Guangzhou China, Kota Maju yang Minim Polusi dan Sampah

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 23 Apr 2021 15:08 WIB

Guangzhou China, Kota Maju yang Minim Polusi dan Sampah

i

Sepeda listrik melintas di jalur khusus sepeda di pusat Kota Guangzhou. SP/ CH

SURABAYAPAGI.com, China - Meski sebagai kota yang besar dan maju dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, Guangzhou masih memperhatikan pentingnya lingkungan untuk menjaga kelangsungan kehidupan makhluk di dalamnya, Jumat (23/4/2021).

Diantara ratusan gedung pencakar langit serta jalan lalu lintas yang bersusun-susun, pemerintah masih menyediakan ruang terbuka hijau atau hutan kota yang ditanami beraneka jenis pohon dan tanaman.

Guangzhou, Provinsi Guangdong, China memiliki banyak tempat sampah yang disediakan dengan pemisahan antara sampah organik dan non organik, baik di dalam gedung maupun di jalan-jalan. Selain itu petugas kebersihan di bandara juga terlihat selalu bekerja membersihkan apa saja yang terlihat kotor.

Meski tidak melakukan pembatasan kendaraan pribadi, Pemerintah China khususnya Pemerintah Kota Guangzhou menerapkan aturan lain yang membuat pengguna mobil pribadi berpikir beberapa kali untuk mengendarai mobil pribadi, diantaranya tarif parkir yang mahal.

“Kalau bawa mobil sendiri harus mampu bayar parkir yang mahal, disini juga berlaku tarif parkir per jam,” ujar A Wen yang sudah 15 tahun bekerja sebagai pemandu wisata Kota Guangzhou.

Pemerintah juga melarang sepeda motor masuk ke dalam kota Guangzhou sejak 10 tahun terakhir. Dengan aturan itu lalu lintas di jalanan Guangzhou lebih lancar dan berkurang polusi udaranya. Sebelumnya, sepeda motor merupakan salah satu penyumbang polusi udara terbesar, selain pabrik yang berada di pinggir kota.

“Sepeda motor ada, tapi di kota besar gak boleh masuk karena mereka mengacau jalanan. Kalau pun ada itu sepeda yang menggunakan baterai, atau disini disebut sepeda motor listrik,” ujar Chandra yang juga merupakan warga kehormatan Guangzhou.

Penggunaan sepeda motor hanya diperbolehkan sampai di pinggir kota, sehingga kalau ingin memasuki kota dapat menggunakan transportasi massal berupa bus, trem, maupun kereta api bawah tanah. Tegasnya hukum dan pelaksanaan aturan di Guangzhou menjadi faktor tidak adanya warga yang melanggar.

“Kalau melanggar maka akan disita sepeda motornya, dan bagi pelanggar dendanya sangat mahal. Jadi orang tidak ada yang berani melanggar disini, kalau tertangkap bisa berat sanksinya,” lanjut Chandra.

Tidak hanya pinggir sungai, setiap jembatan yang melintasi sungai juga dibuat menarik dengan memasang hiasan lampu di setiap sisinya. Pemerintah mengeluarkan anggaran hingga 200.000 Yuan setiap hari untuk mempercantik sungai Mutiara dengan permainan lampu yang indah.

Di pinggir sungai juga tertata rapi dengan pedestrian atau tempat pejalan kaki dan taman-taman. Semuanya seakan menjadi oase ditengah kesibukan warga kota Guangzhou, yang banyak menghabiskan waktu untuk bekerja di kantor.

Penataan kota dan lingkungan di Guangzhou yang cukup baik diakui oleh Ifron, tidak lepas dari persoalan pembebasan lahan yang tidak sulit dilakukan oleh pemerintah. Sedangkan penataan dan pengembangan kawasan sungai sebagai obyek pariwisata sangat terbuka untuk ditindaklanjuti kerjasamanya. Dsy1

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU