SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur diajak untuk serius melakukan inovasi dalam mendukung Swasembada Pangan Nasional. Meskipun secara geografis Jawa Timur adalah salah satu penyumbang bahan pangan terbesar untuk Indonesia Timur.
Wakil ketua komisi B DPRD Jawa Timur Chusni Mubarok mengatakan untuk mewujudkan swasembada pangan dibutuhkan kerjasama di lintas sektor apalagi nantinya didukung keberadaan petani milenial melalui brigade pertanian yang digagas kementerian Pertanian RI.
Baca Juga: Jebakan Tikus Listrik Telan Korban Jiwa di Ngawi, DPRD Jatim Geram
“Rencana brigade pertanian dan petani milienial perlu disambut serius oleh Dinas Pertanian Jatim,” pinta Chusni Mubarok, Rabu 26/11/2024.
Baca Juga: Biaya Operasional Pasar Puspa Agro Rp 100 M, Kini Terbengkalai
Kehadiran brigade pertanian yang dibentuk Kementerian Pertanian di seluruh Indonesia termasuk di Jawa Timur diharapkan bisa mewujudkan swasembada pangan sebagai salah satu program unggulan dari Presiden Prabowo Subianto. “Sudah terpantau persiapan pergerakan terkait brigade pangan tersebut ditingkat Polres dan Kodim sudah. mulai optimasi lahan (oplah) dan kegiatan-kegiatan yang bisa menunjang brigade pangan tersebut,” ungkap politisi Gerindra ini.
Legislator yang berangkat dari Daerah Pemilihan Jatim VI (Malang Raya) ini mengatakan keberadaan brigade pangan tersebut ditunjang dengan mekanisasi alat pertanian. Diharapkan rencana swasembada pangan tiga atau empat tahun lagi bisa terwujud. "Jawa Timur mendukung penuh dari target swasembada pangan yang dicanangkan presiden Prabowo untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Indonesia termasuk di Jawa Timur," tandasnya.
Baca Juga: PT Puspa Agro, Tidak untuk Bancakan Berjamaah, Cak!
Seperti diketahui, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI) membentuk Brigade Swasembada Pangan. Langkah ini dilakukan demi mewujudkan swasembada pangan pada 2028 seperti yang diinginkan Presiden Prabowo Subianto. Selain TNI, Brigade Swasembada Pangan juga melibatkan Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Brigade tersebut katanya akan fokus membantu percepatan optimasi lahan (oplah) dan cetak sawah. Target adalah meningkatkan indeks pertanaman, tanam 1 kali menjadi 2 kali, 2 kali menjadi 3 kali. Kementan melalui keterangan resmi pada Minggu (24/11/2024) menerangkan bahwa estimasi penghasilan Rp 10-20 juta sangat memungkinkan diperoleh para petani muda yang bergabung dalam Brigade Pangan. Kementan sendiri telah melakukan analisis usaha tani secara rinci agar program ini dapat membuahkan hasil optimal. Setiap Brigade yang terbentuk beranggotakan 15 orang dengan mengelola lahan 200 hektare. Mereka akan mengelola lahan selama 5 tahun agar pendapatannya optimal. rko
Editor : Moch Ilham