Saling Tuduh Konsultan Asing

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 07 Feb 2019 09:35 WIB

Saling Tuduh Konsultan Asing

Nama calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) disebut-sebut masuk ke dalam daftar klien konsultan politik Stanley Greenberg. Ini terlihat di situs political-strategist.com. Ini menarik perhatian, karena sebelumnya Jokowi menuding kubu capres 02 Prabowo Subianto menggunakan konsultan asing dengan strategi propaganda Rusia. Tak pelak, saling tuding kedua kubu memanaskan panggung Pilpres 2019. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menuturkan jika pada Pilpres 2009, Prabowo Subianto menggunakan jasa konsultan asing. Jasa konsultan asing ini dipakai kala Prabowo maju mendampingi Megawati Soekarnoputri sebagai capres dan cawapres di Pilpres 2009. Hasto menyebut jika konsultan asing yang dipakai sangat mempengaruhi tim Prabowo. Sejumlah rekomendasi yang diajukan oleh tim Prabowo saat Pilpres 2009 pun banyak dipengaruhi oleh konsultan asing tersebut. "Tahun 2009 saya menjadi saksi bagaimana Pak Prabowo menggunakan konsultan asing. Rekomendasi-rekomendasi sangat dipengaruhi konsultan asing tersebut," kata Hasto di kampus UGM, Yogyakarta, Rabu (6/2). Respons BPN Prabowo-Sandi Menanggapi hal ini, Wakil Ketua BPN Priyo Budi Santoso bertanya balik kepada Hasto, siapa sosok yang berpasangan dengan Prabowo waktu itu. Karena diketahui, pada Pilpres 2009 Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menjadi capres yang mendampingi Prabowo. "Saat itu berpasangan sama siapa? Nah lho, tanyakan kepada pak Hasto, saat itu berpasangan sama siapa, kalau nggak salah berpasangan sama? Nah. Tanyakan coba," kata Priyo di KPU RI, Jakarta Pusat, Rabu (6/2). Untuk itu Priyo minta Hasto menjelaskan dan membuktikan tudingannya tersebut karena Prabowo saat itu berpasangan dengan Ketua Umumnya sendiri. "Saya menjadi timsesnya pada saat 2014 Prabowo-Hatta. Kalau 2009 tidak. Kalau nggak salah pak Prabowo duet sama anu ya, sama Ibu Mega. Pak Hasto jelasin aja," imbuhnya. Sementara itu, Waketum Gerindra Fadli Zon mengakui pada Pilpres 2009 Prabowo Subianto memang menggunakan konsultan asing. Konsultan asing itu yakni Rob Allyn. "Nah kalau tahun 2009 itu ada konsultan. Konsultan itu namanya Rob Allyn," ujar Fadli di Rutan Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (6/2) kemarin. Bahkan, kata Fadli, jasa konsultan asing itu juga digunakan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang saat itu maju sebagai capres bersama Prabowo. Fadli mengatakan, Rob Allyn, bahkan mengajarkan Mega untuk berbicara di depan publik. "Rob Allyn itu juga yang ngajarkan Bu Mega untuk ngomong. Jangan salah waktu itu Mega-Prabowo. Waktu itu Rob Allyn itu berapa kali melatih Bu Mega. Saya kan sekretaris tim pemenangannya. Hasto itu anak buah saya dulu," tuturnya. Bantahan TKN Jokowi-Maruf Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf ini menilai bahwa hasil rekomendasi yang dipakai Prabowo dan timnya dari konsultan asing itu sempat diajukan ke Megawati. Namun hasil rekomendasi itu tak dipakai oleh Megawati. Hasto mengungkapkan rekomendasi dari Prabowo ini tak dipakai karena dianggap tak sesuai dengan kultur Indonesia. Selain itu rekomendasi dari konsultan asing itu juga dianggap tak sesuai dengan karakter Indonesia. "Ibu Mega justru membangun kedaulatannya sebagai pemimpin tidak mau mengikuti rekomendasi-rekomendasi itu. Karena rekomendasi yang disampaikan kadang-kadang tidak sesuai dengan kultur dan karakter kita sebagai bangsa," papar Hasto. Konsultan Asing di Pilpres 2014 Sedangkan soal nama konsultan politik asal Amerika Serikat (AS), Stanley Greenberg, Hasto mengaku tak mengenal nama tersebut. Begitu pula di pemilu 2014 lalu, Hasto mengatakan Jokowi tak menggunakan konsultan politik asing. "Nggak ada (konsultan asing yang dipakai Jokowi di pemilu 2014), karena saya sendiri yang saat itu juga terlibat aktif, nggak ada konsultan asing," tuturnya. Diberitakan sebelumnya, Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade, mengaitkan Jokowi dengan konsultan AS, Stanley Greenberg. "Kami mendapatkan informasi. Apakah ini benar? Kami tunggu klarifikasi Pak Jokowi," kata Andre kepada wartawan. Andre mengirimkan alamat situs lembaga konsultan politik AS, The Political Strategist. Website itu mengulas sedikit biografi Stanley yang diketahui merupakan ahli strategi politik yang merupakan mitra pendiri di Greenberg Quinlan Rosner Research (GQR), sebuah perusahaan riset dan kampanye politik yang bermarkas di Washington, DC, dan berafiliasi dengan Partai Demokrat. Bantahan atas pernyataan Andre juga telah disampaikan oleh Wakil Ketua TKN Jokowi-Maruf, Abdul Kadir Karding. "Saya mengikuti dua periode Pak Jokowi nyalon, 2014 dan 2019 ini ya. Saya tidak pernah mendengar atau melihat ada konsultan asing yang menjadi konsultan Pak Jokowi," ujar Wakil Ketua TKN Jokowi-Maruf, Abdul Kadir Karding, kepada wartawan.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU