SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Takut terbayang-bayang kalah saing dengan produsen mobil listrik pabrikan China, kini dua produsen otomotif asal Amerika Serikat yakni Ford Motor dan General Motor (GM) kini mulai menggaungkan kemampuan mobil hybrid (HEV).
Mengingat saat ini pesaing Tiongkok lebih unggul dalam pendekatan mereka dalam mengembangkan perangkat lunak dan layanan yang menarik pelanggan.
Baca Juga: Miliki Jarak Tempuh 630 Km, SUV Listrik Toyota bZ3C Debut 2025
Alhasil, Barra selaku CEO GM setuju bahwa akan memperhatikan produsen mobil terkemuka di Negeri Tirai Bambu, dan GM harus mempertahankan merek, produk, dan biaya yang kuat agar tidak tertinggal.
“Saya menanggapi pesaing China, terutama yang terbaik, dengan sangat serius dan berupaya mengeluarkan biaya agar bisa bersaing dengan sukses,” katanya, Minggu (02/06/2024).
Dengan persaingan yang begitu ketat di luar negeri, Farley tidak yakin semua produsen mobil akan bertahan. Tekanan akan menjadi yang terbesar pada merek-merek kendaraan listrik yang tidak memiliki penawaran mesin berbahan bakar gas untuk meningkatkan keuntungan.
Dalam sebuah kesempatan juga, CEO Ford Jim Farley bahkan menganggap kehadiran mobil hybrid (Hybrid Electric Vehicle/HEV) tidak saja sebagai solusi transisi. Sebab, HEV akan terus jadi tren hingga para konsumen terbiasa dan mampu mengadopsi mobil listrik utuh (BEV) sepenuhnya.
Baca Juga: Tampil Berotot, KTM Kirimkan Model 1390 Super Duke R ke Pasar India
Sebaliknya, CEO GM Mary Barra menekankan teknologi yang terdapat pada mobil listrik bukan sebagai solusi jangka panjang. Farley menyebut masyarakat sebaiknya berhenti mengatakan mobil berteknologi listrik ini hanya sebagai peralihan.
Terbukti, katanya, saat ini produksi dan memasarkan mobil HEV jauh lebih menguntungkan dibandingkan memassalkan produk non-HEV. Dan pada faktanya, dalam setahun belakangan permintaan mobil HEV sangat tinggi. Hal ini pun disikapi pabrikan otomotif dengan mengalihkan produksi mobil BEV.
Sebagaimana diketahui Ford berambisi untuk melipatkan gandakan penjualan mobil hibrid selama beberapa tahun ke depan dan telah menarik kembali investasi kendaraan listrik hingga menunda produksi di AS dan Kanada.
Baca Juga: Terinspirasi Mobil Klasik Era 1930-an, Jaguar Hadirkan GT listrik Type 00
Sebelumnya, CEO Ford juga menyebut tidak ada subsidi bagi kendaraan listrik dan produsen mobil harus berusaha untuk memproduksi model bertenaga baterai dengan cepat. “Kami yakni akan segera mewujudkan itu sesegera mungkin,” kata Farley.
Farley dan eksekutif otomotif berharap perangkat lunak dan layanan berlangganan akan menjadi pendorong keuntungan utama di masa depan. Dengan teknologi mengemudi otonom sebagai salah satu peluang pertumbuhan terbesar bagi produsen mobil. jk-03/dsy
Editor : Desy Ayu