BEI Sebut Saham Gorengan Tak Ganggu Pasar Modal

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 10 Jan 2020 20:57 WIB

BEI Sebut Saham Gorengan Tak Ganggu Pasar Modal

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta Saham gorengan belakangan ini memang sedang ramai diperbincangkan. Semuanya bermula dari bergulirnya pemeriksaan kasus skandal PT Asuransi Jiwasraya yang disinyalir salah urus investasi ke saham gorengan. Presiden Joko Widodo pun menyinggung saham gorengan saat membuka perdagangan saham awal tahun. Kemudian Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga sempat menyinggung adanya predator saham. Seiring dengan ramai perbincangan saham gorengan, tentu menjadi hal yang tidak baik bagi citra pasar modal Indonesia. Lalu apakah akan mempengaruhi psikologis pelaku pasar? Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Laksono Widito Widodo meyakini, ramainya pemberitaan tentang saham gorengan tidak akan mempengaruhi investor asing dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia. "Jika ditanyai memang sentimennya negatif, tapi apakah berpengaruh terhadap investor asing, saya rasa tidak," ujarnya di gedung BEI, Jakarta, Jumat (10/1/2020). Menurut Laksono investor asing yang memiliki dana besar lebih tertarik pada saham-saham blue chip alias saham paling mentereng di pasar modal. Biasanya saham-saham yang dipilih saham paling likuid di indeks LQ45. "Pengalaman saya saat jadi broker sangat berbeda. Memang mereka (investor asing) nanya apa si yang diributkan. Kami broker menjelaskan, tapi tidak berpengaruh. Mereka lebih berdampak kejadian saat ini dunia sedang risk of seperti di Timur Tengah, lalu berita ekonomi RI dan berita politik," tambahnya. Selain itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia juga menambahkan, isu goreng saham juga tidak mempengaruhi dari perusahaan-perusahaan yang baru punya niat mencatatkan sahamnya di pasar modal. Apalagi belakangan ini lebih banyak perusahaan kecil yang melakukan IPO. Sedangkan saham gorengan identik dengan saham-saham kecil. Nyoman menjelaskan, dari awal tahun saja sudah ada 3 perusahaan yang melakukan pencatatan saham perdana. Saat ini di pipeline pun masih ada 27 perusahaan yang siap mencatatkan sahamnya di tahun ini. "Ada 27 di pipeline itu tersebar dari sektor yang menarik, sektornya menyebar merata. kalau dilihat dari data historis kita masih sangat percaya diri bahwa kejadian yang berhubungan dengan investor behavior. Ya harapan kami tidak berdampak," jelasnya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU