Fasih Bahasa Suroboyoan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 18 Feb 2020 21:50 WIB

Fasih Bahasa Suroboyoan

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Kampung Kapasan Dalam terkenal dengan warganya yang mayoritas Tionghoa lama. Seperti umumnya, kegiatan mereka sama dengan warga pribumi, bahkan mereka juga fasih berbahasa Jawa (Suroboyoan). Salah satunya adalah Dony Djung, warga Tionghoa yang tinggal di sana, ia merupakan keturunan shing kek (sebutan orang cina jaman dulu) yang menikah dengan warga kapasan keturunan China Totok. Di usianya yang senja, Dony masih aktif di beberapa kegiatan, seperti mengajar barongsai, sebagai ketua kampung kungfu, juga masih menekuni hobbinya sejak kecil yakni memancing. Setelah ia tak lagi bekerja pada perusahaan lamanya, praktis ia lebih banyak menghabiskan waktu di kampungnya. Sesekali ia tetap berlatih kungfu guna menjaga kesehatan. "Saya masih suka berlatih kungfu, namun jangan salah arti, fungsi kungfu tidak hanya untuk berkelahi atau membela diri saja, tetapi bisa juga untuk kesehatan. Latihan ini ada kaitannya dengan pernafasan, jadi kita menghirup hawa murni dari alam," ujar pria kelahiran Lamongan tersebut. Selain masih berlatih dan jadi pengajar seni beladiri kungfu, Dony juga hobbi memancing. Saat waktu luang ia sering pergi memancing dan kebanyakan ia berangkat seorang diri. Peralatan yang dibawanya cukup unik, hanya sebuah kail dan umpan. ia tidak memerlukan peralatan pancing yang bagus atau mahal. Ia menceritakan dahulu tinggal di daerah Babat, Lamongan. Sejak kecil ia bersama kakaknya sering diajak Ayahnya memancing di Sungai bengawan solo. Pada 1969 ia pindah ke Surabaya. Hobi memancing tersebut berlanjut, namun lokasinya berbeda, yakni di Perak. "Pertama kali memancing di kawasan Perak, saya dapat ikan sembilang yang cukup besar," katanya. Setiap kali memancing, Dony selalu mendapat ikan yang ukurannya luar biasa. Saat ditanya mengapa bisa dapat ikan besar, ia mengatakan tidak ada ilmu atau alat khusus yang digunakan, semua murni dari keahlian saja. "Memancing itu harus memahami tentang alam, hati kita harus gembira, tidak boleh ada rasa marah atau sombong, pasti nanti dapat ikan besar," tambah Dony. Ia menambahkan, saat memancing ia selalu memperoleh ikan besar meskipun di tempat dangkal. Kadang ia sering dicibir oleh pemancing lainnya karena dianggap sinting, memancing tanpa alat pancing, namun hanya kail saja.indra

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU