SURABAYA PAGI, Lamongan - Meski dalam kondisi pandemi Covid-19 yang masih menjadi bayang-bayang masyarakat, namun kondisi demikian tak menyurutkan ratusan warga di Desa Durikulon Kecamatan Laren Lamongan, beberapa hari ini berburu ikan mabuk di Sungai Bengawan Solo, seiring dengan kondisi air yang berganti dari jernih ke keruh kecoklatan menyusul hujan yang terjadi beberapa hari ini.
Karuan saja, aksi tangkap ikan yang oleh warga setempat dinamakan "ngumbo" disambut riang gembira oleh warga, karena aksi tangkap ikan mabuk ini hanya bisa dilakukan setahun sekali pergantian musim dari kemarau ke hujan, dan tradisi ini sudah berjalan puluhan tahun lamanya.
Baca Juga: Ditemani Suhandoyo, Tsalits Fahami dan Khusnul Yaqin, Abdul Ghofur Kembali Sowan Kyai Langitan
"Sangat senang sekali mas, apalagi ikan ngumbo (istilah masyarakat Lamongan menyebutnya) itu hanya terjadi sekali dalam setahun, tak nikmati ini mas," kata Tupa kepada kepada sejumlah wartawan.
Dalam menangkap ikan ini kata Tupa ia dan teman-teman nya tidak merasa kesulitan dan tak perlu susah payah membawa alat tangkap ikan, seperti jala, jaring atau lainnya. Warga cukup menangkap ikan tersebut dengan tangan kosong.
IMG-20201103-WA0024
Baca Juga: Amankan Proses Pilkada Hingga Paska, Operasi Mantap Praja Bertugas selama 135 Hari
Namun jika ingin mendapatkan tangkapan ikan yang lebih banyak mereka pun menggunakan alat tersebut. "Mudah sekali kok mas menangkap ikannya. Kita tinggal turun ke sungai dan mencarinya menggunakan tangan," jelasnya.
Ikan hasil tangkapan itu, biasanya oleh warga sekitar akan dijadikan sebagai lauk pauk saja. Namun jika tangkapan ikan mereka memperoleh banyak akan dijual dan dibagikan kepada warga yang membutuhkan. "Karena di sepanjang sungai Bengawan Solo ini orang-orangnya pada mengambil ikan semua, maka harga jual ikan pun terbilang murah, tapi lumayan meskipun hasilnya tidak seberapa tapi hal ini lumayan bisa
Baca Juga: Buntut Diduga Memfasilitasi Deklarasi Dukungan ke Yes, Pengusaha Tembakau ini Diperiksa Bawaslu
Namun tahun ini, tangkapan ikan yang tidak sebanyak tahun sebelumnya, hal itu disebabkan karena perubahan warna air sungai tidak begitu keruh. Meski demikian pihaknya tetap senang dengan adanya kegiatan tersebut. "Lumayan mas bisa dibuat hiburan, apalagi di masa pandemik COVID-19 saat ini,"pungkas pria yang bertubuh jangkung itu.jir
Editor : Mariana Setiawati