Majukan UMKM Perkopian, Pemdes Pongangan Gelar Pelatihan Barista

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 28 Okt 2023 15:10 WIB

Majukan UMKM Perkopian, Pemdes Pongangan Gelar Pelatihan Barista

i

Suasana pelatihan barista yang digelar di Balai Desa Pongangan, Kecamatan Manyar, Gresik pada Sabtu (28/10).

SURABAYAPAGI.COM, Gresik - Pemerintah Desa Pongangan, Kecamatan Manyar, Gresik menyelenggarakan pelatihan barista yang diikuti 30 pengusaha UMKM perkopian. Pelatihan sehari bertajuk _Basic Barista Coffe and Tea_ ini digelar di balai desa setempat secara gratis dengan menghadirkan trainer dari komunitas barista yang tergabung dalam Faat Group, pada Sabtu (29/10/2023).

Kepala Desa Pongangan Aang Chunaifi saat membuka kegiatan mengatakan bahwa pelatihan barista ini kali pertama diselenggarakan oleh pemdes. Diikuti oleh 30 orang pengusaha kecil warung kopi yang berdomisili di Desa Pongangan.

Baca Juga: Tanah Penghasil Kopi Terbaik, Ada di Desa Prancak, Inilah Penjelasan BPP Kec Pasongsongan

"Selain untuk menambah pengetahuan seputar perkopian, tujuan diselenggarakannya kegiatan ini juga untuk mengembangkan UMKM perkopian agar usaha mereka lebih variatif dan maju," ujar Kades Aang.

Ditambahkan, dengan mengikuti kegiatan pelatihan barista mereka sebagai pelaku UMKM dapat menumbuhkan iklim kewirausahaan di lingkungan masing-masing. Dua trainer dari Faat Group, Fery Kurnia dan Taufiq Ulul pada kesempatan itu menyampaikan materi secara bergantian. Dua barista ini cukup gamblang dalam memberikan materi perkopian sehingga peserta cukup antusias untuk mengikuti.

Sebelum masuk sesi praktikum, Fery menyempatkan diri untuk memberi kilas balik tentang sejarah asal usul kopi. Dia menjelaskan bahwa biji kopi dikenal berasal dari Ethiopia, sebuah negara kecil di benua Afrika. Namun menurut dia, ada sebuah data unik yang menyebutkan bahwa pada tahun 1200-an di Bandar Grissee telah diperdagangkan biji kopi. "Ini artinya Gresik lebih awal mengenal kopi dibanding penemuan awal pada tahun 1600. Namun data ini belum divalidasi," ungkap Fery. 

Baca Juga: Kopi Arabika Hasil Indonesia di Ekspor ke Turki

Oleh karena itu, Fery juga tidak menampik bila Gresik saat ini dikenal sebagai kota warung kopi yang buka selama 24 jam. "Dimana-mana ada warung kopi, meskipun warungnya berdempetan tapi tidak menimbulkan persaingan karena masing-masing warung sudah memiliki pelanggan sendiri. Ini pasar potensial yang sangat besar," katanya.

Sebelum mengakhiri sesi ini, Fery mengenalkan beberapa alat mesin pembuatan kopi mulai dari harga yang paling murah sampai yang mahal. "Anda tidak perlu terpengaruh dengan harga yang mahal, karena alat ini bisa diperoleh dengan cara kerjasama atau dipinjam pada komunitas barista di Gresik," ucapnya.

Sementara trainer Taufiq Ulul pada kesempatan itu mendapat giliran mempraktekkan teknik dasar pembuatan espresso, seni latte dan metode pembuatan minuman.

Baca Juga: Pemkab Lumajang Dorong Pengembangan Komoditas Tembakau dan Kopi

Pada sesi praktikum ini para peserta terlihat cukup antusias karena mereka selain mencicipi hasil olahan barista berpengalaman, mereka juga diberi kesempatan untuk mempraktekkan sendiri cara membuat minuman kopi yang bervariatif dan sedap dirasakan. Faisal, pemilik sebuah toko dan warung kopi mengaku sangat senang bisa mengikuti pelatihan barista yang digelar Pemdes Pongangan.

"Saya dapat pengetahuan baru setelah ikut pelatihan ini. Ternyata kopi bisa dibuat berbagai variasi dengan menggunakan alat mesin," tuturnya senang. grs

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU