Home / Opini : Kasih Karunia

Merry Christmas and Happy New Year

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 29 Des 2024 20:10 WIB

Merry Christmas and Happy New Year

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Hari Natal telah berlalu. Kita akan memasuki tahun baru Masehi 2025. Ini merujuk pada awal tahun dalam kalender Masehi yang secara luas diakui dan digunakan di seluruh dunia.

Selasa malam (31/12) masyarakat global akan merayakan pergantian tahun baru Masehi melalui berbagai kegiatan, mulai dari berkumpul bersama keluarga hingga menghadiri pesta malam tahun baru yang meriah.

Baca Juga: Yesus dan Bapa

Perayaan ini tidak hanya memiliki makna religius, tetapi juga melambangkan kesempatan untuk memulai hal-hal baru.

Setiap tahun, perayaan Tahun Baru Masehi selalu dirayakan pada tanggal 1 Januari.

Perayaan ini kadang diisi dengan perayaan dan upacara keagamaan. Selain menyalakan kembang api,

Ada yang membuat resolusi tahun baru, Berkumpul bersama teman dan/atau keluarga.

Kalender yang digunakan saat ini adalah Kalender Gregorius, yang merupakan modifikasi dari Kalender Julius. Kalender Gregorius disetujui oleh Paus Gregorius XIII pada tanggal 24 Februari 1582.

Baca Juga: Adab Yesus di Pesta

Bagi mereka yang membolehkan, meyakini bahwa tahun baru itu sudah dimulai sejak abad ke 4 Masehi.

Menurut kebiasaan orang-orang Romawi, ada juga yang mengatakan itu hanya soal model penanggalan matahari dan bulan sehingga tidak ada kaitannya dengan agama apapun.

Sedang bagi mereka yang tidak membolehkan perayaan tahun baru, meyakini bahwa sejarah perayaan pergantian tahun itu berkaitan erat dengan kelahiran Yesus atau Isa Al-Masih, yang puncaknya adalah pada pukul 00.00 pagi, di mana suara gemuruh kembang api terdengar hampir dari seluruh penjuru mata angin, serta  langit-langit yang  terlihat bercahaya dan penuh dengan gemerlapnya.

Perayaan tersebut hampir diikuti oleh seluruh manusia termasuk saudara muslimin, tidak terkecuali negeri-negeri Arab, seperti Uni Emirat Arab yang disebut-sebut sebagai penyelenggara perayaan tahun baru paling spektakuler di Timur Tengah.

Baca Juga: Kembali ke Betlehem

Konon saat zaman Romawi, pesta perayaan ulang tahun baru adalah untuk menghormati Dewa Janus (Dewa yang digambarkan bermuka dua).

Perayaan ini terus dilesatarikan dan menyebar ke Eropa pada awal abad Masehi. Seiring berkembangnya agama Kristen, akhirnya perayaan ini diwajibkan oleh pemimpin Negara sebagai perayaan “suci” satu paket dengan hari Natal.

Inilah sebabnya ucapan Natal dan Tahun baru dijadikan satu Merry Christmas and Happy New Year. (Maria Sari)

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU