SURABAYAPAGI, Surabaya - Krisis literasi di Indonesia menjadi tantangan serius, terlebih di era digital yang didominasi oleh gadget dan hiburan instan. Fakta menunjukkan, hanya sedikit masyarakat yang memiliki kebiasaan membaca secara rutin, Badan dunia UNESCO mencatat minat baca di Indonesia hanya mencapai 0,001%. Artinya di antara 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang suka membaca. Kondisi ini menuntut pendekatan baru untuk meningkatkan minat baca sejak usia dini, dengan memanfaatkan teknologi sebagai solusi, bukan hambatan.
Melihat tantangan ini, tim Program Studi S-1 Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) hadir dengan inovasi perpustakaan digital. Proyek ini diterapkan di berbagai sekolah, seperti SDN Kandangan I Surabaya, SDN Kandangan III Surabaya, SDN Romokalisari II Surabaya, TK Al Kharomah Wiyung, TK Agripina, Rungkut Surabaya hingga PGRA AT Thayyibah Sukodono Sidoarjo. Perpustakaan digital ini dirancang tidak hanya untuk meningkatkan akses terhadap sumber bacaan, tetapi juga untuk mengarahkan penggunaan perangkat elektronik menjadi lebih produktif dan mendukung literasi digital siswa.
Baca Juga: Literasi AI: Praktik Etis Proses Humanisasi Dalam Pendidikan
“Proyek ini dikembangkan untuk memudahkan siswa dalam mengakses sumber belajar, termasuk buku yang bisa diakses di mana saja lewat perangkat yang mereka miliki. Ini sekaligus membudayakan literasi digital sejak dini pada siswa,” ujar Dr. Fajar Arianto, M.Pd., Dosen Teknologi Pendidikan UNESA. Menurutnya, perpustakaan digital juga dirancang untuk mengarahkan siswa menggunakan ponsel untuk hal-hal positif. “Dibandingkan memanfaatkan ponsel untuk hal-hal yang kurang produktif, lebih baik kita biasakan siswa menggunakan perangkat mereka untuk belajar dan berliterasi,” ujarnya. Proyek perpustakaan digital merupakan menugasan pada mata kuliah Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Belajar.
Inovasi ini mendapat apresiasi dari pihak sekolah. Kepala Sekolah SDN Romokalisari II, Bapak Memet Junaidi, mengungkapkan bahwa kehadiran perpustakaan digital ini sangat membantu siswa dalam mengakses bacaan dan meningkatkan literasi mereka. "Dengan begini, tugas guru untuk menanamkan literasi sejak dini menjadi lebih terbantu. Para siswa kini bisa belajar dan membaca kapan saja,” ungkapnya.
Hal serupa disampaikan oleh Nunuk Wijayanti, Kepala Sekolah selaku Kepala SDN Kandangan III/ 621 Surabaya “Kami sangat terbantu dengan adanya perpustakaan digital ini, utamanya dalam persiapan akreditasi perpustakaan di tahun 2025. Di tahun 2024 ini, sekolah kami belum memiliki persiapan untuk akreditasi perpustakaan. Kehadiran mahasiswa Unesa benar-benar seperti gayung bersambut, menjadi langkah awal kami untuk memulai digitalisasi,” ujarnya dengan penuh rasa syukur.
Dr. Fajar Arianto, M.Pd juga mencatat perubahan pola belajar siswa di era digital. “Anak-anak dulu berbondong-bondong ke perpustakaan dengan membawa banyak buku untuk mencari referensi. Tapi sekarang, anak-anak lebih sering menggunakan laptop atau gawai. Ini adalah zaman digitalisasi, dan kita harus menyesuaikan diri. Perpustakaan digital adalah salah satu cara agar siswa tetap bisa menikmati literasi dengan cara yang relevan di zaman ini,” paparnya.
Baca Juga: S1 Teknologi Pendidikan UNESA Lakukan Pengadaan Perpustakaan Digital
Hj. Daulatil Islamiyah, S.Pd., Kepala Sekolah PGRA ATThayyibah, juga menyampaikan rasa bangga dan syukur atas kedatangan mahasiswa Universitas Negeri Surabaya. "Mahasiswa Unesa telah berupaya keras mengembangkan perpustakaan digital PGRA ATThayyibah. Tidak hanya itu, mereka juga membuatkan profil video sekolah kami, yang menjadi tambahan luar biasa untuk mendukung promosi sekolah," ungkapnya.
Proyek ini memungkinkan siswa mengakses materi pembelajaran yang interaktif dan menarik, seperti video edukasi yang dirancang khusus untuk kebutuhan pendidikan anak usia dini. Selain itu, ruang karya di platform ini menyediakan tempat bagi guru dan siswa untuk berbagi hasil kreatifitas, seperti cerita digital, gambar, atau proyek pembelajaran lainnya. Hal ini diharapkan dapat memupuk kreativitas anak sejak dini dan memberikan inspirasi bagi guru dalam mengembangkan metode pembelajaran berbasis teknologi.
Antusiasme juga terlihat di sekolah-sekolah lainnya, seperti TK Al Kharomah dan SDN Semambung II, di mana guru aktif bertanya dan berdiskusi mengenai penerapan teknologi dalam pembelajaran. Para guru menyambut baik fitur-fitur seperti ruang karya digital, video edukasi, dan buku panduan yang dirancang untuk mempermudah pengajaran berbasis teknologi.
Pada akhir proyek, tim mahasiswa Unesa mengadakan demonstrasi dan presentasi hasil kerja di beberapa sekolah. Dalam sesi ini, mereka memaparkan fitur-fitur perpustakaan digital, cara akses, hingga potensi pengembangannya. Para guru terlibat aktif dalam diskusi, menyampaikan masukan untuk inovasi lebih lanjut.
Baca Juga: Konjen Tiongkok di Surabaya dan UNESA Serah Terima Donasi Buku Simbolis “Perpustakaan Cheng Hoo”
“Proyek ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu untuk memberikan dampak langsung kepada masyarakat,” tegas Dr. Fajar.
Dengan penerapan di berbagai sekolah, mulai dari SD hingga TK, proyek ini menunjukkan bagaimana inovasi teknologi dapat membawa manfaat luas bagi dunia pendidikan. Harapannya, upaya ini dapat terus berkembang sehingga memberikan dampak yang lebih besar di masa depan.
Editor : Mariana Setiawati