Tarwiyah, Belum Difasilitasi Kemenag

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 26 Jun 2023 20:31 WIB

Tarwiyah, Belum Difasilitasi Kemenag

i

Jemaah calon haji Indonesia mulai diberangkatkan, Senin (26/6/2023) secara bergelombang ke Mina untuk bermalam dan berangkat ke Muzdalifah kemudian ke Arafah. Mereka akan melaksanakan puncak ibadah haji dengan wukuf di Arafah.

Padahal Makin Banyak Diminati. Tahun Haji 2023 ini Tercatat lebih 4.900 jemaah dari 229.000 Jemaah Indonesia Daftarkan ikut Tarwiyah 

 

Baca Juga: Perjuangan Kate Middleton Lawan Kanker, Berusaha Tegar, Tapi Alami Kecemasan

SURABAYAPAGI.COM, Makkah - Pelaksanaan Tarwiyah yang dilakukan Jemaah Haji, tahuh ini masih dilakukan. Tercatat ada 4.900 jamaah mendaftar. Padahal ini sunnah, sehingga tidak ada dalam Standart Operational Procedur (SOP) Pelaksanaan Ibadah haji. Karenanya, pemerintah yaitu Kementerian Agama tidak bertanggungjawab atas pelaksanaan tarwiyah.

“Tarwiyah bukan tanggung jawab Kemenag, namun lebih kepada tanggung jawab sendiri atau KBIH,“ tegas seorang Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H di Makkah, yang dihubungi Surabaya Pagi melalui telepon seluler Senin (26/6/2023) sore.

Petugas yang tak mau dikutip namanya mengakui Ibadah tarwiyah, yang merupakan praktik jemaah haji menginap di Mina sehari sebelum wukuf di Arafah, telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Khalilurrahman, mengatakan sesungguhnya pemerintah tidak menganjurkan jemaah haji melaksanakan tarwiyah. Hal tersebut mengingat kondisi cuaca yang sangat panas, terlebih banyak jemaah haji Indonesia yang sudah lanjut usia (lansia).

“(Jika ikut tarwiyah) khawatir sebelum puncak haji ketika mereka melaksanakan tarwiyah banyak jemaah haji yang sakit,” kata Khalilurrahman.

 

Bisa Kelelahan Sebelum Wukuf

Ia mengatakan, jemaah haji ketika wukuf di padang Arafah seharusnya melaksanakan puncak dari ibadah haji. Tapi, karena ikut tarwiyah kemudian kelelahan dan sakit maka mereka tidak bisa ibadah saat wukuf. “Jadi kami tidak merekomendasikan jemaah haji, apalagi jemaah haji yang lansia untuk melaksanakan tarwiyah,” ujar Khalilurrahman.

Kemenag diminta untuk aktif mencegah potensi masalah yang mungkin muncul dalam pelaksanaan ibadah sunah tarwiyah pada haji 2023. Hal ini penting terutama untuk jemaah lanjut usia yang menjadi bagian dari jemaah haji tahun ini.

Anggota Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Ibadah Haji 2023, Sunanto, menyampaikan saat ini tercatat lebih dari 4.900 jemaah yang mendaftarkan diri ikut tarwiyah. Meski demikian jumlah tersebut masih dinamis dan ada kemungkinan berubah. Berdasarkan pemantauan Tim Monev, mayoritas jemaah tersebut berada di Sektor 11 dan Sektor 7 Mekkah.

 

Pemerintah Tak Larang

Merujuk pada Keputusan Menteri Agama Nomor 189 Tahun 2023 tentang Kuota Haji Indonesia 1444 H/2023 M ditetapkan bahwa kuota haji Indonesia 1444 H/2023 M berjumlah 221.000. Dengan adanya tambahan kuota sebanyak 8.000 maka total kuota haji Indonesia tahun 1444 H/2023 M 229.000 orang jemaah.

Baca Juga: PHU Kemenag Kanwil Jatim Gelar Qur`ah untuk Tetapkan Urutan Kloter Haji

“Pemerintah mempersilakan pelaksanaan tarwiyah secara mandiri, tidak melarang, juga tidak menganjurkan," ingatnya.

Dijelaskan tidak ada aturannya untuk pelaksanaan tarwiyah. Bagi KBIH yang melaksanakan kegiatan tarwiyah merupakan tanggung jawab KBIH yang bersangkutan dan bukan tanggung jawab petugas haji.

Ini yang patut diketahui jemaah, Tarwiyah tanggung jawab sendiri, kalau mau pakai bus bayar sendiri, tidak ada bus ya jalan kaki,” tambahnya.

 

Amalan Sunnah Dalam Berhaji

Tarwiyah merupakan amalan sunah dalam berhaji yang dilakukan pada 8 Dzulhijah. Dinamakan hari tarwiyah (perbekalan) karena jemaah calon haji pada zaman Rasulullah SAW mulai mengisi perbekalan air di Mina pada hari itu untuk perjalanan wukuf di Arafah. Kini, pemerintah Arab Saudi lewat peraturan hajinya tidak memasukkan tarwiyah dalam rangkaian ibadah haji. Kemenag juga menyesuaikan hal tersebut karena pelaksanaan tarwiyah dapat merepotkan pelaksanaan haji.

Tarwiyah adalah menginap (mabit) di Mina pada 8 Dzulhijjah, sebelum wukuf di Padang Arafah. Disana jemaah menunaikan shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya, dan Subuh. Mereka tidak meninggalkan Mina sebelum terbit matahari di hari Arafah

Baca Juga: Berkah Singapura, Hapus Visa Bagi Turis China

 

Sulit Dilakukan Jemaah Indonesia

Beberapa staf Daker mengatakan, Tarwiyah sulit dilakukan jemaah Indonesia karena jumlah jemaahnya sangat banyak. Pemerintah tidak melarang tarwiyah sekaligus tidak memfasilitasi jemaah, baik untuk transportasi maupun konsumsi.

Saat ini ada beberapa Jemaah mulai bergerak ke Mina pada hari Senin pada hari Senin 26 Juni atau 8 Dzulhijjah untuk melaksanakan Tarwiyah. Kemudian keesokan harinya 9 Dzulhijjah 144 H berangkat ke padang Arafah untuk mengikuti Wukuf.

Wukuf akan dimulai dari usai Dzuhur. Jemaah akan mengikuti doa dan khutbah Arafah bersama-sama sampai waktu Ashar. Di waktu Ashar ini, jemaah dipersilakan untuk berdoa masing-masing.

Di waktu Maghrib jemaah akan kembali berdoa bersama-sama, kemudian sekitar pukul 20.00 waktu Arab Saudi bergerak menuju Mazdalifah untuk mabit atau menginap semalam.

Pada 10 Dzulhijjah, jemaah bergerak menuju Makkah untuk melakukan tawaf ifadah, Sa'i dan Tahalul. Kemudian sehabis itu melakukan Salat Subuh dan Salat Idul Adha di Masjidil Haram. Setelah sarapan jemaah akan kembali menuju tenda di Mina untuk melontar jumrah Aqabah. n rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU