SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Ketua Umum Pengprov Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jawa Timur Bambang Haryo Soekartono (BHS) menutup kompetisi Invitasi Kejuaraan Pencak Silat tingkat SD dan SMP se Surabaya di Sekolah Wachid Hasyim Surabaya, Jumat (27/12/2024) malam.
Pada ajang ini, total 296 peserta dari 19 kontingen beradu menunjukkan skill mereka guna memperebutkan Piala Hasyim Cup.
Baca Juga: Siapkan Generasi Emas Tahun 2045, PT DLU Gelar Khitan Massal Gratis
Kompetisi yang berlangsung dari 26 hingga 27 Desember 2024 ini digelar guna mencari talenta pencak silat berbakat dari sekolah-sekolah di Kota Surabaya.
BHS menjelaskan bahwa pencak silat merupakan olahraga yang dapat menjadi sarana membentuk karakter dan kedisiplinan hingga meraih prestasi.
Kompetisi yang diselenggarakan oleh Yayasan Wachid Hasyiem ini memberikan kesempatan kepada atlet-atlet silat muda di Surabaya untuk bisa meningkatkan prestasinya.
"Yang kita harapkan adalah, mereka dapat menjadi atlet berprestasi jauh lebih tinggi baik di tingkat provinsi, Nasional, bahkan di tingkat Internasional," ujarnya.
BHS mengungkapkan bahwa nantinya sertifikat yang didapat para atlet dari Kkompetisi ini dapat memberi kesempatan mereka untuk masuk ke sekolah menengah ataupun perguruan tinggi negeri.
Baca Juga: BHS Desak Pemkot Surabaya Bersinergi Tingkatkan Perjalanan Angkutan Publik
Tidak hanya sertifikat, Yayasan Wachid Hasyiem dan tim BHS Peduli juga memberikan dana apresiasi untuk para juara kompetisi Invitasi Kejuaraan Pencak Silat.
"Meski nilainya tidak terlalu besar, saya berharap ini dapat meningkatkan motivasi mereka untuk terus berprestasi," ujar BHS.
Pada kesempatan ini IPSI juga menyambut baik rencana pemerintah pusat yang akan membuat pencak silat menjadi kurikulum pendidikan tingkat SD, SMP, dan SMA.
Baca Juga: Gelar Kuliah Umum di UWKS, Bambang Haryo Ajak Mahasiswa Tidak Apatis Terhadap Politik
"Dengan adanya kurikulum pencak silat, IPSI Jatim maupun Surabaya akan bersiap dengan cara melatih guru-guru di sekolah," katanya.
BHS menyebut, untuk merealisasikan hal ini, IPSI membutuhkan waktu yang tidak instan, karena guru-guru inilah yang nantinya melatih yang tidak hanya dari sisi prestasinya, akan tetapi juga dari sisi akhlak, kesantunan, dan sportivitas.
"Pada olahraga pencak silat ini, kita juga melestarikan budaya peninggalan dari nenek moyang kita yang kedepannya akan kita pertahankan dan kita kembangkan bersama-sama," pungkasnya. Byb
Editor : Redaksi