Epidemiologi Unair Ingatkan Eri, Varian Delta di Surabaya Telah Meluas

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 19 Agu 2021 20:41 WIB

Epidemiologi Unair Ingatkan Eri, Varian Delta di Surabaya Telah Meluas

i

Ibu Hamil antusias mengikuti vaksinasi massal dosis pertama di Airlangga Convention Centre (ACC) Kampus C Universitas Airlangga Surabaya, Jawa Timur, Kamis (19/8/2021). Sp/ant/didik kus/ali masduki

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) disebut berhasil menekan laju penyebaran Covid-19 pada Juni-Juli 2021. Bahkan angka penyebaran Covid-19 di Surabaya sendiri, dalam 2 pekan terakhir, dari laman Satgas Covid-19 Kota Surabaya, angka kasus positif di Surabaya stabil. Yakni tanpa ada penambahan kasus. Justru angka kesembuhan, terus meningkat, hingga menembus angka 6.612 kasus orang yang sembuh dari Covid-19. Ditambah, hingga Kamis (19/8/2021) kemarin, capaian vaksinasi Covid-19 di Kota Surabaya kini sudah mencapai 74,08 persen.

Meski begitu pakar Epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair) dr. Windhu Purnomo, MS, tidak cepat puas akan hasil tersebut. Bahkan ia memprediksi Surabaya masih belum mengalami penurunan kasus. Prediksi yang dibuat Tim Surveilans Covid-19 FKM Unair itu disampaikan Windhu saat FGD bersama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Rabu (18/8/2021).

Baca Juga: Permintaan Tinggi, Imigrasi Kelas I Surabaya Tambah Kuota M-Paspor 200 Slot Per Hari

Dia menyebut penambahan kasus Covid-19 di Surabaya akan stagnan mulai besok Kamis (19/8). "Itu stagnan prediksinya. Setelah tanggal 18 Agustus itu stagnan," ujar dia.

Berdasarkan laporan prediksi yang dibuat, dalam sehari diperkirakan akan ada penambahan kasus sebanyak 270. Kondisi itu akan berlangsung sampai akhir Agustus 2021.

Posisi stagnan itu bukan berarti bagus meski diprediksi tidak akan terjadi peningkatan kasus kondisi stagnan dalam waktu lama seiring diikuti lonjakan kasus secara tiba-tiba. Dia mewanti-wanti agar Satgas Penanganan Covid-19 tidak lengah dalam posisi stagnan itu karena itu tanda-tanda yang tidak baik. "Ini tidak bagus. Seharusnya turun. Banyak wilayah kalau kondisinya stagnan itu bisa tinggi lagi nanti," tutur dia.

 

Audit Medis Kematian

Selain itu, kasus kematian juga diprediksi akan bertambah. Bahkan, case fatality rate (CFR) di Surabaya diprediksi meningkat. "Kasus meninggal di Surabaya sedikit saja di atas nasional, tetapi tinggi sekali di atas global. Ini prediksi dan jangan sampai menjadi kenyataan. Ini harus turun," kata dia.

Windhu menyarankan agar pemerintah melakukan audit medis kematian dan investigasi menyeluruh mengenai penyebab tingginya tingkat kematian akibat Covid-19 di Surabaya yang mencapai 3,70 persen. "Orang boleh saja ketularan, meski kalau bisa jangan. Kematian ini harus benar-benar dicegah," pungkas Windhu.

Sementara, terkait capaian vaksinasi di kota Surabaya yang mencapai angka 74 persen, Windhu meminta untuk tidak cepat puas dan berhenti di sini saja. "Kalau bisa kita kejar vaksinasi sampai 100 persen penduduk Surabaya," katanya.

Menurut dia, ketika varian delta meluas, sebenarnya mustahil mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok alamiah.  "Makanya harus dikejar vaksinasi 100 persen, supaya Surabaya bisa masuk ke zona hijau. Yang paling penting, ayo kita perangi bersama-sama Covid-19 ini," katanya.

Baca Juga: KPU Kota Surabaya Mulai Seleksi Calon Anggota PPK dan PPS Pilkada 2024

Saat ini, lanjut dia, posisi Kota Surabaya masuk dalam level 4 sesuai dengan asesmen level situasi. Tentunya, lanjut dia, ini harus terus diturunkan. "Kalau dilihat dari situasinya, sudah banyak yang bagus karena sudah banyak penurunan," katanya.

Ia juga mengapresiasi pelaksanaan 3T (testing, tracing, treatment) yang ada di Kota Surabaya. Namun begitu, ia meminta semua orang yang sudah berhasil dilacak, harus dites semuanya.  "Saya kira mampu melakukan ini," ujarnya.

 

Dosis Vaksin Terbatas

Namun, yang menjadi kendala saat ini, untuk upaya mencapai target 100 persen divaksin, yakni pasokan dosis vaksin dari pemerintah pusat ke Pemkot Surabaya. Hal ini yang membuat Komisi D DPRD Kota Surabaya menekan pemerintah pusat, agar segera memberikan dosis vaksin ke Pemkot Surabaya.

Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, Khusnul Khotimah mengatakan, dari program vaksinasi Covid-19 di Surabaya belum mencapai 100% target Herd Immunity karena keterbatasan vaksin. “Untuk itu kami mendesak pemerintah pusat, melalu Pemprov Jatim agar segera memberikan tambahan jumlah vaksin ke Pemkot Surabaya.”ujarnya Kamis (19/8/2021).

Baca Juga: KPU Surabaya Paparkan Seleksi Calon Panitia Pemilihan Gubernur dan Walikota Tahun 2024

Ia menjelaskan, program vaksinasi Covid-19 di Surabaya sampai 14 Agustus 2021 untuk dosis pertama sudah tercapai 1.633.225 jiwa atau sudah 73,63% yang sudah tervaksinasi Covid-19.

Sementara untuk vaksin dosis ke dua, kata Khusnul Khatimah, sudah mencapai 50,48%  sama dengan 1.119.719 jiwa yang sudah divaksin.  “Dengan jumlah diatas tersebut itu artinya bahwa, vaksinasi di Surabaya tinggal sedikit lagi untuk mencapai herd immunity. Problem nya adalah stok vaksin kita sudah habis.”tegas politisi PDI Perjuangan Kota Surabaya ini.

Khusnul Khotimah kembali mengatakan, kebetulan Kamis (19/08/2021) di Surabaya diselenggarakan vaksinasi Covid-19 untuk ibu hamil, dan ini serentak di seluruh Indonesia untuk vaksinasi Covid-19 khusus ibu hamil. “Vaksinasi Covid-19 untuk ibu hamil ini dosis pertama, kita berharap 28 hari kedepan dosis kedua untuk ibu hamil sudah siap tersedia.”tutur Khusnul Khotimah.

Ia kembali menambahkan, meski semua masyarakat sudah melakukan vaksinasi Covid-19 dosis pertama, itu belum bisa menjadi indikator suatu wilayah sudah herd immunity. Sementara Herd immunity itu jika masyarakat sudah semua divaksin dosis ke dua.

Permintaan tersebut guna mempercepat target 100% Herd Immunity, bagi warga Kota Surabaya. Seperti diketahui herd immunity adalah, perlindungan secara tidak langsung dari suatu penyakit menular yang terwujud ketika sebuah populasi memiliki kekebalan. alq/dsy/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU