Dinkes Kota Batu Galakkan Deteksi Dini Kasus Penyebaran Leptospirosis

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 17 Nov 2024 11:08 WIB

Dinkes Kota Batu Galakkan Deteksi Dini Kasus Penyebaran Leptospirosis

i

Ilustrasi. Penyebaran penyakit leptospirosis. SP/ BTU

SURABAYAPAGI.com, Batu - Sebagai langkah antisipasi penyebaran penyakit leptospirosis akibat urine hewan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, Jawa Timur menggalakkan langkah deteksi dini, khususnya di musim penghujan saat ini.

"Deteksi dini ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) terkait Kewaspadaan Kejadian Luar Biasa (KLB) leptospirosis," jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu Aditya Prasaja, Minggu (17/11/2024).

Baca Juga: Sambut Wisatawan Jelang Nataru, Pemkot Batu Perbaiki Sejumlah Infrastruktur

Surat Kewaspadaan Leptospirosis tersebut telah disebarkan ke desa, kelurahan, dan rumah sakit sebagai bagian dari langkah antisipasi. Hal ini dikarenakan berdasarkan laporan pada 2024 sudah tercatat dua kasus leptospirosis di Kota Batu, sementara pada 2023 tidak ada kasus yang ditemukan.

Diketahui, pada 2024 di Kota Batu sudah ada laporan dua kasus yang masuk. Sedangkan pada 2023 nihil temuan. Sedangkan, salah satu penyebaran penyakit itu muncul dari urine hewan, salah satunya tikus yang terinfeksi bakteri leptospira.

Upaya langkah deteksi dini telah dilakukan dengan memeriksa gejala pasien serta menggali riwayat aktivitas atau pekerjaan pasien dalam satu hingga dua minggu terakhir. 

Baca Juga: Pj Wali Kota Ali Kuncoro Terima Tanda Kehormatan “Jasa Hakaryo Guno Mamayu Bawono"

Sedangkan bagi orang yang terpapar leptospirosis awalnya mengalami gejala mual, lemas, dan sakit kepala. Kondisi itu disertai dengan munculnya nyeri betis, mata merah, dan kulit kuning. Dampak paling kritis yang bisa diidap seseorang terpapar leptospirosis adalah gagal ginjal, hingga bisa mengakibatkan kematian.

"Tidak ada usia rentan untuk penyakit leptospirosis. Kasus banyak ditemukan pada laki-laki usia produktif yang masih aktif bekerja sebagai petani serta kondisi tempat tinggal atau tempat kerja yang ditemukan tikus," katanya.

Baca Juga: Pemkot Mojokerto Jalin Kerja Sama dengan Pemkot Batu Terkait Stabilitas Pangan

Selain langkah antisipasi dini, pihaknya juga turut mengimbau mengingat penyakit ini ditularkan tikus, maka upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan pengendalian, seperti memastikan tidak ada lubang di rumah sebagai tempat keluar masuk hewan itu. 

Tak hanya itu, Dinkes Kota Batu mengimbau masyarakat agar tetap menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggalnya serta melaksanakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). "Gunakan alas kaki saat beraktivitas di sawah, kebun, ladang, dan serta cuci tangan dan kaki dengan sabun setelah beraktivitas," tuturnya. bt-01/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU