Sapa Komunitas Lintas Agama, Atikoh Ganjar Tekankan Kemerdekaaan Beribadah

surabayapagi.com
Atikoh minta warga Surabaya untuk lebih bertoleransi lintas beragama. SP/ Aini

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Dalam rangkaian safari politik di Jawa Timur (Jatim), Siti Atikoh Supriyanti, istri Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo, bertemu dengan komunitas dan relawan lintas agama di Surabaya, Rabu (20/12/2023) sore.

Atikoh, menyampaikan bahwa sikap toleransi terhadap lintas umat beragama selalu dikedepankan oleh Ganjar. Hal tersebut dapat dilihat melalui rekam jejaknya semasa menjabat  Gubernur Jawa Tengah.

Baca juga: BKKK Surabaya Siagakan 75 Nakes dan 6 Ambulans untuk Pantau Kesehatan Jamaah Haji

Dimana, Ganjar turut membersamai kelompok masyarakat agar bisa beribadah secara aman dan merdeka.

"Terkait dengan tempat pendirian ibadah juga, insya Allah di Jateng kami selalu mencoba berdiskusi sehingga tidak ada yang namanya mayoritas atau minoritas, karena semua punya hak yang sama untuk beribadah," ujar Atikoh, Rabu (20/12/2023).

Perempuan yang hobi olahraga bersepeda dan lari itu, sedikit menceritakan tentang keharmonisan keluarganya dalam menyikapi lintas agama.

Baca juga: Memastikan Kelancaran Haji 2024, PPIH Surabaya Gelar Simulasi Pemberangkatan

Ia juga mengaku dibesarkan dengan rasa toleransi dan kebhinekaan. "Sedari kecil, mulai SD saya memiliki teman dari berbagai ras dan agama. Kami saling mengingatkan untuk ibadah. Jadi, ketika kita berbeda kita saling mengingatkan," terangnya.

Istri capres nomor urut 3 itu menekankan, kebhinekaan Indonesia harus selalu dipertahankan oleh generasi muda sebagai penerus bangsa.

Hal itu selaras dengan sejarah di Indonesia, di mana para pendiri bangsa sudah sepakat pada 28 Oktober 1928 melalui Sumpah Pemuda, bahwa Indonesia didirikan bukan hanya untuk sekelompok ras, agama, ataupun kelompok tertentu.

Baca juga: 59.324 Penumpang Berangkat dari Stasiun Daop 8 Surabaya Selama Liburan Panjang

"Karena negara didirikan oleh berbagai macam suku bangsa, agama, dan semua itu berkontribusi dalam kemerdekaan Indonesia. Dan 28 oktober itu sudah jelas-jelas bahwa kita itu satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa," pungkasnya.

Sementara itu, turut hadir dalam acara tersebut, Jurkam Nasional Ganjar-Mahfud, Eri Cahyadi mengatakan, Surabaya telah diibangun dengan toleransi serta keberagaman. Tentunya itu bisa dilihat dari pemasangan ornamen tematik setiap kali perayaan hari besar keagamaan.

"Misalnya ketika mendekati Natal, kita lihat di Surabaya penuh dengan pernak-pernik Natal. Begitu juga saat perayaan hari keagamaan lainnya. Karena Surabaya ini kita bangun dengan guyub rukun dan toleransi, bukan dengan kekuasaan apalagi kesombongan," tandasnya. Ain

Editor : Desy Ayu

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru