Saya melihat pertemuan antar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar dan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dengan Presiden Jokowi, ada sinyal "islah politik" dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Apalagi Presiden Joko Widodo menitip salam untuk Cak Imin.
Harus diakui hubungan Jokowi dan Cak Imin memburuk usai langkah Cak Imin maju pilpres bersama Koalisi Perubahan.
Baca Juga: Semua Butuh Koalisi
Maka itu dua menteri PKB menghadap Jokowi sebagai bentuk perbaikan hubungan.
Ini tanda Cak Imin ingin terus menjadi bagian koalisi Jokowi. Setidaknya terus merawat hubungan baik keduanya.
Apa pun judulnya ? efek pilpres dalam banyak hal membuat hubungan Jokowi dan Cak Imin rada kurang baik. Apalagi Cak Imin dinilai menyeberang ke Koalisi Perubahan yang jelas-jelas antitesa Jokowi.
Jadi, dua menteri PKB itu sebagai sinyal politik, semacam kode 'islah politik' Cak Imin ke Jokowi.
Saya menganalisis peluang PKB merapat ke barisan Prabowo-Gibran masih terbuka. Setidaknya, ada dua hal yang menjadi dasar PKB bergabung ke Prabowo-Gibran.
Terutama PKB bisa memegang peran penting untuk menjaga keseimbangan dari kelompok Islam.
Baca Juga: Pengamat Politik: Ganjar Hancur Lebur, Karena....
Selain itu, PKB memperoleh suara yang cukup tinggi di pileg lalu.
Pertama, PKB representasi politik Nahdliyin. Ini penting untuk menjaga keseimbangan kelompok Islam.
Kedua, PKB merupakan partai Islam yang perolehan pileg paling signifikan dibanding partai Islam lain.
Kesimpulannya, soal PKB gabung koalisi paslon 2 tentu semuanya ada di tangan Prabowo-Gibran. n rmc
Baca Juga: Segelintir Elite PDIP 'Ogah' Menangkan Ganjar
*) Diucapkan Adi Prayitno kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (20/3/2024)
Editor : Moch Ilham