PPM Jatim Bedah Buku Masa Kecil Soeharto

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 29 Sep 2017 01:33 WIB

PPM Jatim Bedah Buku Masa Kecil Soeharto

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Buku semi biografi yang sempat terhambat peredarannya sejak 2010 akhirnya dikupas tuntas oleh Pemuda Panca Marga (PPM) Jawa Timur, Kemarin (28/9). Buku itu berjudul 'Senyum Anak Desa' yang didalamnya banyak menceritakan kisah-kisah tersembunyi masa kecil Presiden ke - 2 Republik Indonesia. Bedah buku ini dihadiri langsung sang penulis, Adisuryo Abdy bersama Prof Sam Abede Pareno, Laksamana (Purn) Tedjo Edi, Dr Heny Soekrisno dan Dra Endang Sulastuty (Ketua PPM Jatim). "Buku Senyum Anak Desa ini kami buat untuk mengingatkan kembali kepada generasi saat ini bahwa setiap pemimpin besar punya cerita hidup yang sulit ketika masa kecilnya," kata Adisurya Abdy, di Gedung Juang 45 Surabaya, Kamis (28/9/2017). Adisurya mengatakan, Sebelum menulis buku ini perlu waktu berbulan-bulan untuk mencari referensi. "Saya ada kesamaan dengan Soeharto dan Masa kecil Pak Harto ini bisa menginspirasi siapa saja untuk menjadi besar," terangnya. Adisurya memastikan, bahwa semua cerita yang ditulis di buku ini Kejadiannya nyata dan sesungguhnya, fakta sejarah. Diperlukan cara yang imajinatif dalam menulis dalam sebuah novel. "Isi buku ini Tidak propaganda, penggiringan ideologi tapi menjadi karya yang jujur dalam menilai seseorang," urainya. Menurut Adisuryo, bercerita tentang sosok masa kecil Soeharto, bukan orang kaya. Tetapi sejak beliau lahir, hidupnya penuh keprihatinan. "Itulah yang menempa beliau menjadi seorang Indonesia yang tetap santun dan menjaga budaya bangsa," terangnya. Ditambahkan Adisurya, fakta mengatakan bahwa Sosok Soeharto itu menjadi presiden bukan sebuah cita cita. Dalam buku ini, memang dikupas siapa Soeharto mulai bayi sampai umur 28 tahun. "Saat-saat itu, untuk bisa bertahan hidup menjadi hal utama. Saya menangkap cerita bahwa Soeharto itu nasionalisme tulen karena mau ikut berjuang melawan penjajah sejak usia 13 Tahun," tandasnya. Diakui atau tidak, pada masa perjalanan hidupnya, Soeharto adalah anak biasa yang kemudian menjadi sangat luar biasa. "Disinilah kami tertarik untuk menulisnya," pungkas Adisuryo. Sementara itu, Endang Sulastuty, Ketua PPM Jatim mengatakan, berinisiatif untuk membedah buku Senyum Anak Desa karena momennya sangat tepat. Selain menjelang peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober, juga menyesuaikan dengan kondisi bangsa saat ini yang sedang krisis etika. Disaat generasi muda kita mulai lupa terhadap sejarah, khususnya tentang Soeharto yang jasanya untuk Indonesia ini sangat luar biasa. "Lepas dari beliau mungkin ada kekurangannya, tapi kehidupan masa kecil Pak Harto bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk menumbuhkan kembali jiwa nasionalisme," tutur Endang. Dari bedah buku ini, kata Endang, muncul diskusi dan usulan agar buku yang ditulis dengan gaya mirip sebuah novel ini bisa diangkat ke layar lebar atau Film bioskop. "Film tentang Bung Karno sudah ada, film tentang Pak Habibie juga sudah ada, tapi film tentang Pak Harto belum ada, jadi perlu dibuat filmnya," pungkas mantan Anggota DPRD Jatim ini. Rko

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU