BMKG Sebut Cuaca Panas Terik di Sejumlah Wilayah Akan Segera Mereda, Seiring Peningkatan Curah Hujan
Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah Minta Seluruh Saluran Harus Terkoneksi dan Berfungsi
SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Cuaca terik dan suhu panas di Kota Surabaya, sampai akhir Oktober lalu banyak dikeluhkan masyarakat. Suhu saat siang hari, bahkan mencapai 37 derajat celcius.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Surabaya menyebut sejak Jumat (2/11/2024) kemarin hujan mulai membasahi warga kota Surabaya.
Cuaca pagi kemarin mulai turun ke 24°C. Sementara Kelembapan Udara: 93 %. Lalu
Kec. Angin: 5 km/jam. Dan Arah angin dari: Barat Laut.
BMKG Juanda mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di wilayah Jawa Timur yang dapat memicu bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan hujan es.
Waspada Cuaca Ekstrem
Cuaca ekstrem ini diprediksi berlangsung hingga 6 November 2024.
Wilayah-wilayah yang diantisipasi terdampak mencakup Blitar, Bojonegoro, Ponorogo, Probolinggo, Tulungagung, Bangkalan, Banyuwangi, Bondowoso, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, dan daerah lainnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tanjung Perak telah memprakirakan Surabaya berpotensi hujan ringan sejak Jumat, 1 November 2024. Arah angin dari timur laut hingga tenggara dan kecepatan maksimum 22 km/jam.
Jarak pandang diperkirakan hingga 10 km, suhu udara berada di kisaran 25-33 derajat Celsius, dan kelembaban antara 58-90 persen.
Sementara itu, BMKG Juanda mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di wilayah Jawa Timur yang dapat memicu bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan hujan es.
Konsentrasi Awan Hujan
Pembentukan awan hujan di Jawa Timur dipengaruhi oleh gelombang atmosfer Rossby yang meningkatkan konsentrasi awan hujan.
BMKG mengimbau masyarakat dan instansi terkait untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di daerah dengan topografi curam yang rawan banjir, longsor, dan pohon tumbang.
"Cuaca ekstrem diprediksi disertai hujan lebat, petir, dan angin kencang dalam sepekan ke depan. Waspadai dampak yang bisa timbul seperti banjir, jalan licin, dan berkurangnya jarak pandang," tulis BMKG Juanda dalam keterangan pers.
Baca Juga: Musim Penghujan, DPU CKPP Banyuwangi Siaga Antisipasi Risiko Banjir
Durasi Musim Hujan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan
secara umum, rincian awal musim hujan tahun 2024-2025 di Jawa Timur yakni September 1 ZOM (1,4% dari 74 ZOM), Oktober sebanyak 23 ZOM (31,0% dari 74 ZOM), November 49 ZOM (66,2% dari 74 ZOM), dan Desember 1 ZOM (1,4% dari 74 ZOM).
Durasi musim hujan diprakirakan terjadi selama 9 sampai 10 bulan, dengan puncak musim hujan terjadi pada bulan Maret dan April 2025.
Prakirawan BMKG Juanda Oky Sukma Hakim mengatakan, Kota Surabaya akan memasuki awal musim hujan sekitar tanggal 1-10 November 2024.
Sementara saat disinggung suhu dan cuaca panas di Surabaya, Oky menjelaskan salah satu penyebabnya adalah fenomena kulminasi utama yang baru saja terjadi di wilayah Jawa Timur 10-14 Oktober 2024.
Ketika fenomena kulminasi terjadi, matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat kondisi ini, suhu akan terasa lebih panas karena jarang terdapat awan di langit.
Setelah kemarau usai, terutama pada bulan November, karena sebagian besar Jatim memasuki awal musim hujan, maka secara perlahan suhu akan berangsur-angsur turun," jelas Oky.
Baca Juga: Pulau Jawa Hujan, Mulai November
Sementara itu, di tengah cuaca yang dirasakan terik ini, Oky menyampaikan sejumlah imbauan untuk masyarakat.
Cuaca Panas Terik Mereda
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut cuaca panas terik yang belakangan terjadi di sejumlah wilayah akan segera mereda, seiring peningkatan curah hujan.
"Dalam beberapa waktu ke depan, seiring dengan Siklon Tropis Kong-rey yang akan menjauhi wilayah Indonesia dan diprediksi akan melemah serta adanya potensi aktifnya gelombang ekuator Rossby dan nilai OLR negatif di wilayah Jawa, maka akan dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan dalam beberapa hari ke depan," ujar Deputi bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan Rabu (30/10).
Menurut Ardhasena peningkatan pembentukan awan hujan ini akan konsisten, sehingga berdampak pada penurunan suhu, khususnya di Pulau Jawa.
"Dengan diprediksi mulai turunnya hujan secara konsisten dalam beberapa waktu ke depan, maka suhu permukaan juga diprediksi akan menurun terutama di wilayah Jawa," terang Ardhasena.
BMKG sebelumnya memberi peringatan kepada masyarakat di sejumlah daerah untuk mewaspadai dampak suhu panas yang berpotensi 'memanggang' RI. Menurut BMKG, suhu di sejumlah daerah bahkan mencapai 37 hingga 38,4 derajat Celsius.
Berdasarkan analisa tim ahli meteorologi BMKG sampai Senin (28/10) siang, tercatat suhu panas tertinggi melanda wilayah Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur yang mencapai 38,4 derajat Celsius. n erc/jk/rmc
Editor : Moch Ilham