Entas Kemiskinan, Wagub Jatim Minta Petani Bentuk Wadah Koperasi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 25 Jul 2023 11:09 WIB

Entas Kemiskinan, Wagub Jatim Minta Petani Bentuk Wadah Koperasi

i

Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak dalam kegiatan Gebyar Acara Puncak Harkopnas ke-76 Jatim 2023 di Blitar, Senin (24/7/2023). Foto: Pemprov Jatim.

SURABAYAPAGI.COM, Blitar - Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) Emil Elestianto Dardak mengatakan bahwa salah satu upaya pengentasan kemiskinan ekstrem di Jatim adalah dengan menumbuhkan koperasi-koperasi di unit desa bagi para petani.

Emil mengatakan bahwa jenis koperasi paling banyak di Jatim adalah koperasi para petani. Namun sayangnya, masih belum maksimal. Padahal menurutnya, melalui koperasi petani dapat meningkatkan penghasilan.

Baca Juga: Harkopnas ke-77, Pemkot Surabaya Luncurkan Aplikasi Awasi Boyo

"Salah satu jenis koperasi paling banyak di Jatim itu koperasi petani, KUD. Kami tahu ternyata di daerah yang pertanian lebih dominan, tetapi kemiskinan justru tinggi. Sehingga petani harus bisa mendorong nilai tambah melalui koperasi sebagai wadah,” kata Emil saat menghadiri kegiatan Gebyar Acara Puncak Harkopnas ke-76 Jatim 2023 di Blitar, Senin (24/7/2023).

Menurutnya, saat ini petani hanya bertugas menanam, memetik dan panen. Sehingga pendapatan mereka hanya terbatas, atau cenderung sedikit. Namun, jika petani dapat melakukan usaha yang lebih di hilir, termasuk pengemasan dan penjualan dapat menghasilkan keuntungan tambahan.

“Kalau cuman nandur menanam pertambahan nilainya tidak banyak. Kalau usaha di hilirnya punyanya petani, maka penjualan profitnya bisa kembali ke petani,” ujarnya.

Koperasi dianggap sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan perekonomian petani. Emil menekankan bahwa koperasi merupakan bentuk ekonomi Pancasila yang mendorong kreativitas para petani.

Oleh sebab itu, ia berharap, Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) ikut memberikan pelatihan para petani agar dapat memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan melalui koperasi yang dibentuk. Sehingga, keuntungan yang didapat dari dan untuk para petani.

"Di sini lah sebenarnya saya berharap Dekopin (Dewan Koperasi Indonesia) bisa memberikan perhatian khusus, bagaimana koperasi menyejahterakan petani.

Orang nomor dua di Provinsi Jatim itu menilai, hal itu yang sebenarnya bisa membantu mengentaskan kemiskinan.

Baca Juga: Sukses Perkuat Peran Koperasi, Pj Wali Kota Ali Kuncoro Raih Penghargaan Pembina Koperasi Andalan 2024

“Jadi yang memiliki unit usaha bukan orang lain, tapi petani langsung. Sehingga ini bisa membantu kami di Pemprov Jatim untuk mengentaskan kemiskinan,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan, jumlah petani di Jatim saat ini  mencakup sepertiga dari angkatan kerja di Jatim. Maka dari itu, saat ini pihaknya terus mendukung pertumbuhan koperasi Petani di Jatim.

Mantan Bupati Trenggalek tersebut juga tak memungkiri, jika terdapat beberapa evaluasi utamanya untuk memaksimalkan koperasi sebagai salah satu cara mengentaskan kemiskinan di Jatim.

Menurutnya, masih terdapat banyak kendala yang ditemukan pada koperasi-koperasi yang ada di tiap unit. Salah satunya yakni masih banyaknya masyarakat yang ingin mengelola usahanya secara individu.

“Ini lah tugas dari Pemerintah dan Dekopin untuk mengumpulkan para petani agar membuat di hilirnya sendiri. Biasanya hasil pertanian yang mengumpulkan para tradernya (pengepul), sehingga beli putus,” ungkapnya.

Baca Juga: Kabupaten Probolinggo Dipilih Jadi Tuan Rumah Harkopnas 2024

Ia meyakini masih ada ruang untuk membenahi tanpa mengkategorisasikan.

"PR kita kedepannya adalah bagaimana kelompok tani ini bisa diwadahi. Kemudian usaha hilirnya, seperti petani di Tuban misalnya. Mereka mendapatkan income dari panen sampai dijual semua dinikmati sendiri oleh petani,” terangnya.

Selain itu, lanjut Emil, hanya ada sekitar 13 ribu dari 30 ribu koperasi yang terverifikasi. Hal itu juga perlu menjadi perhatian khusus agar tidak disalahgunakan, apalagi ada koperasi yang mendapatkan program dari pemerintah.

"Ini PR kami juga, kami dari dinas koperasi punya tugas membina bisa juga menjewer. Kalau tidak pernah RAT lebih baik ditutup saja, karena malah bahaya dapat disalahgunakan," pungkasnya. blt

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU