Orang Tua Caroline, Mahasiswi FKH Unair, Duga Kelelahan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 08 Nov 2023 21:21 WIB

Orang Tua Caroline, Mahasiswi FKH Unair, Duga Kelelahan

i

Suasana pemakaman CA (21 tahun) mahasiswi Unair yang meninggal dalam mobil di Sidoarjo, dimakamkan di Kediri, Jawa Timur, Rabu (8/11/2023).

SURABAYAPAGI.COM, Kediri - Kematian Bernadette Caroline Angelina, mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, masih menjadi misteri. Meski begitu, Caroline yang sudah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Makam Tionghoa Lereng Gunung Klotok, Kediri, Rabu (8/11/2023). Orang tua Caroline bisa menerima anaknya bunuh diri.

Pasalnya, Ayah sambung Caroline menyebut korban dikenal pendiam dan introvert. Ia pun menduga Caroline bunuh diri karena kelelahan, karena kerap mengungkapkan curahan hatinya kepada dirinya dan ibunya terkait soal kuliah di FKH Unair.

Baca Juga: 7 Pengeroyok Pelajar di Sidoarjo Diamankan, 4 Pelaku masih di Bawah Umur

Diketahui, Caroline merupakan anak kedua dari pasangan Budi Harianto (Tjoeng Kok Wing) (almarhum) dan Seiniwati (Yew Mei Sien). Caroline mempunyai dua saudara, kakak laki-laki dan adik perempuan. Lalu Seiniwati telah menikah dengan Gunawan Sakari Mulya.

Kini, seluruh keluarga dan kerabat mengantarkan Caroline ke TPU pada, Rabu (8/11/2023) siang.

Sementara itu, keluarga melarang awak media melakukan peliputan dan mengambil gambar karena alasan privasi. Sehingga, awak media hanya bisa mengambil gambar dari kejauhan, baik saat jenazah masih berada di rumah persemayaman di tempat Perkumpulan Rukun Sinoman Dana Pangrukti, Jalan Monginsidi dan di TPU Makam Tionghoa Lereng Gunung Klotok, Kecamatan Mojoroto Kediri.

"Almarhum selama ini sosok anak yang pendiam dan tertutup, baik di keluarga dan lingkuungan. Sesekali, kalau pulang ke Kediri untuk berkunjung ke keluarga juga bantu usaha toko keluarga di Jalan Dhoho situ. Kita, pihak keluarga menduga, (Caroline) bunuh diri karena kelelahan," cerita Gunawan, ayah sambungnya, kemarin.

Gunawan mengakui, belakangan Caroline sempat mencurahkan isi hatinya kala menjalani kuliah sebagai dokter hewan di Unair. Caroline mengaku sempat menyesal langsung mengambil koas setelah lulus sarjana.

"Mengingat almarhum yang diingat tidak ada keluhan, cuma pernah ngomong gini pernah saya suruh break koas dua tahun, setelah dua tahun bisa koas lagi. Belakangnya tiba-tiba diambil, terus sempat dua minggu lalu ngomong rodok gelo (agak menyesal) terlalu ngambil keputusan terburu-buru, bisa bantu ibunya dulu di toko. Dan saya bilang jangan kecewa, dijalanin aja. Mungkin merasa capek," kata Gunawan.

Suatu kali dia pernah berangkat ke Surabaya dengan kondisi mengalami infeksi tenggorokan hingga suaranya habis. Namun ia tetap berangkat kuliah. Meski berstatus sebagai ayah sambung, tetapi Gunawan menganggap Bernadette Caroline Angelica layaknya anak kandung.

"Saya merasa kaget dan kehilangan dia. Sama saya sangat dekat. Juga tidak pernah merasa terbebani. Kalau dilihat dari anaknya yang tenang sabar kita nggak menyangka kalau dia tipikal pekerja keras," lanjutnya.

 

Dikenal Mahasiswi Cerdas

Baca Juga: Geger, Penemuan Mayat Terperosok Bareng Motor Supra di Tambak Kawasan Keputih

Caroline Angelica bukan mahasiswi Fakultas kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga biasa, ia dikenal sebagai mahasiswa yang cerdas dan sering menjadi asisten dosen.

Lulus di usia yang sangat belia, 21 tahun, saat ini Caroline tengah menjalani Co-Assistant alias Koas untuk mendapatkan gelar dokter. Caroline lulus dengan IPK 3,8. Caroline sendiri merupakan kuliah di FKH Unair, angkatan 2019.

Bahkan, dari informasi yang digali tim Surabaya Pagi, tak hanya koas, Caroline juga sering membantu beberapa temannya praktik dokter hewan di kampusnya. Bahkan, di kampusnya, Caroline justru dikenal aktif, apalagi sejak menjadi asisten dosen untuk mata kuliah Patologi, sering memudahkan mahasiswa-mahasiswanya dalam proses pendidikan mereka, terutama saat praktikum.

Hal ini juga dibenarkan oleh Humas FKH Unair, drh Hani Plumeriastuti. Menurut Hani, di mata teman-teman dan para dosen, perempuan asal Kediri itu dikenal ramah dan periang.

"Dia jarang terlihat murung. Terakhir kali dia masih ikut praktikum di kampus," cerita Hani.

 

Baca Juga: Bapak dan Anak Tewas Diduga Hirup Gas Beracun Mesin Diesel

Asal Gas Helium

Sementara, misteri kematian Caroline masih terus diselidiki kepolisian. Terutama ditemukannya tabung gas helium yang bersama jenazah Caroline. Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo Kompol Tiksnarto Andaru Rahultomo mengatakan, pihaknya telah menemukan data bahwa tabung gas helium dan slang itu dibeli oleh Caroline.

"Gas helium dan slang itu dibeli oleh korban sendiri pada tanggal 1 November 2023 menggunakan marketplace," kata Andaru, Rabu (8/11/2023).

Andaru menjelaskan, tabung gas helium dan slang itu sampai di apartemen korban pada 3 November 2023 dan diterima sendiri oleh Caroline. Dalam data itu juga didapati bahwa korban memesan sendiri dengan mengecek sejumlah penjual tabung gas helium secara online.

"Kemudian korban memesan barang tersebut dengan mencantumkan indentitasnya, dengan mencantumkan nama, alamat dan nomor telepon," jelas Andaru.

Ia menambahkan, pihaknya juga menelusuri aktivitas terakhir korban berdasarkan rekaman CCTV di apartemennya. Diketahui, korban keluar dari apartemen di Surabaya sekitar pukul 14.40 WIB. Kemudian, korban mengendarai mobilnya keluar dari apartemen sekitar pukul 15.05 WIB. ham/cr3/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU