MPLS Hari Pertama, Siswa Masih Ngantuk dan Telat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 17 Jul 2023 20:40 WIB

MPLS Hari Pertama, Siswa Masih Ngantuk dan Telat

i

Ekspresi para siswa-siswi yang mengikuti apel pagi di hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) masih menguap, resah dan terlambat masuk sekolah.

Gubernur Khofifah Minta Tak Ada Bullying 

 

Baca Juga: Pemprov Jatim Layani Mudik dan Balik Gratis Kepulauan

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Senin (17/7/2023) kemarin, secara serentak, seluruh siswa SD, SMP, hingga SMA/SMK, di Surabaya dan Jawa Timur kembali ke bangku sekolah setelah masa liburan hampir 1 bulan. Back to school di tahun ajaran baru ini langsung ditetapkan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selama satu pekan. Berikut reportase dan liputan tim Surabaya Pagi, di hari pertama sekolah di sejumlah SD di Surabaya.

Senin (17/7/2023) pagi, tepat pukul 06:45 WIB, areal komplek SD Al-Falah Surabaya yang terletak di kawasan Wonokromo, samping Masjid Al-Falah Surabaya itu, sudah dipenuhi orang tua siswa yang mengantar putra-putrinya pertama kali sekolah.

Dari pantauan Surabaya Pagi, kepadatan mobil pengantar siswa sudah mengekor dan berjajar sejak Jalan Raya Darmo dan Jalan Citarum dan Jalan Mayangkara. Bahkan, yang paling bikin heboh, yakni beberapa wali murid kelas 1 SD yang baru menginjakkan di sekolah dasar, masih beradaptasi.

Ada yang masih mengantuk, ada yang berlarian berusaha untuk mengikuti apel pagi, bahkan sampai ada yang terburu-buru ada yang terlambat sekolah. Hari pertama, biasanya, bagi wali murid kelas 1 SD, mendampingi putra-putrinya sejak awal masuk. Seperti yang dialami oleh Lilik, salah satu wali murid kelas 1 SD Al Falah ini.

 “Saya dua hari ini rencananya nunggu sampai selesai sekolah biar tahu siapa ustaz/ustazahnya, siapa saja teman sekelasnya dan yang pasti juga kenalan sama walimurid lainnya siapa tahu bisa jadi barengan nanti” tutur Lilik, kepada Surabaya Pagi, di halaman sekolah.

Beda lagi dengan Wulan, walimurid siswa kelas 4 yang baru saja menjalani proses pindah sekolah dari Kota Batu. "Saya ingin tahu siapa saja walimurid, teman-teman sekelas  dan wali kelas anak saya. Karena beda banget dulu di Batu itu, sekolah negeri sekarang sekolah yang lebih mentingkan etika dan agama," ucap Wulan.

Bahkan, ia pun harus rela satu minggu penuh di masa MPLS ini mendampingi putranya sembari menunggu di Masjid Al-Falah. “Yah karena saya orang baru, saya ingin merasakan seminggu dampingi anak di sini. Jadi yah lebih baik nunggu di masjid saja," lanjutnya.

SD Al Falah Surabaya sendiri, MPLS ini dimulai sejak tanggal 17 Juli hingga 21 Juli 2023 mendatang. Beragam acara MPLS di SD Al Falah Surabaya, tiap jenjang memiliki treatment yang berbeda. Dari informasi yang dihimpun Surabaya Pagi, untuk kelas 4 hingga kelas 6 SD, tema MPLS yakni berkaitan dengan pengenalan ekstrakurikuler, kemudian pengenalan tentang Green and Clean, Kemandirian hingga kreativitas siswa. Bahkan, saat Tahun Baru Islam pada 19 Juli 2023 lusa, juga diadakan kegiatan Kemah Muharram.

 

Edukasi Bahaya Penculikan

Sementara, berbeda bagi siswa-siswi di SD Negeri Wonokusumo VI/45 Surabaya. Uniknya, dalam MPLS hari ini pertama ini, para murid diberikan edukasi mengenai bahaya penculikan disekolah saat penjemputan.

Sesuai arahan Dispendik Surabaya, pada MPLS tahun ini pata wali murid juga ikut mendampingi. Karena mereka juga dibekali edukasi ramah anak ketika menjemput sekolah.

Kepala Sekolah SDN Wonokusumo VI, Riyo Darminto mengatakan, edukasi mengenai penculikan anak penting dilakukan, karena siswa yang baru masuk SD rawan untuk dijemput oleh orang asing. "Jemput menjemput rawan sekali. Siswa ditanya apakah mengenal orang tersebut, kalau tidak kenal maka tidak diizinkan sampai ada konfirmasi dari orang tua," katanya.

Menurutnya, jemput menjemput anak terutama diwakilkan akan memberi celah bagi orang yang ingin berniat jahat. Untuk itu penting bagi orang tua untuk mengerti hal tersebut.

 

Baca Juga: Pj Gubernur Adhy Ajak Kembali Semangat Bekerja dan Maksimalkan Pelayanan untuk Masyarakat

Pengenalan Edukasi Seks

Lanjutnya selain penculikan, pihaknya juga akan melakukan edukasi mengenai bahaya kejahatan dan kekerasan pada anak, termasuk kekerasan seksual. "Tanggal 22 Juli nanti akan ada masa orientasi orang tua (MOT). Nantinya orang tua akan dikumpulkan dan diberi materi ramah anak, disiplin, kehidupan sehari-hari hingga bahaya kejahatan dan kekerasan terhadap anak," paparnya.

Hal ini, tambahnya, selaras dengan seks edukasi dan modul remaja yang diterapkan kepada siswa mulai dari kelas 1 sesuai dengan tingkatan. "Kami menggandeng puskesmas dan kepolisian untuk memberikan materi secara langsung terhadap anak," terangnya.

Edukasi seks dimasukan pada pelajaran IPA terkait pembuahan dan menstruasi bagi siswa perempuan untuk kelas 5 dan 6. Lalu, untuk kelas 3 dan 4 materi yang diberikan adalah cara membersihkan diri dan pakaian dalam. "Sedangkan kelas 1 dan 2 diberi materi lewat lagu terkait bersentuhan antara laki-laki dengan perempuan," ungkap Riyo.

Berdasarkan pantauan di lokasi, siswa-siswi masih menggunakan seragam TK dan disambut guru-guru dengan konsep bermain layaknya di taman kanak-kanak.

Menurut Riyo Darminto, selama dua minggu MPLS pelajar kelas 1-2 akan diisi pengenalan tanpa pembelajaran akademis. “Anak-anak yang diterima 174 siswa. Tapi ada 2 yang mengundurkan diri, jadi 172. Dibagi jadi enam rombel,” terangnya.

 

Khofifah Minta Tak ada Bullying

Baca Juga: Pemprov Jatim Buka Rekrutmen CASN, 5.200 Formasi

Di waktu yang bersamaan dan tempat terpisah, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang meninjau di SMKN 5 Surabaya mengatakan, ada beberapa sekolah swasta yang sebelumnya sudah melakukan MPLS dan masih ada yang belum karena masih proses penerimaan siswa baru.

Dalam proses MPLS ini, ia meminta kepada sekolah agar tidak melakukan tindakan negatif terhadap para siswa. Hal itu juga dipertegas dengan pembacaan ikrar yang di dalamnya ada poin tentang anti kekerasan dan anti perundungan.

"Saya sudah pesan ke Pak Aries (Kadispendik Jatim) bahwa tidak boleh ada kekerasan atas nama apa pun, oleh siapa pun karena mereka harus dibimbing, dididik, diingatkan dan dibina. Oleh karena itu, kekerasan perundungan harus dihindarkan dalam proses MPLS," tegas mantan Mensos RI itu.

Apabila ada kesalahan yang dilakukan, Khofifah mengingatkan betul kepada para guru agar tidak mengedepankan kekerasan tapi mengedepankan komunikasi yang baik. "Kalau salah ya harus diingatkan. Saya juga mengingatkan hadits nabi yang bunyinya begini yang muda harus menghormati yang tua, yang tua harus menyayangi yang muda' caranya dengan membina dan membimbing," pungkasnya.

 

Wajib Laporkan MPLS

Sementara itu, Kadispendik Jatim Aries Agung Paewai mengatakan, dalam rangka pengawasan setiap sekolah yang menggelar MPLS wajib melaporkan seluruh kegiatan dan hasilnya kepada Dispendik Jatim melalui Kepala Cabang Dinas yang ada di daerah.

"Dalam MPLS ini kami ada penekanan khusus bahwa tidak ada kekerasan, tidak ada intimidasi, tidak ada bullying, semua tidak ada. Kami harap sekolah bertanggung jawab dan harus melaporkan ke Dinas Pendidikan. Kalau ada kasus kita tindak sekolahnya," tegas Aries. dna/ril/rif/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU