Bank Mega Kembang Jepun Surabaya Jalankan Praktek Premanisme

surabayapagi.com
Kolase foto Stanly dan Bank Mega kembang Jepun Surabaya.

SURABAYAPAGI.COM, Pasuruan - Debt kolektor dengan cara premanisme kembali meresahkan warga Pasuruan. Kali ini warga yang menjadi korban adalah Muchamad, warga Kelurahan Pekuncen, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan.

Muchamad menuturkan, pada Hari Sabtu (01/04/23) malam, rumahnya didatangi dua orang bertampang garang yang mengaku dari Bank Mega. Salah satu mengaku bernama Stanly. Dua orang tak dikenal itu langsung menunjukan selembar kertas yang bertuliskan Bank Mega Kembang Jepun Surabaya yang berisikan tagihan hutang kartu kredit atas nama Muchamad.

Baca juga: Dulu Sangar, Kini Ketakutan Minta Damai

"Debt kolektor yang bernama Stenly meminta uang tagihannya di bayar sekarang juga. Kalau tidak dia mengancam akan menyeret saya ke kantor Bank Mega Kembang Jepun di Surabaya," ujar Muchamad.

Melihat gelagat yang tidak mengenakan, Muchamad mencoba memberikan klarifikasi terkait tagihan Bank Mega atas dirinya bahwa masalah tagihan Bank Mega ini merupakan masalah lama tahun 2008 dan sudah selesai.

Baca juga: Kapolres Gresik Perintahkan Jajarannya Menindak Tegas Debt Collector

Namun ,dua orang debt kolektor ini tetap ngotot meminta uang Rp 3 juta dan kalau tidak dikasih malam itu mereka berjanji akan datang lagi pada hari Senin (03/04/23).

Menurut Muchamad, masalah tersebut muncul pada tahun 2008 silam pada saat dirinya masih kuliah di Surabaya. Dia pernah membuat kartu kredit Bank Mega di sebuah plaza di Surabaya. Satu bulan kemudian, belum sempat gunakan untuk belanja apa-apa, tahu-tahu ada tagihan dari Bank Mega sebesar Rp 3 juta.

Baca juga: Preman-preman di Jakarta Mulai Resahkan Masyarakat, Kapolda Geram

"Karena dirugikan beberapa hari kemudian saya lantas ke Bank Mega Kembang Jepun di Surabaya untuk klarifikasi, dan kartu kredit saya kembalikan ke Bank Mega. Pihak Bank Mega berjanji akan menyelesaikan masalah itu dan akan memberi kabar lebih lanjut. Hingga tahun 2023 ini kabar itu tidak pernah datang, tiba-tiba yang datang dua orang debt kolektor. Ternyata, saat itu banyak orang yang mengalami hal yang sama dengan saya. Setidaknya ada belasan orang yang dirugikan Bank Mega dengan cara seperti itu,"  jelasnya. ris

Editor : Redaksi

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru