AKBP 56 Tahun Tewas, Tabrakan Diri ke Kereta Api, Tak Jelas Motifnya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 01 Mei 2023 21:22 WIB

AKBP 56 Tahun Tewas, Tabrakan Diri ke Kereta Api, Tak Jelas Motifnya

i

AKBP Buddy Alfrits Towoliu semasa hidup saat menjadi Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur.

Keluarga Curigai ada Keterlibatan Mafia Narkoba

 

Baca Juga: Kakek di Jombang Tabrakkan Diri ke KA Bangunkarta, Tubuh Hancur

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Kini ada dua perwira Polri berpangkat AKBP, gegerkan publik Indonesia. Keduanya, sama sama menjabat di Direktorat Narkoba. Satu di Polda Sumut dan satu menduduki jabatan lebih mentereng yaitu Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur.

Si Kasat menurut bukti dan saksi saksi, berjalan sendiri menabrakan tubuhnya  ke Kereta Api Tegal Bahari yang melintas dari Jakarta menuju Tegal, Jawa Tengah. Kejadian di jalur rel kereta dekat Stasiun Jatinegara. Badannya tergilas hingga terbelah. Mengerikan Apa motifnya?

Polda Metro Jaya belum beberkan ke wartawan.

Hasil penyelidikan bahwa Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur AKBP Buddy Alfrits Towoliu (56 tahun) tewas akibat dugaan bunuh diri di jalur rel kereta dekat Stasiun Jatinegara.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.31 WIB pada Sabtu lalu (29/4/2023).

"Saksi melihat (AKBP Buddy) seorang diri di tembok dalam pembatas rel dan Jalan Raya Bekasi Timur. Saksi melihat korban jalan ke rel jalur 3. Korban tertabrak dan meninggal sekitar pukul 09.31 WIB," kata Trunoyudo dalam konferensi pers, Senin (1/5).

 

Sempat Sarapan Dulu

Mulanya, AKBP Buddy berangkat ke Polres Jaktim menggunakan mobil milik istrinya. Setelah tiba di kantor, AKBP Buddy masuk ke ruangan kerja Kasat Narkoba Polres Jaktim lalu menyantap sarapan.

AKBP Buddy sempat mengganti pakaian kemeja putih lalu mencoba tidur tetapi tidak bisa. AKBP Buddy lalu ganti baju dengan kaos dan jaket berwarna hitam.

 

Masuk Rel Seorang diri

Sekitar pukul 09.11 WIB, AKBP Buddy terlihat turun menggunakan lift dari lantai 4. Lalu menyeberang jalan raya pada pukul 09.12 WIB. Sekitar pukul 09.21 WIB, AKBP Buddy sampai di Stasiun Jatinegara. Berdasarkan keterangan saksi dan rekaman CCTV, AKBP Buddy terlihat seorang diri.

Tak lama kemudian, kereta datang dengan kecepatan sekitar 27 km per jam jarak 300 m dari stasiun. Saat itu, AKBP Buddy lalu masuk ke jalur tiga hingga tertabrak.

"Kami turut berbela sungkawa karena bagian keluarga besar kami. Almarhum juga bagian dari Polri. Kami harap juga pada keluarga diberikan kekuatan, diberikan ketabahan dan saat ini tentu masih berkabung," ucap Trunoyudo.

Almarhum AKBP Buddy Alfrits Towoliu sempat memiliki riwayat sakit empedu dan menjalani operasi di sebuah rumah sakit di Ibu Kota.

 

Idap Sakit Empedu

“Jauh sebelumnya kejadian ini, yang bersangkutan ini sakit, berobat, kemudian menjalani beberapa aktivitas medis yang tentunya juga bahan untuk proses penyelidikan, yang sakitnya empedu," tambah Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko.

Baca Juga: Pemuda Nekat Siram Bensin ke Badan Perkara Cinta Ditolak, Polisi: Cinta Tak Bisa Dipaksa

Almarhum AKBP Buddy, sebelumnya sempat menjalani pengobatan dan operasi untuk penyembuhan empedu.

“Untuk sementara dua minggu atau seminggu lalu menjalani operasi karena tidak tahan lagi. Tentu ini bagian dari penyelidikan,” ujar Trunoyudo.

Bahkan, kata Trunoyudo, almarhum AKBP Buddy sempat menghadap Kapolres untuk meminta izin karena sakit saat dirinya baru diangkat menjadi Kasat Narkoba Polres

Metro Jakarta Timur.

“Kalo izinnya ini baru dua minggu lalu dan kemudian menjalani operasi di RS Pondok Indah. Beliau ini baru serah terima, begitu ke Polres Jaktim menghadap ke Kapolres langsung minta izin karena sakit,” katanya.

 

Keluarga Bantah

Namun, Keluarga AKBP Buddy membantah dugaan meninggalnya Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur itu akibat bunuh diri di rel kereta api Jatinegara, Jakarta Timur.

Penolakan disampaikan oleh paman mendiang, Cyprus A Tatali. Penolakan dugaan berdasarkan pada latar belakang kehidupan AKBP Buddy sebelum meninggal.

"Dari pihak keluarga kalau dituduh bunuh diri itu kami menolak, sangat menolak," katanya paman Budi.

Sampai di makamkan di Menado, kota kelahirannya, keluarga “menolak“ dugaan pihak kepolisian itu. Pasalnya, AKBP Buddy dinilai tidak punya masalah pribadi dan masalah ekonomi yang menjadi penyebab kuat untuk mengakhiri hidupnya.

Baca Juga: Motif Bunuh Diri Satu Keluarga Guru, Diduga Dipicu Ekonomi

Pamannya menduga “ada permainan“ di balik kejadian ini, apalagi keponakannya baru menjabat sebagai kasat reserse narkoba selama dua pekan.

“Kami menduga karena ada jabatan baru mungkin, ada yang diduga dia mau sidik. Kasat narkoba itu kan pada umumnya berhadapan dengan mafia… Ini menjadi pertanyaan besar dari keluarga,“ kata paman Buddy, Cyprus A. Tatali, kepada media, Sabtu (29/04).

Keluarga bahkan memiliki dugaan kalau AKBP Buddy “dibunuh“. Apalagi sebelumnya Cyprus menyebut keponakannya menerima telepon misterius sebelum ditemukan tewas.

“Setelah menelepon, beliau masih di ruangan dia dan tidak sampai satu jam setelah dia menelepon itu dia berangkat. Nah, berangkatnya aneh, katanya naik Grab, padahal dia ada mobil pribadi. Artinya kan bertanya juga keluarga kalau dia naik grab, yang telepon ini berarti [jabatannya] tidak selevel atau tidak di bawah dia,” ujar Cyprus.

Apa yang dipertanyakan keluarga Buddy, juga menjadi pertanyaan para masyarakat. Di media sosial, utamanya di Twitter, tidak sedikit yang mempertanyakan tindakan “bunuh diri“ AKBP Buddy

 

Baru Menjabat Kasat Narkoba

Cyprus menyebut AKPB Buddy sempat menerima telepon dari seseorang. Setelah itu, AKBP Buddy langsung beranjak dari Polres Metro Jakarta Timur menggunakan jasa ojek online, padahal Buddy biasa berangkat kerja mengendarai mobil pribadi.

Cyprus pun mengatakan keluarga mencurigai ada peran mafia narkoba di balik kematian AKBP Buddy. Kecurigaan itu berkaitan dengan jabatan Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur yang baru diemban Buddy selama dua pekan.

"Kami menduga karena ada jabatan baru mungkin ada yang diduga dia mau sidik, kan Kasat Narkoba, kan narkoba di situ kan berhadapan di situ mafia, pelaku-pelaku mafia," katanya. n erc/jk/cr4/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU