DPP PDIP Harusnya Usung Puti di Pilwali Surabaya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 29 Agu 2020 11:23 WIB

DPP PDIP Harusnya Usung Puti di Pilwali Surabaya

i

Puti Guntur Soekarno, saat mengikuti kontestasi Pilgub Jatim 2018.

Permintaan dan Masukan dari Mantan Ketua DPC PDIP Surabaya Periode 2005-2010

 

Baca Juga: Menjelang Pendaftaran, PDIP Surabaya Bahas Persiapan Pilkada 2024 

SURABAYAPAGI.com, Surabaya – Hingga Sabtu (29/8/2020), DPP PDI Perjuangan masih menyimpan erat-erat siapa nama yang bakal diusung di pemilihan kepala daerah Kota Surabaya 9 Desember 2020 mendatang.

 

Melihat adanya “kegalauan” dari DPP PDIP, ada masukan dari mantan Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya periode 2005-2010, Saleh Ismail Mukadar. Saleh meminta DPP PDIP mengusung Puti Guntur Soekarno, cucu dari Presiden Ir Soekarno untuk dijagokan dalam Pilkada Kota Surabaya.

 

Masukan dan permintaan ini ditulis Saleh Ismail Mukadar di laman facebooknya, yang dikutip Surabayapagi.com, Sabtu (29/8/2020). “Bila DPP PDI Perjuangan jeli melihat situasi, jalan keluar terbaik adalah menurunkan Puti Guntur Soekarno,” tulis Saleh yang pertama kali diposting di laman facebook pribadi Saleh pada Sabtu (29/8/2020) pukul 04:33 WIB.

 

Dengan menurunkan Puti, tambah Saleh, akan bisa dipasangkan dengan tokoh siapapun, dan bisa diterima oleh Tri Rismaharini, yang selama ini selalu menjadi kartu turf untuk memasukkan nama jagonya di DPP PDIP. Karena posisi Risma merupakan Ketua DPP PDIP bidang Kebudayaan.

 

“Puti Guntur Soekarno dipasangkan dengan siapapun sekalipun bukan dengan Erik (Eri Cahyadi, red) pasti akan diterima oleh Risma. Apalagi bila dipasangkan dengan Erik yang selama ini dijagokan Risma,” ucap pria yang pernah menjadi Manajer Persebaya Surabaya saat menjuarai Liga Indonesia 1997 saat itu.

 

Baca Juga: Kantor PDIP Surabaya Didemo

Menurut politisi PDIP itu, Menurunkan Puti ke Surabaya selain menghindarkan menyelesaikan persoalan perbedaan antara DPP dengan Risma juga menyatukan faksi-faksi dalam PDI Perjuangan yang ada di Surabaya. “Jadi sebaiknya menyatukan faksi-faksi dalam PDIP di Surabaya, sehingga peluang menang dan tetap mempertahankan hegemoni Partai ini di Surabaya guna memelihara dan merawat keberagaman dan toleransi bisa terus dilanjutkan” tulis Saleh.

Saleh juga berbicara, melepas Risma dalam kondisi seperti saat ini adalah kerugian terbesar bagi PDI Perjuangan baik untuk kepentingan Surabaya maupun kepentingan Nasional.

“Karena ketika Risma dilepas maka secara otomatis PDI Perjuangan juga melepas aset sosial yang telah dibangun Risma selama sepuluh tahun justru dengan fasilitas yang disiapkan oleh PDI Perjuangan, dan aset sosial yang tidak boleh diremehkan itu pertama akan ditangkap dan menjadi bagian dari aset lawan PDI Perjuangan di Surabaya,” tulisnya.

 

“Dan kedua, Risma sendiri akan digoreng oleh lawan Politik PDI Perjuangan ditingkat Nasional untuk menjadi salah satu pesaing Presiden mengingat Gubernur DKI yang selama ini dijagokan Elektabilitas nya tidak pernah bisa melebihi Ganjar Pranowo karena faktor etnis,” tambah politisi yang juga mantan wartawan ini.

Baca Juga: PDIP Surabaya Siapkan 16.334 Saksi di Pemilu 2024

 

Postingan Saleh Ismail Mukadar di laman Facebooknya ini, hingga pukul 11:00 WIB, sudah dikomentari 60 komentar, dan telah mendapat like sebanyak 74 kali. Ada salah satu komentar, yang mempertanyakan Puti maju di Pilwali Surabaya. “Mbak puti?? Yakin bah bs menang d sby?? SedangKn kiprah nya mbk puti blm banyak terekspos...” tulis Muhammad Denny di kolom komentar Saleh.

 

Saleh pun membalas komentar tersebut, “elektabilitas Puti jauh diatas semua calon saat ini ingat dia adalah peraih suara terbanyak pada Pileg 2019”.

 

Kemudian dibalas komentar kembali oleh Muhammad Denny, “semoga saja benar.. Saya pribadi bukan simpatisan pdip.. Tp saya menunggu calon alternatif yg d tawarkan pdip.. Klo WS maju..?? Gak tak buka kertas gambar e WS... hehehe”. (put/rmc)

Editor : Raditya Mohammer Khadaffi

BERITA TERBARU