Ketua DPRD Sidoarjo H Usman Bersama Dinas Pertanian Sidak Petani Wijen Tambak Kalisogo

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 06 Sep 2023 17:34 WIB

Ketua DPRD Sidoarjo H Usman Bersama Dinas Pertanian Sidak Petani Wijen Tambak Kalisogo

SURABAYAPAGI.COM, Sidoarjo - Merespon kegigihan dan keuletan petani tanaman wijen Desa Tambak Kalisogo Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Ketua DPRD Sidoarjo H. Usman bersama Dinas Pertanian turun lapangan melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke daerah yang berlahan kering tersebut.

Tujuan yang ingin dicapai adalah, meningkatnya pengetahuan petani wijen terhadap teknik budidaya untuk menghasilkan benih wijen unggul dan berkualitas serta pengolahan wijen menjadi minyak yang nilai ekonomisnya lebih tinggi.

Baca Juga: KSAD dan Ketua Umum Persit Rasakan Kelezatan Kopi Babinsa, Produk Unggulan Kodim 0816 Sidoarjo

Dalam sidak ini, perhatian ketua wakil rakyat Sidoarjo ini tertuju pada tanaman wijen mulai dibudidayakan di Desa Tambak Kalisogo cukup menjanjikan sebagai pola ketahanan pangan di desa ini.

Ditemukan fakta dalam panen pertama ujicoba 1 ha tanaman keras di lahan pertanian warga ini bisa menghasilkan 1,5 ton wijen basah.

Melihat hal tersebut akhirnya, Ketua DPRD Sidoarjo H Usman, sanggup membantu kebutuhan warga desa ini melalui BK (Bantuan Keuangan) DPRD sebesar Rp 50 juta, anggota FKB DPRD Sidoarjo, H.Muhammad Rojik juga menyediakan BK nya Rp 50 juta untuk membeli mesin pengolah biji wijen sebagai kelanjutan olahan wijen agar lebih ekonomis nilai jualnya.

Saat melihat petani melakukan panen wijen di Dusun Bangunsari Desa Tambak Kalisogo Kec Jabon, Kamis (31/8/2023), H Usman menjelaskan budidaya tanaman wijen ini digarap oleh kelompok petani di wilayah Kecamatan Jabon di atas lahan seluas 1 hektare.

”Satu hektare diprediksi akan menghasilkan 1,5 -2 ton wijen dengan harga jual sekilo Rp 20 ribu maka keuntungan petani cukup besar. Untuk hasil panen, tanaman wijen bisa dibuat minyak wijen serta kebutuhan kosmetik kecantikan,” kata H Usman politisi dari PKB ini.

H Usman mengatakan pihak pemerintah daerah mendukung budidaya tanaman wijen yang dinilai mudah dalam perawatan dan bisa dikembangkan di lahan pertanian. Sesuai pengakuan salah satu pemilik lahan wijen mengatakan biji wijen dihargai Rp 15 ribu per kilonya.”Pola tanam wijen terbilang cukup mudah. Mulai dari perawatan hingga masa panen dibutuhkan waktu relatif singkat berkisar 100 hari atau 3 bulan bisa di panen” kata H Usman.

Tanaman wijen sebagian besar ditanam di lahan kering (iklim kering) dan dalam skala terbatas, biasanya ditanam sebagai tanaman sela diantara tanaman palawija dan mempunyai prospek yang cukup baik, mengingat wijen dapat dikembangkan pada tanah dengan tingkat kesuburan tinggi sampai sedang dan drainase baik.

Di sisi lain Kepala  Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo, Dr. Eni Rustianingsih ST.MT, mengatakan pengembangan komoditas wijen diperlukan varietas unggul karena aplikatif, murah, aman, ramah lingkungan dan memiliki kompatibilitas yang tinggi bila dipadukan dengan teknologi maju lainnya.

Baca Juga: Kenal Lingkungan dan Budaya dengan Outdoor Learning

“Pelaksanaan kebun keragaan pengembangan tanaman wijen adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan benih yang bermutu dalam jumlah dan waktu yang tepat agar dapat menghasilkan produksi wijen yang berkualitas dan budidaya wijen relatif mudah, input rendah, dan resiko kegagalan sangat kecil,” jelasnya.

Uji coba tanam wijen dengan melihat produksinya bagus dan kelihatan unggul untuk bibit baru dan untuk kebutuhan mengolah sendiri, kebutuhan minyak wijen mereka rencana hasil panen tidak untuk dijual melainkan wijen di jual dalam bentuk Minyak wijen lebih mahal harganya.

“Serta membuat lapangan pekerjaan baru Usaha mikro Minyak wijen, tetapi kendala yang dihadapi para petani yang rata-rata sudah berusia 50 tahun keatas,” papar Eni, 

Tidak hanya itu saja, alat untuk menggarap sawah dan alat untuk memproses wijen menjadi minyak wijen, masih ada kendala, diharapkan petani melalui pemerintah dinas pangan pertanian bisa membantu petani melatih cara buat minyak wijen.

Tujuan yang ingin dicapai adalah, meningkatnya pengetahuan petani wijen terhadap teknik budidaya untuk menghasilkan benih wijen unggul dan berkualitas.

Baca Juga: Tingkatkan Pelayanan Kesehatan, Pemdes Kedung Wonokerto Bangun Poskesdes

“Meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu wijen, berarti juga meningkatnya nilai tambah dan kesejahteraan para petani wijen,” jelas Eni.

Kadin Pertanian Sidoarjo ini juga Menyampaikan, bahwa kelompok tani wijen Sumber Rejeki Desa Tambak Kalisogo Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo ada seluas 1 ha.

Kegiatan kebun keragaan wijen adalah kegiatan yang diberikan oleh dinas perkebunan Provinsi Jawa Timur dengan bantuan, benih wijen 5 kg, pupuk npk 200 kg, pestisida 1 liter.

Untuk pendampingan mulai pengelolaan lahan sampai panen dilakukan oleh petugas kabupaten yang meliputi staf dinas pangan dan pertanian, mantri dan penyuluh dari pertanian kecamatan jabon serta thl perkebunan, produksi per hektar 1,8-2,2 ton.

Sementara itu Suparmin (47) Petani Desa Tambak Kalisogo dalam kesempatan tersebut mengungkapkan kendalanya dalam mengolah lahan perlu bantuan hand tractor untuk mengelola lahan yang tidak produktif tersebut yang selama ini dikerjakan secara tradisional. Hik

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU