Kecam Tindakan Tentara Israel di Masjid Al-Aqsa, MUI: Terorisme Israel Harus Dihentikan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 07 Apr 2023 10:18 WIB

Kecam Tindakan Tentara Israel di Masjid Al-Aqsa, MUI: Terorisme Israel Harus Dihentikan

i

Seorang jamaah Palestina menyapu puing-puing setelah penggerebekan oleh polisi Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Rabu (05/04/2023). SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Palestina - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam tindakan penyerangan oleh polisi Israel terhadap warga Palestina yang sedang beribadah di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem pada Rabu (05/04/2023).  Tindakan polisi israel tersebut dinilai tidak terhormat dan merusak prinsip-prinsip HAM.

Tindakan Israel ini tidak saja tidak terhormat, akan tetapi juga telah merusak prinsip-prinsip HAM yang seharusnya dijunjung tinggi oleh siapa saja yang berakal sehat dan berbudi luhur," kata Ketua MUI Hubungan Luar Negeri dan Kerja sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim.

Baca Juga: Diklaim Ganggu Perang, Menteri Israel Serukan Aksi Hapus Bulan Suci Ramadhan dari Kalender

Disisi lain, serangan seperti ini bukan kali pertama dilakukan, tapi sudah berkali-kali. Perbuatan Israel, lanjut dia, telah menghina dan menghancurkan umat Islam.

"Saya menyatakan kesedihan mendalam karena hak-hak beragama umat Islam telah dengan sangat gamblang dihinakan dan dihancurkan oleh pemerintah zionis Israel dengan sengaja. Ini bukan kali pertama dilakukan, tapi sudah berkali-kali," tuturnya, dikutip Jumat (07/04/2023).

"Bulan suci Ramadhan di mana umat Islam meningkatkan ibadah mereka di Masjidil Aqsha telah dijadikan sebagai momentum dan alasan bagi Israel untuk melakukan pembatasan dan bahkan tindakan kekerasan terhadap kaum muslimin jamaah masjidil Aqsha," sambungnya.

Menurutnya, serangan Israel itu bertentangan dengan hukum internasional. Sudarnoto mengecam keras serangan yang tidak beradab dan tak manusiawi ini. Israel tak akan berhenti melakukan aksinya dengan berbagai metode hingga Palestina benar-benar dikuasai seluruhnya. Tidak ada satu kekuatan yang bisa menghentikan langkah-langkah Israel.

"Dalam soal ini, saya memandang bahwa Saudi Arabia dan negara-negara lain yang selama ini telah melakukan normalisasi hubungan diplomatiknya dengan Israel sebaiknya mulai bangkit melakukan tekanan terhadap Israel. Iran, Turki, Indonesia, Malaysia dan Cina juga memiliki kekuatannya masing-masing untuk menekan Israel," tuturnya.

"Apalagi jika semua tekanan ini dilakukan secara bersama-sama antara lain juga dalam rangka mempengaruhi dan meyakinkan Amerika agar melakukan langkah yang lebih empatik dan progresif untuk menghentikan terorisme Israel," tandasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas juga turut menyinggung Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 alinea pertama yang mendesak penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.

"Mengapa para pendiri bangsa ini sangat mengutuk tindakan penjajahan seperti yang terdapat dalam alinea pertama mukaddimah (Pembukaan) UUD 1945? karena di manapun dan kapanpun peristiwa itu terjadi, maka yang namanya penjajah tersebut pasti akan berbuat zhalim dengan menginjak-injak nilai-nilai peri kemanusiaan dan peri keadilan dari rakyat yang dia jajah," katanya.

Baca Juga: Serbuan Israel Membabi Buta, 67 Jurnalis Meninggal Dunia per 7 Oktober di Gaza

Anwar pun mengajak kepada masyarakat Indonesia untuk peduli atas hal yang dialami warga Palestina dengan berkaca terhadap penyerangan oleh polisi Israel di Masjid Al-Aqsa.

Sebelumnya, polisi Israel menyerang warga Palestina yang tengah beribadah di Masjid Al-Aqsa pada Rabu pagi waktu setempat hingga malam hari. Selama penyerangan tersebut, 12 warga Palestina terluka akibat tembakan peluru karet dan pemukulan oleh polisi Israel.

Bahkan, polisi Israel juga melarang medis untuk menolong warga Palestina yang terluka tersebut. Dan salah satu video yang direkam oleh warga Palestina, terdengar pula teriakan perempuan saat polisi Israel menyerang.

Menanggapi serangan tersebut, pemimpin Palestinian Islamic Jihad, Ziyad al-Nakhala mengungkapkan agar warga Palestina harus menyiapkan diri ketika adanya konfrontasi serupa pada kemudian hari.

Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh juga mengungkapkan serangan terhadap warga Palestina di Masjid Al-Aqsa adalah tindakan kriminal yang tidak dapat ditoleransi.

Baca Juga: Tolak Undangan Hamas, Elon Musk Pilih Dukung Israel: Putus Jaringan Internet di Jalur Gaza

"Apa yang terjadi di Yerusalem adalah kriminal terhadap umat. Berdoa di Masjid Al-Aqsa tidak perlu seizin Israel tetapi itu adalah hak kami."

"Al-Aqsa adalah untuk warga Palestina dan seluruh warga Arab dan Muslim, serta penyerangan tersebut adalah bentuk revolusi perlawanan atas kependudukan (Israel -red)," tegasnya.

Tak hanya itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan pihaknya masih mencoba untuk meredakan situasi di Masjid Al-Aqsa.

"Israel berkomitmen untuk mendukung kebebasan beribadah, kebebasan akses ke semua agama dan status quo dengan tidak akan membiarkan ekstremis kekerasan mengubahnya," katanya. dsy/trb/kmp/l6

 

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU