Kenaikan Harga Cabai Hingga Tiket Pesawat Jadi Pendorong Tingkat Inflasi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 01 Des 2023 10:49 WIB

Kenaikan Harga Cabai Hingga Tiket Pesawat Jadi Pendorong Tingkat Inflasi

i

Ilustrasi para pedagang cabai di salah satu pasar. SP/ JKT

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, menyampaikan kenaikan harga sembako, terutama cabai dan tiket pesawat menjadi andil pendorong tingkat inflasi di Indonesia. 

Bahkan, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan inflasi pada November 2023 sebesar 0,38%. Dengan besaran ini, inflasi Indonesia mencapai 2,86% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Baca Juga: Pj Gubernur Adhy: Pilot Project Pertama di Indonesia dan Best Practice Pengendalian Inflasi

Dari angka tersebut, komoditas penyumbang utama inflasi adalah cabai merah dengan andil 0,16%, cabai rawit dengan andil 0,08%, bawang merah andil 0,03%, lalu beras andil 0,02% dan gula pasir serta telur ayam ras andil 0,01%. 

"Yang memberikan andil cukup signifikan ke inflasi mtm, tarif angkutan udara dengan andil 0,04%, emas perhiasan dengan andil 0,03%, serta tarif air minum andil 0,01%," ujar Edy, Jumat (01/12/2023).

Sementara, komoditas yang memberikan dorongan deflasi, bensin dengan andil 0,04%, ikan segar dan daging ayam ras andil 0,01. Sedangkan, penyumbang terbesar adalah makanan minuman dan tembakau sebesar 1,23%.

Akibat kenaikan inflasi tersebut, daya beli atau konsumsi masyarakat pun ikut menurun. Hal ini dapat mengakibatkan investasi juga merosot karena konsumsi masyarakat, sehingga perusahaan mungkin lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang.

Baca Juga: Kenaikan HET Beras Berpotensi Menaikkan Laju Inflasi

Diketahui, kenaikan inflasi biasanya disertai dengan peningkatan biaya produksi bagi perusahaan. Jika perusahaan harus membayar lebih banyak untuk bahan baku, upah, atau faktor produksi lainnya, hal ini dapat merugikan daya saing dan profitabilitas perusahaan.

Inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan. Orang yang memiliki aset atau investasi keuangan mungkin dapat melindungi nilai kekayaan mereka, sementara mereka yang bergantung pada pendapatan tetap mungkin akan merasakan tekanan lebih besar.

Sementara itu, hingga per November 2023 ini, tingkat inflasi sesuai dengan konsensus ekonom yang meramal terjadi peningkatan, baik secara bulanan maupun tahunan yang diperkirakan meningkat ke 2,1% secara tahunan. Peningkatan tersebut terkait dengan persiapan Natal dan tahun baru.

Baca Juga: Dipicu Harga Beras, BPS: Tren Inflasi Kota Madiun Alami Penurunan

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan inflasi pada November 2023 akan mencapai 2,71% secara tahunan (year-on-year/yoy). Sementara secara bulanan, inflasi diperkirakan sebesar 0,24% (month-to-month/mtm). 

“Peningkatan ini terkait base tahun lalu dan masih terdampak dari harga pangan yang sedikit meningkat di November 2023,” katanya. jk-02/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU