Home / Pilpres 2019 : Surat Terbuka untuk Jokowi - Ma’ruf, yang Ikut Pil

Dampak PHP Mahfud, Jokowi Tambah Musuh

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 15 Agu 2018 22:38 WIB

Dampak PHP Mahfud, Jokowi Tambah Musuh

Pak Jokowi Yth, Anda apa sempat menonton program tv One, ILC (Indonesia Lawyer Club), Selasa (14/8/2018) malam yang lalu. Dalam program ini, Mohammad Mahfud MD menceritakan detik-detik dirinya batal Anda umumkan sebagai calon wakil presiden. Acara ini ditonton pemirsa se Indonesia, dari Sabang sampai Meraoke. Saya salah satu penonton bagaimana mantan Ketua MK ini menceritakan proses diajak menjadi cawapres koalisasi PDIP dkk. Ada Pratikno, Pramono Anung, Teten Masduki dan staf kepresidenan yang menangani protokoler kepresidenan. Kisah yang dialami pria kebanggaan orang Madura itu amat dramatis. Perubahah pilihan politik untuk jabatan setinggi cawapres begitu cepat terjadi. Prof Mahfud mengangap sebagai realita politik yang sangat dinamis. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini sampai membeberkan ditail persiapan pihak Istana Kepresidenan memintanya waktu mengukur baju, menyerahkan surat keterangan dari Pengadilan sampai proses ke KPU, naik sepeda motor. Proses yang ketat ini membuat dirinya agak yakin 10 Agustus 2018 lalu, namanya lah yang resmi didaftarkan sebagai cawapres Anda di KPU. Hal yang tak bisa dilupakan, saat Teten Masduki sebagai Koordinator Staf Khusus Presiden, menggambarkan situasi proses pendaftaran dari Gedung Juang menuju KPU. Opsinya, berangkat dari Gedung Juang naik sepeda motor dengan Anda. Dan Anda di depan. Mahfud bilang kenapa tidak naik sepeda motor satu-satu yaitu Anda bawa, Mahfud juga bawa. Reaksi Teten, persiapan itu tidak bagus, khawatir Anda belok ke kanan Mahfud ke kiri. Hingga hari H, saat deklarasi yakni 9 Agustus 2018, Teten Masduki, meminta Mahfud MD, menunggu di salah satu restoran dekat tempat partai koalisi dan Jokowi mengumumkan calon wakil presiden di Plataran, Menteng. Pengaturan ruang tunggu di ruang sebelah deklarasi, untuk memudahkan Mahfud menyeberang. Masya Allah, yang terjadi orang yang diumumkan bukan Mahfud, tapi Kiai Maruf Amin. Atas kejadian ini, Mahfud mengaku tidak kecewa kepada pihak-pihak yang kerap menghubunginya ihwal pemberi harapan pencalonannya sebagai cawapres. Ia menyadari realitas politik di negeri ini penuh ketidakpastian. Pak Jokowi Yth, Ada dua hal yang saya petik dari testimoni Mahfud MD. Pertama, Mahfud mengkisahkan potret realita politik negeri ini yang tidak ada kepastian. Kedua, menggambarkan Anda sebagai sosok yang berintegritas. Saya menilai dua hal ini, karena urusan cawapres atau menteri adalah hak prerogatif Anda sebagai Presiden. Apalagi saat ini Anda masih menjadi presiden, Dengan kekuasaan yang Anda miliki sekarang, baik sebagai kepala Negara maupun pemerintahan, saya heran, kok bisa Anda didekte pihak luar pada saat Anda sudah yakin cawapresnya adalah Mahfud MD. Bisa saja kemudian ada orang yang berpendapat apakah ini karakter Anda yang tidak pernah teguh dengan suatu keputusan?. Apalagi pilhan Mahfud MD, sebagai capapres sudah dilakukan dengan persiapan protokoler yang membutuhkan urusan manajemen. Nah, publik termasuk saya, mendengar testimoni Mahfud MD. geleng geleng kepala, kok ada presiden takut dengan gertakan dari organisasi masyarakat atau ketua parpol. Berdasarkan konstitusi kita, seorang presiden adalah orang nomor 1 di negara Indonesia. tugasbya ada dua yaitu presidan adalah sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Tugas presiden sebagai kepala pemerintahan tertuang dalam UUD 1945. Antara lain memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang dasar (Pasal 4 ayat 1), menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya (Pasal 5 ayat 2) dan memberhentikan menteri-menteri (Pasal 17 ayat 2) Dengan dukungan konstitusi seperti ini, mengapa Anda tidak memiliki kepercayaan diri untuk tidak mengubah pilihan pada Mahfud MD. Justru putra Madura ini Anda depak pada lust minute. Pak Jokowi Yth, Anda jangan lupa bahwa testimoni Mahfud MD, disiarkan sebuah televisi berita tvOne, punya pengaruh. Apalagi TV berita swasta ini suka mengupas isu aktual dari aspek hukum dan politik, pada program ILC. Tahukah Anda, program siaran program ILC, itu telah ditonton jutaan pemirsa? TV yang demikian siarannya memiliki dampak yang luas di masyarakat. Dalam ilmu komunikasi, dampak siaran TV sebagai efek komunikasi massa. Menurut Donald K. Robert (Schramm dan Roberts: 1977), sebuah efek media bisa menciptakan perubahan perilaku masyarakat terutama setelah publik merekam pesan media massa. Mengutip jawaban Matt Drudge (presenter sejumlah program TV di AS dan pendiri situs Drudge Report) atas pertanyaan : siapa yang lebih berkuasa dalam sistem social kemasyarakatan kontemporer, pemerintah atau media ? Menurut Drudge, era globalisasi pemerintah dan media memiliki posisi yang sebanding. Namun dari sisi yang lebih alami, media lebih berkuasa dibanding pemerintah.The media is comparable to government- probably passes government in raw power. Menurut saya ungkapan Matt Drudge ini bukan tanpa alasan. Sebagai pelaku media, saya nyatakan, media memang memiliki power luar biasa dalam mempengaruhi opini di masyarakat dan kebijakan publik. Tak heran pejabat yang mengerti ilmu komunikasi, acapkali berupaya berinteraksi secara sejajar dengan pemilik media. Sadar atau tidak, televisi berita telah menjadi guru elektronik yang mengatur dan mengarahkan serta menciptakan budaya masyarakat baru generasi milenial, kritis, individual, materialistis dan penuh dengan perhitungan. Terhadap dahsyatnya pengaruh TV berita di masyarakat seperti program ILC, pejabat bijak mesti menjaga diri. Salah satunya, tidak menjadi omongan di masyarakat. Apalagi dalam suasana persaingan pilpres 2019, testimoni yang sudah disampaikan oleh Mahfud MD, tidak hanya menjadi pembicaraan di publik, tetapi bisa menciptakan caci maku kelompok tertentu, yang menyebabkan Anda dibenci orang, sehingga dalam kampanye nanti bisa jadi berkampanye seperti terkekang. Termasuk saat debat publik yang disiarkan TV-TV swasta. Saya percaya, pejabat Negara sekelas Ansa, sejatinya bukan takut cacian orang, tetapi Anda bisa dianggap menciptakan musuh baru. Terutama kesan publik bahwa Mahfud MD, telah menjadi korban PHP (Pemberi Harapan Palsu) Anda. Langkah seperti yang Anda lakukan terhadap Mahfud MD, bisa dikesankan Anda, penguasa yang lupa diri. Gampangnya membuat permusuhan dalam politik praktis bisa dikesankan sebagai sebuah penonjolan kekuasaan yang berlebih. Kesan seperti ini menyerupai keangkuhan atau orang jawa, kurang tepo siloro. Hal hal seperti ini bila berlanjut bisa menambah musuh berpolitik. Kekhawatiran cara seperti ini pun bisa menjauhkan dari calon pemilih yang semula bersimpati pada Anda berpindah ke Prabowo. ([email protected], bersambung)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU