Pendapatan Pajak Tembus Rp27,26 Triliun, Jatim Masih Jadi Kekuatan Ekonomi Kedua Nasional

author Lailatul Nur Aini

- Pewarta

Jumat, 26 Apr 2024 19:30 WIB

Pendapatan Pajak Tembus Rp27,26 Triliun, Jatim Masih Jadi Kekuatan Ekonomi Kedua Nasional

SURABAYAPAGI, Surabaya - Perwakilan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Provinsi Jawa Timur mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi regional di bumi Mojopahit menunjukkan kestabilan meski sedikit melambat pada periode yang sama di Triwulan III 2023 silam.

Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Jawa Timur, Sigit Danang Joyo menyebutkan saat ini Jatim masih menjadi kekuatan ekonomi kedua di Pulau Jawa.

Baca Juga: DJP Jawa Timur Blokir 1.182 Rekening Penunggak Pajak

"Untuk kontribusinya mencapai 24,99 persen dan secara PDB nasional berkontribusi sebesar mencapai 14,22 persen. Sedangkan untuk ekspor dan impor tumbuh positif dibandingkan tahun sebelumnya," kata Sigit, dari keterangannya yang diterima Surabaya Pagi, Jumat, (26/4/2024).

Secara rinci, kinerja ekspor dan impor tumbuh secara signifikan dibanding tahun lalu, yang mana ekspor bulan Februari 2024 mencapai US$1,81 miliar, naik 10,60 persen (y-on-y). Dimana, Ekspor Non Migas mendominasi sebesar 95,07 persen dari total Ekspor.

Sedangkan, untuk impor bulan Februari 2024 ini mencapai US$2,40 miliar, tumbuh 27,92% (y-on-y), dan turun 0,65% (m-t-m). Impor pada bulan Februari didominasi oleh Impor Non Migas mencapai US$1,82 Miliar.

Lanjut Sigit, untuk inflasi sendiri pada bulan Maret 2024 ini sebesar 3,04 persen. Menurutnya ini menandakan stabilitas harga, meskipun dengan peningkatan pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, terutama beras.

Sementara itu, sektor pariwisata mencatat prestasi gemilang dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tertinggi dalam empat tahun terakhir.

"Melalui pintu masuk Juanda ada sebanyak 28.015 wisatawan mancanegara yang kunjungan. Paling banyak atau tertinggi di bulan Februari dibandingkan bulan lain di sepanjang empat tahun terakhir," terang Sigit.

Diketahui, wisatawan mancanegara di Jawa Timur didominasi oleh wisatawan dari Malaysia (35,97 persen), Tiongkok (27,38 persen), dan dari Singapura (7,17 persen).

"Tingkat penghunian kamar hotel juga mengalami peningkatan di Bulan Februari baik secara mtm sebesar 5,51 persen maupun secara yoy yakni mencapai 0,9 persen. Untuk rata-rata lama menginap para wisatawan itu tercatat 1,48 hari, naik 0,07 dibanding bulan sebelumnya," ungkapnya.

Baca Juga: Kim Ji Won Beli Gedung Puluhan Miliar dan Diduga Hindari Pajak

Sementara untuk realisasi APBN dan APBD menunjukkan kinerja yang baik, namun ketergantungan terhadap transfer ke daerah masih tinggi, menekankan perlunya diversifikasi penerimaan daerah.

Apabila dilihat dari sisi Penerimaan Pajak, telah tercapai realisasi sebesar 22,5 persen yakni mencapai Rp27,26 Triliun dari target Rp122,36 Triliun.

Sedangkan Penerimaan Kepabeanan dan Cukai mencapai 22,03 persen (Rp33,4 Triliun) dari target (Rp152 Triliun), dan realisasi PNBP mencapai 35,62 persen (Rp1,91T) dari target (Rp5,37 Triliun).

Disisi lain, pada Belanja Negara sampai dengan 31 Maret 2024 telah terserap Rp33,11 Triliun atau 25,71 persen dari pagu belanja negara di Jawa Timur sebesar Rp128,78 Triliun.

Sigit membeberkan untuk realisasi Transfer Ke Daerah (TKD) mencapai Rp21,18 Triliun atau 26,36 persen dari total pagu TKD sebesar Rp80,36 Triliun.

Baca Juga: DJP Jatim 2 Gandeng Media untuk Tingkatkan Pencapaian Target Pajak

Meski tampak stabil, tantangan perekonomian Jatim tidak terelakkan, diantaranya dari nilai tukar petani mengalami penurunan, terutama dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas pertanian.

Menurut Sigit, nilai tukar petani Jatim bulan Maret 2024 turun sebesar 4,70 persen dari bulan sebelumnya sebesar 119,85 menjadi 114,22.

Hal ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan lebih dalam dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It turun sebesar 4,05 persen dan Ib naik sebesar 0,68 persen.

"Penurunan It terutama disebabkan oleh penurunan harga Gabah, Jagung, dan Cabai Rawit. Sedangkan kenaikan Ib dipengaruhi oleh naiknya harga telur ayam ras, daging ayam ras, dan harga beras," pungkasnya. Ain

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU