Erick Thohir, Diantara Mafia Bola dan Jin

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 20 Feb 2023 20:32 WIB

Erick Thohir, Diantara Mafia Bola dan Jin

i

H. Raditya M Khadaffi

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Mafia bola dan judi bola, tak ubahnya jin dan iblis. Ia berfungsi kakak-adik. Bahkan ayah dan anak. Hubungannya simbiosis mutualis.

Mengingat keduanya sama-sama makhluk Allah yang tercipta dari api. Iblis adalah bapak dari jin. Kejelekannya keduanya sama-sama mendurhakai Allah yang menciptakan.

Baca Juga: Sandra Dewi, Perjanjian Pisah Harta, Sebuah Strategi

Juga bandar judi dan mafia bola. Makanya saya ingin tahu nyali Erick Thohir yang juga mahluk ciptaanNya. Apakah Erick bermental baja bisa memadamkan api secara sendirian?

Catatan jurnalistik saya menyebut kasus demi kasus pengaturan skor bola terus menjadi hantu dalam industri sepakbola.

Dan ini tak cuma Indonesia, pengaturan skor juga mewabah di berbagai belahan dunia.

Kompetisi sekelas Serie A hingga Liga Champions saja terjangkit dengan penyakit akut tersebut. Saya mencatat kasus Calciopoli, meski gerakannya bak kentut tapi akhirnya bisa terkuak juga.

Dalam kasus tersebut, pengaturan tak cuma meliputi skor pertandingan. Juga soal manajemen laga, mulai dari penunjukkan wasit dan lainnya.

Dan akhirnya, Calciopoli menjerat Juventus. Klub papan atas di Italia ini terdegradasi ke Serie B dan membuat sepakbola Italia tercoreng.

Juga Liga Champions pernah dihebohkan kasus pengaturan skor. Itu terjadi di 2009, dan sifatnya masif.

Ternyata ada tiga laga yang dicurigai tercemar pengaturan skor. Semua berasal dari fase kualifikasi. Ditotal, dengan Liga Europa, ada tujuh pertandingan aneh yang diinvestigasi dan melibatkan tiga wasit serta satu orang dalam UEFA. Kasus tersebut diyakini menjadi yang terbesar dalam pengaturan skor di sepakbola Eropa.

Juga ada guncangan dalam kompetisi LaLiga. Ada pengaturan skor massal. Beberapa orang ditangkap. Yang mengejutkan, mantan pemain Real Madrid era Los Galacticos, Raul Bravo, menjadi kepala dalam operasi pengaturan skor LaLiga di musim 2018/19. Masya Allah.

 

***

 

Menurut laporan dari Reuters, setidaknya ada 80 negara yang terlibat dalam jaringan mafia sepakbola internasional.

Dari 80 negara itu, ternyata ada lima negara yang menjadi sarang para mafia sepakbola. Indonesia belum termasuk. Dua negara yang tersorot Italia di Eropa dan Singapura mewakili Asia.

Catatan saya, Mafia dan Italia dua kata yang sulit untuk dilepaskan. Italia dikenal sebagai sarangnya para elit mafia bola.

Bahkan sempat Presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis menyebut Italia sebagai negara mafia karena saking dekatnya dengan kelompok tersebut. Bila diingat, kasus terbesar yang pernah terungkap di sepakbola Italia adalah kasus calciopoli pada medio 2006 silam.

Dan siapa sangka, negara kecil seperti Singapura telah dikenal sebagai surganya para mafia bola. Bahkan para mafia bola yang berada di Singapura justru memegang kendali sejumlah liga di Eropa.

Saya teringat, pada 2015 silam ada kasus di mana Tan Seet Eng menjadi buah bibir pencinta sepakbola dunia karena perbuatannya sebagai mafia bola yang berada di Singapura.

Ternyata, Tan Seet Eng diduga telah melakukan pengaturan hasil pertandingan di lebih dari 700 laga di seluruh dunia.

Ini sekedar contoh mafia bola. Ia bekerja layaknya mafia pada umumnya, Mafia Sepakbola bergerak di balik bayang-bayang untuk mengatur segala hal yang terjadi di suatu pertandinagn sepakbola.

Terbanyak modus yang dilakukan Mafia Sepakbola terbagi menjadi dua, pertama match fixing atau yang akrab disebut pengaturan skor. Cara kedua dengan match setting atau pengaturan pertandingan.

Dan dari dua modus tersebut, match fixing menjadi yang paling sering terdengar. Sebab pengaturan skor biasanya dilakukan karena untuk masalah perjudian.

Ini tak dipungkiri, judi bola menjadi alasan mengapa mafia sepakbola tetap ada sampai asat ini.

Misal dalam modus match fixing, skor sudah lebih dulu ditentukan sebelum laga berlangsung. Sementara pengaturan pertandingan hanya menentukan siapa yang menang dan kalah tanpa mempedulikan skor. Subhanallah.

Dalam melaksanakan pekerjaannya itu, konon bandar judi akan mencoba mendekati seorang runner, sebutan untuk pihak yang memiliki jaringan dengan suatu kompetisi sepakbola yang ingin dijadikan target yang ingin dijadikan target pengaturan skor.

Selain bandar dan runner, ada juga istilah godfather yang memiliki peran menjadi penghubung antara bandar dengan kompetisi sepakbola yang diincar. Konon sosok godfather itu adalah orang-orang yang mengenal langsung kompetisi sepakbola tersebut dan tentunya mengenal para runner. Godfather bisa ada di klub dan pengurus sepakbola.

Baca Juga: Budi Said, Dituding Mafia Tanah, Apa Iya??

Praktis, mafia sepakbola memiliki kekuatan untuk menentukan hasil dari pertandingan sepakbola yang biasa dikhususkan untuk judi bola.

Akal sehat saya bilang akan mengurangi rasa keseruan dari olahraga sepakbola. Makanya pecinta bola sangat ingin melihat Mafia Sepakbola tak ada lagi. Beda dengan pekerja judi yang mengais Cuan dari pertandingan sepakbola.

 

***

 

Catatan jurnalistik saya ada nama Anggota Komite Eksekutif (EXCO) Haruna Soemitro.

Arek Suroboyo ini pernah mengatakan kalau PSSI tidak terlalu fokus pada pemberantasan match fixing yang diinisiasi oleh mafia bola.

Maka itu kedatangan Iwan Bule dalam siniar Close the Door milik Deddy Corbuzier makin memperjelas kehadiran mafia bola di Indonesia. Jenderal bintang tiga ini mengonfirmasi kalau mafia bola di Indonesia memang benar adanya.

Iwan Bule, yang juga seorang aparat hukum mau bicara soal mafia bola di Indonesia, termasuk di Dalam Klub. Ada apa?

Padahal keberadaan mafia bola di lingkungan sepak bola Indonesia sudah meresahkan masyarakat. Dan ketua umum PSSI, masih membenarkan kehadiran mereka.

Kini, era Erick ada bantuan dari FIFA untuk mengatasi kemelut sepak bola tanah air.

Apakah era Erick, akan ada petinggi PSSI, digelandang polisi seperti anggota Exco PSSI Johar Lin Eng dan anggota Komdis PSSI Dwi Irianto alias Mbah Putih. Wait and see.

Kini, Erick Thohir Terus Dapat Dukungan usai Pimpin PSSI. Termasuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit. Kapolri bahkan membentuk Satgas Antimafia bola.

Mampukah Erick yang sama sama mahluk ciptaan Tuhan, menjinakan jin dan iblis yang berpenampilan bandar judi dan mafia bola.

Baca Juga: Jual-beli Opini WTP, BPK Minta Rp 40 M

Secara politis, kini PSSI mulai berjanji untuk menunjukkan diri sebagai institusi yang anti mafia bola.

Jawaban tersebut direalisasikan dengan langkah nyata, yakni PSSI menjalin kerjasama dengan Polri.

Ini terkait pemberantasan pengaturan skor dan mafia bola. Bisakah Erick, menangani pengaturan skor dan mafia bola di Indonesia.

Erick mesti sadar bahwa aktivitas match-fixing telah dilakukan di dalam klub. Meski dapat dipastikan tidak semua klub terlibat dalam kegiatan tersebut, umumnya klub papan atas.

Saya masih punya ingatan kuat ucapan seorang pengurus PSSI bahwa

di belahan dunia mana pun, pengaturan skors itu ada. Bos judi dan mafia bola umumnya menginginkan satu pertandingan dikalahkan atau dimenangkan. Tentu mereka mesti memengaruhi pemain atau juga klub.

Hal pasti, Erick yang berangkat dari Menteri mesti harus disadarkan. Keberadaan mafia bola di lingkungan sepak bola Indonesia sudah meresahkan masyarakat bahkan sudah ngoyot (mengakar).

Sebagai menteri yang merangkap Ketua Umum PSSI, pekerjaan Erick Thohir akan berlipat lipat. Apalagi jelang Pilpres 2024, yang konon pria kelahiran Lampung ini akan nyapres juga.

Saat ini Erick punya bisnis yang tersebar di banyak bidang; ada keuangan, olahraga, hiburan, hingga media massa.

Bandar judi yang saya tahu punya relasi luas di kalangan bisnis apa pun.

Bandar Judi bisa juga jadi khodam yaitu Jin pendamping manusia. Ia termasuk dalam kategori Jin yang baik.

Bagi orang tertentu, tahu Khodam adalah makhluk halus yang berasal dari benda-benda pusaka atau ilmu kebatinan yang bisa dipanggil untuk keperluan tertentu.

Konon ada sejumlah manusia tertentu yang didampingi Khodam atau Jin pendamping yang konon berasal dari ilmu leluhur yang diturunkan kepadanya.

Namun, tidak semua orang bisa memiliki Khodam. Hal ini karena Khodam atau Jin pendamping hanya akan mengikuti orang yang rajin beribadah, berdoa, rajin berpuasa hingga melakukan amalan-amalan tertentu. Nah, dimana keberadaan terkuat Erick sekarang ini diantara posisinya sebagai menteri, pengurus PSSI, calon Capres (politisi), pebisnis dan orang yang rajin beribadah? Mari kita ikuti sepak terjangnya dalam menaklukan bandar judi dan mafia bola. ([email protected])

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU