Defisit Perdangangan dengan Indonesia, PM India Mengeluh karena Kuota Impor

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 14 Jul 2019 14:18 WIB

Defisit Perdangangan dengan Indonesia, PM India Mengeluh karena Kuota Impor

SURABAYAPAGI.com, New Delhi - Perdana Menteri India Narendra Modi baru saja menyatakan keprihatinan atas defisit perdagangan negaranya dengan Indonesia. Oleh sebab itu, dia sedang mencari akses pasar yang lebih besar di sektor otomotif dan pertanian di Indonesia sebagai negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Di antara 10 anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, Indonesia adalah mitra dagang terbesar kedua India setelah Singapura. Pasalnya, Indonesia dan India mampu menciptakan nilai perdagangan bilateral tahunan yang mencapai $ 21 miliar atau setara dengan Rp293 triliun. Bahkan, kedua negara sepakat untuk meningkatkan nilai dagang bilateral mencapai dua kali lipat pada tahun 2025. Oleh sebab itu, Menteri Perdagangan dan Industri India Piyush Goyal bertemu Menteri Perdagangan Indonesia Enggartiasto Lukita di New Delhi, akhir pekan lalu, Minggu (14/7/2019). Menteri Goyal mencatat, bahwa neraca perdagangan sangat mendukung Indonesia. Dia juga mengatakan, kedua negara perlu bekerjasama untuk membangun perdagangan berkelanjutan dengan melakukan diversifikasi ekspor. Menteri Goyal sendiri menekankan kekhawatiran India atas defisit meskipun faktanya menurun menjadi $ 10,6 miliar pada tahun keuangan yang berakhir Maret 2019 dari $ 12,5 miliar pada tahun sebelumnya. Dia secara khusus menggarisbawahi pembatasan kuota impor Indonesia pada industri komponen dan mobil otomatis India untuk unit-unit yang dibangun sepenuhnya, yang dikenal sebagai CBU atau kendaraan yang dirakit penuh, dan ban yang telah "berdampak buruk" terhadap ekspor India. Goyal juga meminta agar Indonesia yang mayoritas Muslim mengizinkan daging kerbau halal beku asal India bebas dari bea masuk dan dapat menjual langsung ke importir dan distributor Indonesia, sambil juga mencari akses pasar yang lebih besar untuk produk pertanian India seperti melon, labu pahit, anggur dan labu serta produk susu. Dia juga mengatakan ada potensi besar untuk memperluas perdagangan bilateral dalam produk-produk teknik, teknologi informasi, farmasi, dan bioteknologi dan sektor perawatan kesehatan. Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita sendiri lantas meyakinkan Goyal bahwa Indonesia akan mengatasi kekhawatiran India. Indonesia, sambung Menteri Enggartiasto, bakal mencari keseimbangan dengan ekspor minyak kelapa sawit olahan Malaysia ke India, di mana negaranya menghadapi kerugian.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU