SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Judul berita di harian kita edisi Rabu (8/1/2024), "Kisah Pilu, Istri Hakim Pemvonis Bebas Ronald Tannur", Menggugah beberapa ibu lain. Mereka ikut iba. Apalagi usai apartemennya digeledah jaksa, Istri Erintuah Damanik, hakim pemvonis bebas Ronald Tannur, mengaku ketakutan yang sangat mencekam sampai berapa minggu.
Istri hakim Pengadilan Negeri Surabaya Erintuah Damanik, itu bernama Rita Sidauruk.
Baca Juga: Megawati Ingin ketemu Prabowo, Butuh Aktualisasi Diri
Keterangannya mirip orang yang memberi testimoni. Termasuk saat ia menukar uang asing dari suaminya di Money changer.
Saat Jaksa meminta Rita untuk menceritakan proses penangkapan terhadap suaminya, Erintuah Damanik.
Rita mengatakan penangkapan dilakukan saat dirinya dan Erintuah berada di apartemennya di Surabaya.
"Waktu itu, saya seperti biasa Pak ya, subuh sekali sudah bangun. Lanjut saya kegiatan sebagai ibu rumah tangga. Saya siap-siap untuk memasak. Belum saya mulai memasak pintu diketuk. Iya (bapak) sudah bangun tidur, sudah lagi duduk itu, bapak pagi dengar berita begitu Pak, saya masak. Kan kelihatan, karena kan kecil Pak apartemen itu kecil, saya masak di sini, bapak di situ, gitu loh Pak. Jadi saya bilang 'ada apa yang ketuk?' terus 'ya nggak apa apa buka aja' begitu bapak. Saya buka," kata Rita dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Selasa (7/1/2025).
Dia mengatakan tamu itu mengaku dari pihak kejaksaan. Dia mengaku kaget saat tahu yang datang adalah jaksa.
"Saya terus terang Pak, syok di situ, kaget saya, ada apa ini, kan begitu. Saya nggak bisa ngomong, saya diam," kata Rita.
Dia mengatakan jaksa melakukan penggeledahan mulai pukul 05.30 WIB hingga 15.00 WIB. Dia menyebut Erintuah dan dirinya tetap berada di dalam apartemen selama penggeledahan.
"Sampai akhirnya sore itu kita dibawa bersama-sama. Waktu itu memang saya tidak ikut dibawa, cuma saya bilang, saya mohon sama jaksa waktu itu, 'Pak saya ikut, saya mau lihat suami saya mau dibawa ke mana'. jadi saya minta ikut waktu itu," kata Rita.
Beda dengan Istri Mangapul, Marta Panggabean. Ia menangis di sidang, saat ia menceritakan saldo di ATM-nya nol rupiah alias kosong. Peristiwa ini terjadi ketika Marta, yang dihadirkan sebagai saksi dugaan korupsi suaminya, menjawab sejumlah pertanyaan tim kuasa hukum di ruang sidang.
Marta mengaku sedih lantaran saat ini ketiga anaknya masih menempuh studi di perguruan tinggi. Terlebih lagi, anaknya yang bungsu kuliah di kampus swasta.
Baca Juga: Patrick Kluivert, Keturunan Suriname-Curacao, Dipacaki Indonesia
Marta mengaku sangat sedih dan marah karena kondisi sulit itu terjadi gara-gara suaminya terlibat suap vonis bebas Ronald Tannur. Nah, para hakim lain. Mesti dengar.
***
Dua Istri hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya selain Rita Sidauruk, istri dari Erintuah, juga Marta Panggabean, istri dari Mangapul, telah menceritakan pengalaman hidup usai suaminya menerima suap total sebesar Rp 4,6 miliar dari Rita Rahmat, pengacara terdakwa pembunuhan.
Cerita dua istri hakim ini merupakan medium yang memperkenalkan peristiwa, pengalaman, dan emosi manusia di kehidupan nyata.
Baca Juga: KPK Diolok-olok Megawati, Malah Defend
Di dalamnya, terdapat kisah-kisah yang menggambarkan beragam aspek kehidupannya sebagai manusia. Tak ada kisah kebahagiaan yang diceritakan, tapi tentang kesedihan sebagai istri hakim yang terima suap tapi ketahuan.
Cerita sedih adalah cerminan dari penderitaan, kehilangan, dan konflik keluarga tiga hakim ini akan mewarnai perjalanan hidupnya.
Cerita sedih tentang kehidupannya mengungkap pengalaman-pengalaman yang memilukan dalam lingkup keluarga hakim. Dalam kisah dua hakim ini, kita diperkenalkan pada dinamika yang kompleks antara anggota keluarga. Dalam sidang, dua istri itu belum menceritakan bagaimana mereka mengatasi tantangan yang dihadapi dalam hidup. Maklum suami suaminya masih ditahan.
Hal yang paling menarik dari cerita sedih tentang kehidupan istri istri hakim adalah kemampuannya untuk membangkitkan empati dan rasa keterhubungan di antara manusia. Kisah pilunya menggambarkan emosi-emosi yang mendalam. Disana ada pengalaman-pengalaman yang mengharukan. Cerita-ceritanya ini bisa menyentuh hati kita yang membacanya.
Bahkan bisa menginspirasi mereka untuk melihat kehidupan dengan sudut pandang yang lebih luas.
Dan secara psikologis, cerita sedih dua istri hakim ini juga memiliki potensi untuk dapat memicu refleksi diri dan pertumbuhan emosional pada hakim hakim lainnya. ([email protected])
Editor : Moch Ilham