Stop Kekerasan Santri, RMI PWNU Jatim Beri Pendampingan Kasus Kediri

author Riko Abdiono

- Pewarta

Sabtu, 02 Mar 2024 18:54 WIB

Stop Kekerasan Santri, RMI PWNU Jatim Beri Pendampingan Kasus Kediri

i

Ketua RMI PWNU Jawa Timur, K.H. M. Iffatul Lathoif, dan jajarannya.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Praktek kekerasan di lingkungan pondok pesantren menjadi keprihatinan  kalangan Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia atau Rabithah Ma'ahidil Islamiyah (RMI) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.

Ketua RMI PWNU Jawa Timur, K.H. M. Iffatul Lathoif menegaskan, keprihatinannya atas kasus kekerasan yang menimpa santri di salah satu pesantren di Kediri. Untuk itu, pihaknya mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada pihak keluarga korban.

Baca Juga: Khofifah Perjuangkan Pelurusan Sejarah Peran Kiai dan Santri dalam Pertahankan NKRI

"RMI PWNU Jatim mengawal pendampingan korban, tersangka dan pesantren sampai suasana kembali kondusif. Dengan mengoptimalkan fungsi Satgas Pesantren Ramah Santri," tutur Gus Thoif, panggilan akrabnya, dalam keterangan pers, Sabtu 2 Februari 2024.

Gus Thoif, mengimbau kepada seluruh masyarakat santri, terkhusus pondok pesantren di bawah naungan RMI, untuk melakukan doa bersama bagi Bintang Balqis Maulana (14 tahun) yang meninggal dunia diduga akibat penganiayaan di pesantren di Kediri pada 23 Februari 2024.

 

Eksistensi Pesantren

Pondok pesantren menjadi lembaga pendidikan tertua dan khas di Nusantara dalam mengembangkan dakwah Islam ala Ahlussunnah Waljamaah. Sebagian besar menjadi bagian dari organisasi Islam moderat di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU).

Pendiri NU, Hadratusy Syaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari, adalah pendiri pesantren tua pada akhir abad ke-19. Demikian pula guru para ulama dan kiai pesantren di Nusantara, yakni Syaikhona Muhammad Kholil Al-Bankalany, mempunyai sajarah panjang dalam penerapan pola pendidikan Islam di pesantren.

Baca Juga: Hari Santri Nasional 2024: Gus Hans Soroti Minimnya Bantuan dan Regulasi untuk Pesantren

Dari pesantren lahir para tokoh bangsa dan menjadi pendiri negara. Seperti KH Hasyim Asy'ari, KH Abdul Wahid Hasyim, KH Abdul Wahab Hasbullah, KH As'ad Syamsul Arifin, KH Masjkur, dll. Mereka kemudian mendapat anugera Pahlawan Nasional.

Dalam kasus kekerasan di Kediri, menjadi pelajaran penting bagi pengelola pondok pesantren untuk melakukan pengawasan yang ketat di antara para santri.

"Ya, terus terang, kami sangat prihatin dengan kejadian ini. Kami akan terus melakukan koordinasi yang mengaktifkan secara optimal Satgas Pesantren Ramah Santri," tutur Gus Thoif, dari keluarga besar Pondok Pesantren Al-Falah Mojo Kediri.

Sebelumnya, seorang santri bernama Bintang Balqis Maulana (14 tahun) meninggal diduga akibat penganiayaan di Pondok Pesantren Tartilul Quran (PPTQ) Al Hanifiyyah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Baca Juga: Santri, Kyai dan Nahdliyin Kota Kediri Titip Harapan pada Vinanda - Gus Qowim

Si korban, merupakan adik kelas para pelaku. Korban berasal dari Afdeling Kampunganyar, Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi.

Terkait hal itu, pihak pondok pesantren bersama Ketua PCNU Banyuwangi, KH Ali Makki Zaini, didampingi Rais Syuriyah MWCNU Glenmore, KH. Moh. Noer Khotib Thalib memyatakan belasungkawa. Para tokoh itu telah melakukan silaturahmi dan menyatakan prihatin atas kasus yang menimpa Bintang Balqis Maulana, almarhum, kepada keluarga korban.

PCNU Banyuwangi pu melakukan koordinasi dengan lembaga dan badan otonom NU setempat untuk melakukan kepedulian sosial bagi keluarga korban. 

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU