OJK Regional 4 Jatim: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Jatim Terjaga

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 22 Jun 2023 13:03 WIB

OJK Regional 4 Jatim: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Jatim Terjaga

i

Foto ilustrasi.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jawa Timur (Jatim) menyebut kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di Jatim hingga April 2023 masih stabil di tengah tingginya dinamika perekonomian global dengan stabilitas terjaga, permodalan yang solid, profil risiko tetap terjaga dan likuiditas yang memadai.

Kepala OJK Regional 4 Jawa Timur, Giri Tribroto mengatakan bahwa ekonomi Jatim pada Triwulan I Tahun 2023 tercatat tumbuh sebesar 4,95 persen (yoy). Ia menuturkan, pertumbuhan ekonomi Jatim menunjukkan tren positif sejak Triwulan II tahun 2021.

Baca Juga: Per Juli 2023, OJK KR 4 Jatim Terima 312 Pengaduan

“Sektor utama penggerak perekonomian Jatim adalah sektor Industri Pengolahan sebesar 31,00 persen, diikuti dengan Sektor Perdagangan sebesar 19,13 persen serta Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 10,76 persen,” kata Giri, Rabu (21/6/2023).

Giri menuturkan, perkembangan IJK di Jatim menunjukkan tren positif di tiga sektor yang diawasi oleh OJK yakni Perbankan, Pasar Modal dan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB). Menurutnya, hal tersebut tidak lepas dari upaya yang dilakukan oleh OJK KR 4 dan stakeholders dalam memperluas cakupan akses keuangan bagi masyarakat.

Kemudian, kredit perbankan pada April 2023 tumbuh 6,11 persen (yoy) menjadi sebesar Rp541.684 miliar. Sedangkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat sebesar 3,26 persen (yoy) menjadi sebesar Rp 712.294 miliar sehingga LDR/FDR pada April 2023 meningkat menjadi 76,05 persen.

“Risiko kredit masih terjaga dengan baik, tercermin dari rasio NPL gross sebesar 3,67 persen dan rasio NPL net sebesar 1,39 persen. Di sisi lain, kredit restrukturisasi Covid-19 kembali mencatatkan penurunan menjadi sebesar Rp34.296 miliar dengan jumlah nasabah menurun menjadi 192.743 debitur,” ujarnya.

Selanjutnya, likuiditas industri perbankan pada April 2023 dalam level yang memadai. Hal tersebut tercermin pada Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 145,71 persen dan 29,42 persen masih berada di atas ketentuan yang masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.

Sementara itu, permodalan perbankan di Jatim terjaga di level yang solid dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) 29,19 persen.

Ia mengungkapkan bahwa OJK akan terus mendukung perbankan melalui langkah kebijakan yang diperlukan sehingga perbankan terus tumbuh berkelanjutan namun tetap prudent dalam aspek manajemen risiko.

Selain itu, kinerja Pasar Modal di Jatim pada April 2023 menunjukkan peningkatan di tengah meningkatnya volatilitas di pasar keuangan akibat sentimen negatif global,

“Jumlah investor saham menjadi 618 ribu Single Investor Identification (SID) atau tumbuh 21,90 persen secara yoy, investor SBN menjadi 120 ribu SID atau tumbuh 29,58 persen (yoy), dan investor reksadana menjadi 1.348 ribu SID atau tumbuh 27,37 persen (yoy),” ungkapnya.

Baca Juga: OJK Gelar Festival Keuangan Inklusif 2023 di Jatim

Sementara itu, nilai transaksi saham pada April 2023 menjadi sebesar Rp 14.648 miliar atau menurun 53,75 persen (yoy) dan jumlah kepemilikan saham menjadi sebesar Rp89.102 miliar atau menurun 3,56 persen (yoy).

Berikutnya untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM hingga Maret 2023, telah terdapat 1 tambahan penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK, 23 UMKM Penerbit, 7.492 Investor dengan penghimpunan dana mencapai Rp 31 miliar.

Pada sektor IKNB, akumulasi pendapatan premi sektor asuransi jiwa dan asuransi umum di Jawa Timur selama periode Januari sampai dengan Maret 2023 mencapai Rp3.890 miliar atau menurun 12,15 persen untuk asuransi jiwa dan Rp1.102 miliar atau menurun 3,44 persen untuk asuransi umum secara yoy.

Selanjutnya, total aset dana pensiun di Jatim pada April 2023 mencapai Rp 4.143 miliar atau tumbuh sebesar 11,73 persen (yoy). Ia menilai, pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan investasi sehingga posisi April 2023 tercatat sebesar Rp4.036 miliar atau meningkat 12,74 persen (yoy).

“Nilai outstanding piutang perusahaan pembiayaan di Jawa Timur posisi April 2023 mencapai Rp 40.830 miliar atau tumbuh sebesar 7,81 persen (yoy). Profil risiko Perusahaan Pembiayaan masih terjaga dengan rasio non performing financing (NPF) gross sebesar 2,92 persen,” jelasnya.

Baca Juga: Sektor Jasa Keuangan Jatim Relatif Stabil

Berikutnya, total aset industri penjaminan di Jatim pada April 2023 mencapai Rp 515 miliar atau tumbuh 30,32 persen (yoy). Hal itu diikuti juga dengan peningkatan nilai penjaminan sehingga menjadi sebesar Rp 7.005 miliar atau tumbuh 11,50 persen secara yoy dengan gearing ratio sebesar 31,81 kali.

Sementara kinerja fintech peer to peer (P2P) lending di Jawa Timur posisi April 2023 tumbuh menjadi sebesar Rp 6.237 miliar atau tumbuh 26,87 persen secara yoy. Sedangkan tingkat risiko kredit secara agregat (TWP-90) sebesar 3,25 persen.

Lebih lanjut, Giri menyatakan bahwa selama Januari hingga Mei 2023, OJK Regional 4 Jatim telah menggelar 54 kali kegiatan edukasi yang menjangkau 10.905 peserta. Selain itu, OJK Regional 4 Jatim telah menindaklanjuti layanan berupa 202 pengaduan, 7 permintaan informasi dan 3 pertanyaan.

“Yang menjadi top issue pengaduan yang diterima oleh OJK Regional 4 Jatim yakni restrukturisasi 27,36 persen, perilaku petugas penagihan 21,70 persen dan penolakan pelunasan kredit/pembiayaan dipercepat 6,60 persen,” paparnya.

Pihaknya menyebut bahwa OJK Regional 4 Jatim terus berupaya memperluas akses keuangan melalui peningkatan literasi dan inklusi dengan pembentukan TPAKD di seluruh Kabupaten/Kota. Sebagai informasi, hingga saat ini telah terbentuk 32 TPAKD di Jatim (84 persen). sb

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU