Malam Lailatul Qadar Sebentar Lagi, Begini Cara Mendapatkan dan Tanda-Tandanya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 11 Apr 2023 14:21 WIB

Malam Lailatul Qadar Sebentar Lagi, Begini Cara Mendapatkan dan Tanda-Tandanya

i

Malam Lailatul Qadar. SP/SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Dibulan suci Ramdhan kali ini, siapa yang tak ingin mendapatkan malam Lailatul Qadar? Malam Lailatul Qadar merupakan malam kemuliaan yang lebih baik dari 1000 bulan. Malam lailatul Qadar sangat didamba oleh umat Islam pada bulan Ramadhan. Karenanya, banyak yang lebih khusyuk beribadah demi mendapatkan malam seribu bulan tersebut.

Dr. Muhammad Yusran Hadi, Lc., MA, Ketua PC Muhammadiyah Syiah Kuala Banda Aceh menjelaskan, para ulama berbeda pendapat mengenai makna Lailatul Qadar. Menurut sebagian ulama, makna Lailatul Qadar adalah malam kemuliaan

Baca Juga: Gus Muhdlor Gelar Open House untuk Masyarakat, 15.000 Porsi Makanan Disiapkan

Dinamakannya dengan malam kemuliaan karena keagungan kedudukan, kemuliaan dan ketinggian malam ini di sisi Allah ta’ala. Karena Dia menurunkan Al-Qur’an yang memiliki kemuliaan, dengan perantara malaikat yang memiliki kemuliaan, atas umat yang memiliki kemuliaan. Maka umat Islam menjadi mulia dan mempunyai kedudukan yang tinggi dengan turun Al-Qur’an.

"Maka datangnya malam Lailatul Qadar pada setiap tahun untuk mengingatkan umat Islam bahwa jika umat ingin kemuliaan dan kedudukan yang tinggi, maka umat wajib kembali kepada Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai manhaj (pedoman hidup)," tulisnya, mengutip laman suaramuhammadiyah.id, Selasa (11/04/2023).

Sebagian ulama lain berpendapat bahwa maknanya adalah malam ketetapan. Dinamakan malam Lailatul Qadar dengan malam ketetapan karena pada malam ini semua amalan manusia dan lainnya selama setahun ditetapkan berdasarkan firman Allah ta’ala,

“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. ” (Ad-Dukhan: 3-4).

Pada malam itu, Malaikat Jibril dan lainnya turun ke langit dunia memberikan keberkahan dari Allah SWT. Pada malam itu juga diturunkan Al-Qur'an untuk pegangan hidup manusia.

Dalam surat al-Qadar dijelaskan bahwa al-Qur’an diturunkan pada malam al-Qadar (malam kemuliaan). Dalam surat ad-Dukhan dijelaskan bahwa al-Qur’an diturunkan pada lailah mubarakah (malam yang diberkahi), yaitu nama lain dari lailatul qadar. Dalam surat al-Baqarah dijelaskan bahwa al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan. Dan dalam surat al-Anfal dijelaskan bahwa al-Qur’an diturunkan pada malam yang bertepatan dengan bertemunya dua pasukan, yaitu pasukan muslimin dan pasukan musyrikin pada perang Badar, yaitu yang terkenal dengan hari pembeda antara haq dan batil, yang terkenal juga dengan hari kemenangan.

Semuanya tidak menyebutkan tanggalnya, dan dalam surat al-Baqarah hanya disebutkan bahwa turunnya al-Qur’an adalah pada bulan Ramadhan. Menurut Sayyid Qutb, pada bulan Ramadhan itulah diturunkan permulaan al-Qur’an ke dalam hati nabi Muhammad saw untuk disampaikan kepada umatnya.

Malam Qadar kadang-kadang disebut juga dengan malam takdir, karena pada malam itu Allah menetapkan segala sesuatu, kadang-kadang disebut juga malam maqam (kedudukan yang tinggi) atau qayyimah (yang lurus). (Sayyid Qutb, XXX: 210)

Dikutip dari laman Muhammadiyah, Selasa (11/4/2023), malam Lailatul Qadar sangat dirahasiakan Allah, karena itulah pada surat al-Qadr ayat dua berbentuk pertanyaan: "Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?” (QS. al-Qadr (97): 2).

Maka hingga kini kapan tepatnya waktu Lailatul Qadar itu tidak dapat diketahui. Yang jelas, malam Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat istimewa, karena kemuliaannya yang tidak tertandingi oleh malam-malam lainnya, dan digambarkan pada ayat tiga surat al-Qadr: "Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (QS. al-Qadr (97): 3).

Karena itu Rasulullah saw menganjurkan agar berusaha memperbanyak ibadah pada malam tersebut, sebagaimana diungkapkan dalam hadis: “Dari ‘Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: Carilah lailatul qadar pada tanggal-tanggal ganjil dari sepuluh akhir bulan Ramadhan.” [ditakhrijkan oleh al-Bukhari, I, Kitab al-Tarawih, hal. 225].

Ada pula hadis: “Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Tunggulah lailatul qadar pada sepuluh akhir (bulan Ramadhan) atau sembilan akhir.” [ditakhrijkan oleh Muslim, no. 211/1165].

Baca Juga: DPC Peradi Sidoarjo Bagikan 300 Takjil dan Santunan untuk Anak Yatim

Hadis di atas hanya menjelaskan bahwa Rasulullah saw menganjurkan agar mencari lailatul qadar pada sepuluh akhir atau sembilan akhir atau tujuh akhir bulan Ramadhan, tidak menetapkan tanggal tertentu. Adapun tanggal 17 Ramadhan, yang biasa diperingati di Indonesia, bukanlah ketetapan dari al-Qur’an atau hadits, melainkan merupakan hasil ijtihad ulama.

Mereka berpendapat bahwa tanggal 17 Ramadhan, diisyaratkan dalam surat al-Anfal (8): 41, yang mengatakan bahwa permulaan diturunkannya al-Qur’an bertepatan dengan terjadinya perang Badar, yang menurut ahli sejarah terjadi pada hari Jumat, 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah. Sekalipun tahunnya berbeda, tetapi tanggalnya sama.

Dari penjelasan tersebut, dapatkah ditarik kesimpulan bahwa permulaan turunnya Al-Qur’an, adalah pada bulan Ramadhan, tetapi para ulama berbeda pendapat mengenai tanggalnya, demikian pula tentang tanggal lailatul qadar. Karena itulah para ulama menganjurkan umat berusaha mencari malam Lailatul Qadar mulai permulaan bulan Ramadhan hingga akhir bulan.

Cara Dapatkan Malam Lailatul Qadar

Tak satupun manusia yang mampu memprediksi secara tepat dan memastikan kapan malam Lailatul Qadar datang. Ahli tafsir, Prof Quraish Shihab dalam bukunya, Membumikan Al-Qur’an, menjelaskan bahwa semua uraian Al-Qur’an yang dimulai dengan wama adraka menunjukkan bahwa sesuatu itu tidak terjangkau atau hampir tidak terjangkau oleh nalar manusia. 

Di dalam Qur’an Surat Al-Qadr ayat 2 dijelaskan, wama adraka ma lailatul qadar (dan tahukah kamu malam lailatul qadar itu?). Wahyu Allah SWT tersebut ingin menegaskan bahwa betapa mulianya malam lailatul qadar. 

Meski tak dapat diprediksi umat muslim dapat mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Malam Lailatul Qadar. Caranya dengan mempersiapkan sejak awal Ramadan datang dengan memperbaiki ibadah. Berikut dua cara mempersiapkan diri untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar. 

Baca Juga: 217 Pos Kesehatan Tersebar di 35 Kabupaten/Kota Jatim Selama Musim Mudik Lebaran

Pertama, melakukan kebaikan karena pada malam Lailatul Qadar malaikat turun (QS Al-Qadr: 4). Ketika malaikat turun dan mengunjungi seseorang, malaikat senang dengan kebaikan, melingkupi kebaikan apa saja. Malaikat mendukung manusia yang berbuat baik secara kontinu dan tidak menunda-nunda untuk membantu sesama. 

Kedua, di malam Lailatul Qadar ada kedamaian sampai fajar (QS Al-Qadr: 5). Artinya, damai dengan diri dan damai dengan orang lain. Termasuk tidak mengambil hak orang lain demi mewujudkan kesejahteraan. 

Tanda-Tanda Datangnya Malam Lailatul Qadar

Meski tidak ada satupun orang yang mengetahui kapan datangnya malam Lailatul Qadar kepada dirinya, namun ada tanda-tanda yang bisa terbaca oleh manusia yang mengimaninya. Prof Quraish Shihab menegaskan, seorang muslim wajib untuk mengimani malam Lailatul Qadar berdasarkan pernyataan Al-Qur’an, bahwa “Ada suatu malam yang bernama Lailatul Qadar” (baca QS Al-Qadr: 1) dan malam itu merupakan “malam yang penuh berkah dimana dijelaskan atau ditetapkan segala urusan besar dengan kebijaksanaan” (baca QS Ad-Dukhan: 3). 

Selanjutnya menurut pendapat Ibnu Hajar Al-Asqalani (1372-1449 M). Salah satu ulama hadits terkemuka dari mazhab Syafi’i dalam Fathul Bari menyebutkan ada 45 pendapat soal ketetapan waktu malam Lailatul Qadar. Berdasarkan 45 pendapat tersebut, yang paling unggul atau rajih adalah tanggal ganjil dari 10 malam terakhir bulan Ramadhan. dsy/l6

 

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU