Kota Malang Alami Defisit Beras 50.000 Ton Per Tahun

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 27 Apr 2023 09:49 WIB

Kota Malang Alami Defisit Beras 50.000 Ton Per Tahun

i

Foto ilustrasi. Foto: Kementan.

SURABAYAPAGI.COM, Malang – Pemerintah Kota (Pemkot) /malang selalu melakukan sejumlah upaya untuk memenuhi kebutuhan beras masayarakat di wilayahnya setiap tahunnya. Pasalnya, Kota Malang mengalami defisit beras sebanyak 50.000 ton per tahun.

Hasil produksi padi di Kota Malang dalam setahun hanya berkisar 15.000 ton. Sementara kebutuhan dari masyarakat sendiri mencapai 65.000 ton. Maka dari itu, diperlukan sejumlah langkah untuk menangani permasalahan tersebut.

Baca Juga: Wisata di Gunung Bromo Ditutup untuk Permbersihan

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang Slamet Husnan mengatakan, untuk sementara waktu, upaya memenuhi kebutuhan ini dilakukan dengan menggandeng Bulog dan menjalin kerja sama antar daerah.

“Dalam hal ini kami menggandeng Bulog. Yang kedua, kerja sama antar daerah, terutama kabupaten-kabupaten yang berada di sekitar kota Malang,” kata Slamet, Selasa (25/4/2023).

Menurutnya, faktor utama penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan beras adalah karena adanya keterbatasan lahan. Ia menuturkan, saat ini Kota Malang hanya memiliki 803 hektare sawah yang ditanami padi. Adapun sawah di Kota Malang bisa dua kali panen dalam satu tahun.

“Dengan produksi yang mencapai 15.000 ton ini akan terus kami pertahankan. Alhamdulillah, sejak 2021 produksi kami tetap stabil di angka tersebut,” ujarnya.

Baca Juga: Pasokan Kebutuhan Pokok Stabil Pasca Lebaran

Slamet menerangkan, langkah yang dilakukan untuk mempertahankan hasil produksi yakni dengan membatasi alih fungsi persawahan menjadi permukiman penduduk. Melalui penetapan 400 hektare Lahan Sawah Dilindungi (LSD).

Selain itu, guna meningkatkan produktivitas pertanian, lanjut Slamet, Dispangtan memberikan bantuan kepada petani secara rutin. Mulai dari hand traktor, cultivator, pupuk bersubsidi, hingga benih-benih yang dibutuhkan.

“Ke depan kami akan mencoba menggunakan teknologi untuk meningkatkan hasil produksi. Perlu juga dengan bantuan masyarakat,” tuturnya.

Baca Juga: 4 Perampok di Malang Tertangkap, 2 Masih Buron

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa pihaknya sering mendapatkan keluhan dari petani terkait harga padi yang turun ketika musim panen. Ia menilai, hal tersebut dapat terjadi karena dipengaruhi oleh kualitas hasil pertanian.

“Produk pertanian itu cirinya saat panen raya, harganya fluktuatif. Kedua, produk pertanian dan perikanan itu cepat rusak, sehingga perlu ada teknologi pertanian,” tutupnya. mlg

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU