Jasa Pembuatan Abon Daging di Tulungagung Banjir Pesanan, Per Kg Rp 70 Ribu

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 21 Jun 2024 12:40 WIB

Jasa Pembuatan Abon Daging di Tulungagung Banjir Pesanan, Per Kg Rp 70 Ribu

i

Salah satu jasa pembuatan abon daging di Tulungagung, Jawa Timur. SP/ TLG

SURABAYAPAGI.com, Tulungagung - Usai momen Hari Raya Idul Adha, banyak orang yang lebih memilih untuk praktis mengolah daging kurban melalui jasa pembuatan abon daging di Tulungagung, Jawa Timur.  

Salah satunya salah satu jasa pembuatan abon yang dikerjakan sepasang suami istri, Sarkamto (68) dan Mujiati (63) warga Dusun Prayan, Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu kebanjiran permintaan membuat abon di masa Idul Adha 2024 ini.

Baca Juga: Mbak Vinanda Ingin Produk UMKM Kota Kediri Bisa Tembus Pasar Ekspor

Selama tiga hari mereka telah menerima 100 kg daging sapi untuk diolah menjadi olahan abon. Setiap 1 kg daging sapi akan menjadi abon seberat 6,5 ons dengan memasang tarif Rp 70.000 per kilogram. Bahkan, mereka mengaku sudah mulai menerima pesanan mengolah daging kurban menjadi abon sejak 4 tahun lalu.

“Idul Adha kan Senin, sampai Rabu sudah ada 100 kg. Tapi ini masih ada yang datang lagi. Awalnya juga iseng hanya beberapa teman. Tapi kemudian berkembang, setiap tahun semakin banyak,” ucap Mujiati, Jumat (21/06/2024).

Salah seorang pelanggan, Sukat mengaku sengaja memanfaatkan jasa pembuatan abon agar daging kurban miliknya lebih bervariasi dan bertahan lebih lama.

Baca Juga: East Java Fashion Harmony 2024 Layak Jadi Event Skala International

"Kalau kemarin sudah masak, nah sekarang ingin dijadikan lainnya, pilihannya abon ini," kata Sukat.

Ternyata abon sapi buatan Mujiati banyak diminati warga. Abon rumahan ini selalu habis dibeli konsumen di rumahnya, tidak sampai dijual di pasar. “Kecuali ada yang pesan suruh bawa ke pasar, baru saya jual di pasar. Tapi biasanya di rumah saja sudah habis,” ucapnya.

Baca Juga: Pembenihan Gagang Rejeb Sidi di Tulungagung Raup Untung Besar

Hal itu lantaran, abon buatan Sarkamto dan Mujiati rasanya gurih mesti tanpa penyedap rasa. Teksturnya mirip serundeng tapi kasar, saat dimakan terasa renyah. Jika disimpan, abon rumahan ini bisa tahan lebih dari 1 bulan.

Tak hanya musim Idul Adha, bahkan abon buatan sepasang suami istri asal Tulungagung ini juga banyak dibawa para pekerja migran ke berbagai negara. “Ada yang dibawa ke Korea, ada juga yang dibawa ke Amerika. Kebetulan keluarganya ada yang di sana, pesan dibawakan oleh-oleh,” pungkas Sarkamto. tlg-01/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU