Mahasiswa Kuliah Sambil Bekerja, Ngetrend

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 14 Agu 2024 19:46 WIB

Mahasiswa Kuliah Sambil Bekerja, Ngetrend

Hasil Survei 'Biaya Hidup Mahasiswa 2024' oleh UPN Veteran Yogyakarta dan Bank Indonesia

 

Baca Juga: Kredit Perbankan Diperkirakan Tumbuh hingga 13 persen pada 2025

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Tampaknya tahun belakangan ada tren mahasiswa kuliah sambil bekerja. Ini ditemukan dalam Survei "Biaya Hidup Mahasiswa 2024' yang dilakukan oleh UPN Veteran Yogyakarta dan Bank Indonesia (BI).

Ketua Pusat Studi Ekonomi Keuangan dan Industri Digital (PSEKUIN) UPN Veteran Yogyakarta, Ardito Bhinadi, mengungkapkan, ia baru melakukan survei terhadap mahasiswa di Jogja yang kuliah sambil bekerja cukup banyak.

Berdasarkan data, lebih dari 25 persen responden mahasiswa kuliah sambil bekerja. Dari jumlah tersebut, rincian profesi yang tersebar yakni wirausahawan (43,41%), asisten praktikum/dosen (18,43%), freelancer (11,46%), pekerja kafe (9,65%), dan pengajar kursus (9,30%).

Adapun untuk bidang usaha yang dijalankan mahasiswa Jogja yang menjadi wirausahawan, yaitu Makanan dan minuman (38,56%), Bisnis online (34,23%), Persewaan (8,47%), Lainnya (5,05%) dan Pengajar kursus (2,88%).

Ardito mengatakan, bahwa 'Survei Biaya Hidup Mahasiswa' ini telah ada sejak 2008 dan dilakukan tiap empat tahun sekali.

"Ada perubahan perilaku, kita bisa lihat dari hasil survei. Jadi survei tidak hanya bisa menjawab berapa sih biaya hidup mahasiswa, tapi kita bisa lihat perubahan preferensi mahasiswa selama kurun waktu 4 tahun. Tren arahnya ke mana, bisa lihat dari (survei) itu," katanya, Rabu kemarin.

 

Banyak Gunakan Gadget

Sebelumnya, pada 2020, responden survei mencapai 1.500 mahasiswa. Pada 2024, survei melibatkan 2.000 mahasiswa dari 43 perguruan tinggi dengan menggunakan kuesioner tatap muka langsung selama kurun waktu 26 Maret-22 April 2024. Sampling error survei ini 2,23%.

Dalam preferensi penggunaan gadget, tren yang ada pada mahasiswa Jogja berkembang. Pada 2024, mahasiswa banyak menggunakan gadget untuk fungsi lain seperti bekerja atau mencari pendapatan.

"Fungsi gadget, ternyata tidak hanya sebagai sarana penunjang pendidikan, sosialisasi, tapi juga mulai untuk bekerja. Dalam survei kita, meskipun angkanya masih relatif kecil, tapi banyak (mahasiswa) yang dapat (penghasilan) dari bekerja menggunakan gadget," tutur pakar lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut.

 

Baca Juga: Kerja Sama Local Currency Transaction RI-Korsel Disepakati

TikTok Naik Pesat

"Ada yang jualan live, endorsement, mulai pakai banyak handphone. Itu kenapa iPhone, jadi logis. Ada lifestyle-nya, tapi untuk menunjang (pekerjaan) juga," imbuhnya.

Saat menjelaskan hasil surveinya, Ardito menerangkan, pada 2024 ini, semakin banyak media sosial dan aplikasi. Kondisi ini berbeda dengan empat tahun lalu.

Misal, penggunaan TikTok dulu belum masuk ke dalam survei. Namun, tahun ini, TikTok naik pesat menjadi media sosial favorit ketiga bagi mahasiswa Jogja.

"TikTok kan empat tahun lalu belum muncul (di hasil survei). Begitu muncul di survei 2024, sudah ada di nomor 3, nomor 2 Instagram. WhatsApp masih nomor satu, untuk chatting," ucapnya, Rabu.

"Menarik memang, dari preferensi itu kita bisa melihat dia generasi apa. (Sekarang) generasi TikTok, Instagram," lanjutnya.

"Sebagian mahasiswa selain kuliah juga bekerja sebagai wirausahawan, asisten praktikum, freelancer, pekerja cafe, dan pengajar kursus," tulisnya dalam laporan hasil 'Survei Biaya Hidup Mahasiswa 2024' yang dilakukan oleh UPN Veteran Yogyakarta dan Bank Indonesia (BI).

Baca Juga: BKKBN-BI Kenalkan Literasi Keuangan untuk Dongkrak Ekonomi Keluarga

 

Jalankan Kelas Karyawan

Dikutip dari kk.esaunggul.ac.id, ada Universitas Swasta ternama di Jakarta, Universitas Esa Unggul sudah menjalankan kelas karyawan lebih dari 5 tahun dan menjadi salahsatu pilihan bagi para karyawan yang ingin melanjutkan pendidikannya, terbukti lebih dari 10.000 orang mahasiswa kelas karyawan yang aktif saat sekarang ini.

Mahasiswa diberikan pilihan kampus Untuk mendukung belajar mengajar telah disiapkan Sistem Kuliah Online yang efektif dan menarik sehingga mahasiswa dapat mengikutinya dengan mudah.

Perbandingan Mata kuliah yang dijalankan dengan cara tatap muka dengan kuliah online adalah 60:50, dimana jumlah mata kuliah tatap mukanya adalah 60% dan mata kuliah online adalah 40%

dengan kurikulum umum. Untuk Kuliah online, karyawab hanya bisa mengambil dua jurusan saja yaitu S1 akuntansi dan S1 manajemen. n erc/jk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU