SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Judul berita utama harian Surabaya Pagi, edisi Senin (11/11) "Prabowo Belajar Atasi Kemiskinan Ke China".
Diberitakan, pemerintah Presiden Prabowo Subianto bertekad belajar dari China dalam hal memberantas kemiskinan.
Baca Juga: Pagi Sarapan Nasi Uduk, Siang Nasi Rp 10 Ribu
Menurut Prabowo pemerintahan saat ini akan meningkatkan upaya pengentasan kemiskinan di Tanah Air.
"Kita akan meningkatkan upaya kita untuk memberantas kemiskinan, dan saya kira kita ingin belajar lebih banyak dari pengalaman Tiongkok juga," terang Prabowo, saat bertemu Perdana Menteri Li Qiang di Great Hall of the People, Beijing, pada Sabtu, (9/11/2024).
Tahun 2021, Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, juga memuji China yang berhasil membuat angka kemiskinan menjadi 0 persen. Padahal, jumlah penduduknya mencapai sekitar 1,5 miliar. Pencapaian Tiongkok tersebut diperoleh saat Partai Komunis China berusia 100 tahun. Sementara China sendiri merdeka pada tahun 1949 atau 5 tahun setelah Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan dan menjadi negara republik.
Ada dua perbedaan antara dua presiden kita. Mega, masih memwacanakan. Tapi Prabowo, sudah umumnya akan belajar. Bisa jadi ini karena persoalan karakter. Prabowo, jenderal yang lama di pasukan. Megawati, sebelum terjun ke politik, ibu rumah tangga istri pengusaha pom bensin Taufik Kiemas.
***
Tercatat, jumlah penduduk China pada tahun 2023 diperkirakan mencapai 1,409 miliar jiwa. Saat ini, jumlah penduduk miskin di Tiongkok diperkirakan hanya sekitar 56 juta orang. Namun, Tiongkok telah berhasil mengeluarkan 700 juta orang dari kemiskinan sejak tahun 1978.
Ketua Umum PDI Perjuangan itu pun merasa heran, negara yang punya penduduk terbanyak di dunia bisa memangkas kemiskinan dengan baik dibandingkan Indonesia.
"Itu pertanyaan saya why dia bisa? Padahal [penduduk] dia 1,5 miliar. Kita cuma 270 juta, seperapatlah. Kenapa kita kayak maju mundur melulu? Apa salahnya?
pernyataan Megawati soal data kemiskinan China 0 persen itu bersumber dari pidato Presiden China Xi Jinping, pada Kamis, (25/2/2021).
Dalam pidato yang berlangsung selama 1 jam itu, Xi Jinping mengeklaim telah berhasil memenangkan perang melawan kemiskinan pedesaan di China.
Dikutip dari kantor berita resmi Pemerintah China, Xinhua, Xi Jinping menyebut telah berhasil mengentaskan 100 juta warganya dari kemiskinan. Hal ini dia sebut sebagai kado awal ulang tahun ke-100 Partai Komunis China yang jatuh pada bulan Juli tahun ini.
“Ini adalah kemuliaan dan kehormatan orang-orang China,” katanya.
Mengutip data Bank Dunia, angka kemiskinan China pada tahun 2000 masih di posisi 49,8 persen. Jumlah itu terus menurun drastis menjadi 0,6 persen di 2019, sebelum pandemi COVID-19 mencuat dan merebak ke berbagai negara di dunia.
Pada 2020, angka kemiskinan China disebut ada di posisi 0 persen. Sementara media Barat menyikapi data ini dengan skeptis. “Klaim Xi Jinping untuk memberantas kemiskinan muncul ketika pandemi COVID-19 akan menjebak 150 juta orang ke dalam kemiskinan ekstrem di seluruh dunia. Ini menurut Bank Dunia,” tulis The Washington Post menyikapi pidato pemimpin China itu.
***
Urusan perang melawan kemiskinan, Xi Jinping telah menggelontorkan 1,6 triliun yuan atau setara Rp 3.600 triliun.
Dana sebesar itu disalurkan sebagai bantuan produktif untuk masyarakat miskin, berupa pinjaman tunai hingga hewan ternak. Kepala daerah pun bergegas dari pintu ke pintu rumah warga miskin, untuk menyalurkan bantuan tersebut.
Sementara itu BBC menulis, pengentasan kemiskinan khususnya di pedesaan menjadi target ambisius Xi Jinping sejak dia memimpin China pada 2012.
Pemerintah China sendiri sejak 2010 menetapkan standar kemiskinan di pedesaan, yakni penduduk yang memiliki penghasilan minimal USD 2,30 per hari. Angka ini bahkan lebih tinggi dari standar Bank Dunia yang mematok USD 1,90 per hari.
Para pemimpin di daerah pun, berlomba-lomba menjalankan program pengentasan kemiskinan pemimpin nasional mereka.
Pada 1990 ada lebih dari 750 juta orang di Cina yang hidup di bawah garis kemiskinan atau sekitar dua pertiga dari populasi.
Xi Jinping, saat memimpin pertama kali, jumlah penduduk miskin sudah menyusut drastis kurang dari 90 juta jiwa. Pada 2019, data yang terakhir dirilis Bank Dunia, menyebutkan angka kemiskinan China sebesar 0,6 persen dari populasi penduduk negara itu.
“Jadi jelas, bahkan pada tahun 2019 China sedang dalam perjalanan untuk mencapai targetnya,” tulis BBC.
Sementara laporan dari Kementerian Keuangan China mengungkap bahwa negara tersebut berhasil menyelamatkan lebih dari setengah miliar orang dari kondisi kemiskinan. Jumlah itu adalah total selama 40 tahun terakhir.
Berdasarkan laporan media pemerintah China, Xinhua, Jumat (1/4/2022), ada hampir 800 juta orang yang terangkat dari kemiskinan selama empat dekade terakhir. Angka itu setara dengan pengurangan kemiskinan 75 persen di dunia pada periode tersebut.
***
Baca Juga: Kursus Kecantikan, Lakukan Treatment Derma Roller, Malpraktikkah?
Sementara, Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri mencatat pada Maret 2020 terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak 1,63 juta orang dibandingkan periode September 2019.
Dengan demikian, jumlah penduduk miskin RI 2020 tercatat sebanyak 26,42 juta orang.
Informasi penting disajikan secara
Persentase penduduk miskin pada Maret 2020 sebesar 9,78 persen. Posisi ini meningkat 0,56 persen terhadap September 2019 dan meningkat 0,37 persen terhadap Maret 2019.
Data BPS juga menunjukkan, 70 persen kelompok masyarakat lapisan bawah atau berpendapatan rendah mengaku mengalami penurunan pendapatan selama pandemi COVID-19. Sementara untuk masyarakat berpendapatan tinggi, yakni di atas Rp 7,2 juta, sebanyak 30 persen mengaku pendapatannya berkurang selama pandemi.
Pemerintah menargetkan angka kemiskinan bisa turun menjadi 0 persen di 2024.
***
Untuk mencapai target tersebut, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) berencana akan merombak sistem bantuan sosial atau bansos yang ada saat ini.
Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, nantinya hanya ada dua jenis bansos yang akan diberikan kepada masyarakat. Adapun saat ini bansos terdiri dari berbagai jenis, masing-masing daerah pun memiliki bentuk bansos yang berbeda.
Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, hanya ada dua jenis bansos yang akan diberikan kepada masyarakat. Adapun saat ini bansos terdiri dari berbagai jenis, masing-masing daerah pun memiliki bentuk bansos yang berbeda.
"Nantinya bansos dipaket hanya menjadi dua, program sembako plus bansos bersyarat untuk KK miskin, terutama untuk menghilangkan extreme poverty (kemiskinan ekstrem)," jelas Suharso dalam webinar CEO Forum, Kamis (21/1).
***
Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Qian mengatakan, sejak tahun 2020, China memenangkan perang melawan kemiskinan sesuai jadwal dengan berjuang mengatasi dampak negatif pandemi COVID-19.
Baca Juga: Polisi Rekayasa Kasus Dipecat, Diumumkan ke Publik, Presisi
"Tiongkok telah berhasil mewujudkan hampir 770 juta rakyat desa bebas dari kemiskinan absolut menurut standar saat ini yang menjadi keajaiban dalam sejarah melawan kemiskinan umat manusia," ujarnya, dalam konferensi pers virtual dikutip Jumat, 16 Juli 2021.
Kedutaan Besar China bahkan buka-bukaan tentang cara pemerintahannya mengentaskan kemiskinan di negeri tirai bambu itu akibat pandemi COVID-19. Pengentasan kemiskinan disebut selalu nenjadi tantangan menonjol bagi pembangunan dan pemerintahan di negara-negara seluruh dunia.
"Tiongkok telah berhasil mewujudkan hampir 770 juta rakyat desa bebas dari kemiskinan absolut menurut standar saat ini yang menjadi keajaiban dalam sejarah melawan kemiskinan umat manusia," ujarnya, dalam konferensi pers virtual dikutip Jumat, 16 Juli 2021.
Ia pun mengungkapkan, China mempunyai beberapa pengalaman dalam menangani kemiskinan yang bisa menjadi referensi bagi negara-negara lainnya. Setidaknya ada lima strategi China membebaskan rakyat dari kemiskinan. Pertama
Kepemimpinan yang Kuat. Xiao menjelaskan, Partai Komunis Tiongkok (PKT) memasukkan program pengurangan kemiskinan ke dalam strategi umum pembangunan nasional, membuat perencanaan menyeluruh, dan mengintensifkan pelaksanaannya.
Sekretariat Partai pada tingkat pusat, provinsi, kota, kabupaten, dan kecamatan dibentuk untuk menangani kemiskinan, sehingga segenap Partai turut dimobilisasi untuk menyukseskan program ini.
Totalnya ada 255 ribu regu kerja pedesaan, dengan 3 juta lebih sekretaris pertama Partai dan kader Partai, telah dikerahkan ke daerah-daerah pedesaan garis depan pertempuran melawan kemiskinan.
Dubes Xiao mengatakan tujuan program pengurangan kemiskinan adalah agar hasil pembangunan bisa dinikmati oleh lebih banyak orang. Partai dan pemerintah Tiongkok senantiasa mengedepankan tanggung jawab utama untuk mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan mewujudkan kemakmuran bersama.
Karena itu, Partai dan pemerintah Tiongkok meningkatkan anggaran pendanaan bagi program pengurangan kemiskinan, mengembangkan peranan vital pemerintah Tiongkok sebagai pemimpin dan pemandu, sekaligus berupaya meningkatkan partisipasi pendanaan masyarakat.
Dalam delapan tahun terakhir, pemerintah Tiongkok dari semua tingkatan telah mengucurkan total hampir 1,6 triliun yuan (sekitar Rp 3.520 triliun) dana anggaran khusus program pengentasan kemiskinan, dan menyalurkan 9,2 triliun yuan (sekitar Rp20.240 triliun) kredit finansial bagi program pengentasan kemiskinan yang tepat sasaran.
Bahkan pemerintah Tiongkok, meregistrasi setiap desa miskin dan setiap rumah tangga miskin, untuk kemudian membentuk sistem jaringan informasi pengentasan kemiskinan berskala nasional. Kebijakan yang tepat sasaran diimplementasikan dalam hal penerima program, perencanaan proyek, dan penggunaan dana.
Artinya, setiap rumah tangga miskin dijamin menerima bantuan, setiap desa mendapatkan pejabat khusus untuk melaksanakan program pengentasan kemiskinan, dan target-target program dicapai berdasarkan standar yang telah ditentukan.
Melalui mobilisasi ini, Tiongkok membentuk sistem pengentasan kemiskinan yang melibatkan partisipasi segenap masyarakat. Provinsi-provinsi dan kota-kota yang lebih makmur di Tiongkok Timur memberikan dukungan bagi provinsi dan daerah otonom di Tiongkok Barat.
Selain itu, instansi Partai dan badan pemerintah di tingkat pusat, partai-partai demokratis, organisasi rakyat, perusahaan milik negara, dan tentara juga digerakkan untuk membantu kabupaten-kabupaten kategori miskin menurut standar nasional.
Juga ada partisipasi aktif dari perusahaan swasta, organisasi publik, dan individu warga negara, untuk membuka berbagai jalur pengentasan kemiskinan, di antaranya melalui sektor industri, teknologi, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, dan konsumsi.
Luar biasa semangat pemerintahan Presiden China Xi Jinping, dalam mengentas kemiskinan..
Xi, mobilisasi kekuatan partai dan pemerintahan. Dan ini sekarang juga dimiliki Prabowo, yang selain Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus kepala pemerintahan dan kepala negara. Selamat bekerja Jenderal. ([email protected])
Editor : Moch Ilham