Proyek Smelter di Gresik Diminta Jokowi Selesai Lebih Cepat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 14 Apr 2023 11:23 WIB

Proyek Smelter di Gresik Diminta Jokowi Selesai Lebih Cepat

i

Pembangunan konstruksi PTFI di KEK JIIPE Manyar, Gresik. Foto: PT FI.

SURABAYAPAGI.COM, Gresik - Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Wenas dan juga CEO Freeport McMoRan Richard Adkerson mendatangi Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/4/2023).

Kedatangan kedua Bos Freeport itu dalam rangka melaporkan mengenai perkembangan produksi pertambangan dan juga progres pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter).

Baca Juga: Kinerja Ekonomi Jatim Triwulan III 2023 Tumbuh 4,86%

Adapun pembangunan smelter tembaga design single line terbesar di dunia ini berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industri Java Integrated dan Industrial Port Estate, Gresik, Jawa Timur.

"Melaporkan perkembangan mengenai produksi pertambangan, progres smelter itu aja," kata Tony, Rabu (12/4/2023).

Dalam kesempatan itu, Tony mengatakan bahwa proyek ditargetkan mulai beroperasi pada akhir Mei 2024.

”Proyek ini juga akan mulai beroperasi ditargetkan pada akhir Mei 2024, dengan ramp-up operasi diharapkan mencapai operasi penuh pada akhir 2024 dan akan wrapped up sampai akhir 2026,” ujarnya.

Namun, lanjut, Tony, Presiden Jokowi meminta agar pengoperasian smelter tembaga bisa dipercepat dari rencana awal operasi pada Mei 2024.

”Presiden berharap smelter ini dapat selesai tepat waktu atau paling tidak lebih cepat, gitu aja,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui, sesuai dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba) perusahaan pertambangan wajib membangun hilirisasi atau smelter di dalam negeri. Jika tidak, tiga tahun setelah UU Minerba ini terbit atau tepatnya Juni 2023, kegiatan ekspor akan disetop.

Baca Juga: Freeport Indonesia Raih Investment Award Kabupaten Gresik 2023

Pembangunan smelter di Manyar ini merupakan smelter kedua yang dibangun PTFI sebagaimana mandat dalam Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Smelter pertama dibangun tahun 1996 dan dikelola PT Smelting Gresik.

Menurutnya, pembangunan smelter ini demi mendukung kebijakan hilirisasi tembaga di Indonesia. Ia menjelaskan, konsumsi tembaga untuk kendaraan listrik dan energi terbarukan akan meningkat pesat.

Dimana 65 persen tembaga di dunia digunakan pada aplikasi penghantar listrik. Terutama kendaraan listrik dimana menggunakan tembaga 4 kali lebih banyak dibanding kendaraan konvensional.

“Energi terbarukan juga demikian, menggunakan tembaga yang lebih banyak. Keberadaan smelter tembaga dengan design single line terbesar di dunia yang tengah dibangun PTFI ini, akan menjadi salah satu bagian dari ekosistem kendaraan listrik. Selaras dengan komitmen perusahaan untuk mendukung agenda percepatan pengembangan industri hilir dan transformasi ekonomi nasional,” terangnya.

Baca Juga: PT Freeport Indonesia Anugerahkan Penghargaan Kepada Kontraktor

Kapasitas pengolahan konsentrat di Smelter Manyar ini ditargetkan bisa mencapai 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Sedangkan kapasitas pengolahan konsentrat di PT Smelting sebesar 1,3 juta ton per tahun.

Melalui proyek smelter di Manyar, PTFI telah menggelontorkan dana 1,63 miliar dollar AS atau setara Rp 25 triliun dari total nilai investasi 3 miliar dollar AS yang setara dengan Rp 45 triliun.

Selain itu, pembangunan smelter di Manyar juga menyerap 13.000 tenaga kerja dengan rincian 98 persen tenaga kerja berasal dari Indonesia. Separuh dari tenaga kerja asal Indonesia itu merupakan tenaga kerja lokal dari Jawa Timur.

Sementara itu, Vice President Corporate Communications PTFI Katri Krisnati mengungkapkan bahwa progres konstruksi smelter mencapai 64 persen sampai triwulan pertama 2023. Saat ini proyek fenomenal itu sampai tahap menyelesaikan mechanical completion dan selanjutnya pada awal tahun 2024 smelter PTFI akan melakukan commissioning test. grk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU