YLP Ali Fauzi di kediamannya yang ada di Sidoarjo. 

Baca Juga: Nabung Selama 6 Tahun, Pencari Rumput Asal Lamongan Naik Haji

Kedatangan ke YLP Ini merupakan kali pertama Umar Patek menunjukan diri setelah dinyatakan bebas bersyarat, dengan mengenakan blangkon dan tampak badanya agak gemuk. Kedatangan di tanah kelahiran Amrozi dan Muklas ini Umar menginjakan kaki di YLP. Sejumlah kombatan dan eks napi teroris menyambut kedatangan Umar Patek.

"Inilah mas Umar, orang yang paling dicari oleh pemerintah Amerika Serikat saat itu, dan kepalanya sempat dihargai setara Rp 4 miliar. Kini dia berubah dan meneguhkan diri kembali ke pelukan NKRI," kata Ketua YLP Lamongan, Ali Fauzi kepada wartawan.

Disebutkan olehnya, kedatangan Umar Patek di Yayasan yang dipimpinnya dalam rangka silaturahmi, dan kembali ke pangkuan ibu Pertiwi, bahkan pihaknya siap berkolaborasi menjadi duta perdamaian meninggalkan faham radikal ekstrimisme.

"Saya yang menjadi penjaminnya, beliau menyatakan setia pada NKRI. Maka dengan ini harapannya bisa bersama-sama menumpas faham terorisme yang masih ada di negeri ini," ujar Ustaz Ali panggilan akrab adik kandung almarhum Amrozi ini menegaskan.

Baca Juga: Baliho Background Biru Laut Kaji Ghofur Bertebaran, Pesan Apa yang Ingin Disampaikan...?

Sementara itu, Umar Patek berikrar dan berkomitmen menjadi pribadi yang lebih baik, juga siap menjalankan serangkaian program deradikalisasi yang diberikan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Saya bersedia membantu dan menanggulangi aksi terorisme, saya patuh dan tunduk dengan pemerintah memberi bantuan bagaimana cara meredam gempuran aksi teror di Indonesia," terangnya.

Sekedar diketahui Umar Patek merupakan lulusan kamp pelatihan militer di Afghanistan dan Pakistan pada 1990-an ini juga pernah ikut terlibat dalam konflik yang terjadi di Ambon dan tragedi Bom Natal. Selain itu, Umar Patek juga pernah bergabung di Moro Islamic Liberation Front, Mindanao, pada 1995.

Baca Juga: Jelang Idul Adha, Ketersediaan dan Hewan di Lamongan Aman

Saat itu menurut pengakuan Sawad, salah satu teroris yang tertangkap, mengaku mengenal Umar Patek di Pakistan sekitar 1991. Mereka berada di Pakistan karena menjadi mahasiswa di sebuah akademi militer setempat.

Di Pakistan, Sawad menghabiskan waktu bersama Patek selama tiga tahun untuk belajar berperang. Di sana mereka mendapat pelatihan menembak, membuat bahan peledak, serta membaca peta. Dari Karachi, Pakistan, Sawad pergi ke Manila, lalu menuju Kota Batu di Mindanao.

Meski pernah ikut berlatih dalam pelatihan militer di kamp militer Jamaah Islamiyah di Hudaibiyah, Filipina, Umar Patek membantah pernah menjadi jamaah Islamiyah. "Tidak, saya tidak pernah di Jamaah Islamiyah," ujarnya kala itu. jir

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU