Ekonomi Global Bergejolak, Bos BI Minta Tetap Waspada

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 30 Jan 2023 14:13 WIB

Ekonomi Global Bergejolak, Bos BI Minta Tetap Waspada

i

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto: Bank Indonesia.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa kondisi perekonomian global masih bergejolak di tahun 2023 ini. Maka dari itu, ia meminta seluruh pihak tetap waspada akan dampak tekanan perekonomian global terhadap Indonesia meski ekonomi dalam negeri mulai pulih.

Perbaikan perekonomian dalam negeri memang tercatat sudah berjalan sejak akhir 2021 dan makin kuat di 2022. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi kuartal I-III tahun lalu konsisten berada di atas 5 persen.

Baca Juga: Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen

"Global masih belum bersahabat dan bergejolak, tapi dengan keyakinan mari kita optimis," kata Perry dalam acara peluncuran Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022, Senin (30/1/1).

Adapun gejolak ekonomi global tahun ini masih dipengaruhi oleh dampak pandemi Covid-19 dan konflik Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai. Kondisi ini menyebabkan kenaikan inflasi yang menghambat laju pemulihan ekonomi di berbagai negara.

Kendati demikian, BI optimistis dan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan mencapai 4,5% hingga 5,3%. Menurutnya, ekonomi Indonesia berpotensi menembus 5 % jika berkaca pada pertumbuhan ekspor yang meningkat dan juga konsumsi masyarakat yang menguat.

"Pada tahun 2023, BI memperkirakan bahwa perekonomian Indonesia bisa ke atas dalam kisaran 4,5% sampai 5,3%. Bisa sekitar 5,1% bahkan 5,2%, tidak hanya dari ekspor tetapi juga konsumsi swasta yang meningkat," jelasnya.

Proyeksi ini didasarkan pada kian membaiknya sektor konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat pasca penghapusan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kebijakan Masyarakat (PPKM).

Baca Juga: BI Sebut Dolar AS dan Emas, Aset Aman

Selain konsumsi rumah tangga, faktor pendorong petumbuhan ekonomi nasional di tahun ini adalah terkendalinya laju inflasi. Perry meyakini bahwa tingkat inflasi inti akan berada di bawah 4% pada semester I-2023 dan inflasi umum diharapkan bisa berada di bawah 4% setelah adanya based effect kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada September tahun lalu.

"inflasi dari 5,5 persen kami pastikan inflasi inti di semester satu (2023) di bawah 4 persen," ujarnya.

Perry menuturkan bahwa laju inflasi di Indonesia saat ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan negara lain.

Baca Juga: Heboh! Penerbitan Uang Kertas Pecahan Baru BI, Bernominal Rp 1.0

"Bandingkan dengan dunia yang masih high inflation. Kami perkirakan bahwa transaksi berjalan akan balance sekitar 0%, neraca pembayaran akan surplus," ucapnya.

Sebelumnya, BI memperkirakan tingkat inflasi pada bulan lalu akan menyentuh angka 6,5%. Namun nyatanya, inflasi tersebut turun lebih cepat dari perkiraan menjadi 5,51%.

"Suatu capaian jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang banyak mengalami inflasi di atas 8%," tutupnya. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU