SURABAYAPAGI.com, Lumajang - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) melaporkan mahalnya harga komoditas cabai terutama cabai rawit di wilayahnya yang kini tembus Rp 61 ribu per kilogram, dibandingkan dengan jenis cabai lainnya seperti cabai rawit hijau dan putih.
Sementara itu, diketahui tingginya harga cabai rawit merah tersebut disebabkan oleh serangan hama dan kondisi kekurangan air yang sedang dihadapi para petani. Sehingga membuat petani lebih berhati-hati dadan membutuhkan waktu yang lebih lama saat memanen cabai rawit lantaran diserang hama dna kurangnya pasokan air di musim kekeringan saat ini.
Baca Juga: Kawasan Ranu Regulo Dibuka Kembali untuk Wisatawan 10 September
"Memang yang mahal itu cabai rawit merah, dibanding cabai rawit putih ataupun yang hijau. Kenapa merah mahal? karena memang sekarang terjadi serangan hama dan suatu kondisi yang kekurangan air," jelas Kepala Bidang Hortikultura DKPP Lumajang Hendra Suwandaru, Rabu (28/08/2024).
Baca Juga: Terdampak Abrasi, Jalan Penghubung 2 Kecamatan di Lumajang Ambles
Menanggapi hal itu, DKPP Lumajang telah mengambil langkah proaktif dengan terus mengawal para petani cabai melalui pengendalian hama penyakit menggunakan pestisida nabati, sebuah upaya untuk menjaga kualitas tanaman cabai dan mendukung keberlanjutan produksi.
Selain itu, pemerintah daerah juga menggiatkan program-program strategis seperti Gerakan Pangan Murah (GPM) dan Gerakan Menanam Cepat Panen sebagai bagian dari upaya untuk menstabilkan harga pangan. Program ini diharapkan tidak hanya membantu mengendalikan harga, tetapi juga memberikan dukungan langsung kepada para petani untuk meningkatkan hasil panen mereka.
Baca Juga: Festival Sapar Agung di Lumajang, 2.000 Jenang Dibagikan Gratis
"Kita juga tetap akan dampingi petani melalui petugas-petugas di UPT yang ada di kabupaten ataupun wilayah-wilayah yang tersebar di beberapa kecamatan yang potensi tanaman hortikultura, khususnya cabai rawit," katanya. lj-01/dsy
Editor : Desy Ayu